29 dalam proses pembelajaran. Pengajaran sendiri merupakan kegiatan guru dalam
memberikan ilmu dari berbagai sumber kepada siswa.
2.1.11 Model Pengajaran
Model pengajaran menurut Jihad dan Haris 2012: 25 mempunyai makna yang lebih luas daripada suatu strategi, metode, atau prosedur. Model pengajaran
dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam penyusunan kurikulum, mengatur siswa, dan memberi petunjuk kepada pengajar
di kelas. Joyce dan Weil 1982 dalam Sugandi dkk 2007:103 menjelaskan bahwa
model pengajaran merupakan suatu pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pengajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar
di kelas dalam setting pembelajaran maupun setting lainnya. Dikemukakan pula oleh Joice dan Weil bahwa model pengajaran dalam penerapannya secara umum
bercirikan 5 hal, yaitu 1 Sintaksis, 2 prinsip reaksi guru, 3 Sistem sosial, 4 Penunjang dan 5 efek pengajaran pengiring.
Menurut Joyce et al. 2009: 449 dengan memanfaatkan model pengajaran, guru bisa memulai langkah dengan dengan menjauhi dua kesalahan. Pertama,
anggapan bahwa satu model pengajaran adalah model yang sudah cocok dan pas serta paten untuk digunakan, sehingga model tersebut harus diterapkan demi
mendapat hasil terbaik. Kedua, anggapan bahwa masing-masing pembelajar memiliki gaya yang pas dalam pembelajaran yang tidak mungkin diubah atau
diperbaiki. Memilih suatu model mengajar, harus sesuaikan dengan realitas yang ada
30 dan situasi kelas yang ada. Selain itu juga pandangan hidup yang akan dihasilkan
dari proses kerjasama dilakukan antara guru dan siswa. Menurut Jihad dan Haris 2012: 26 Model-model pengajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan: tujuan
pembelajarannya, pola urutannya, dan sifat belajarnya. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa model
pengajaran merupakan suatu model yang digunakan guru untuk menyampaikan
ilmu kepada para siswa dalam suatu kegiatan pembelajaran. 2.1.12
Model Konvensional
Pengajaran konvensional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu model pengajaran yang sudah menjadi kebiasaan dari para guru dalam
memberikan materi pembelajaran kepada siswa. Model pengajaran konvensional yang biasa digunakan terdiri dari ceramah dan penugasan. Sumantri dan Permana
l998l999 dalam Abimanyu 2008: 6-3 menyatakan bahwa ceramah adalah cara mengajar yang paling popular dan banyak dilakukan oleh guru. Hal ini
karena penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan penjelasan secara lisan kepada siswa.
Kelebihan ceramah antara lain guru dapat menguasai kelas, hemat dalam penggunaan waktu. Kemudian, guru mudah menerangkan bahan pelajaran
berjumlah banyak, dapat diikuti siswa dalam jumlah besar dan mudah untuk dilaksanakan. Di samping itu, kekurangan dari ceramah, diantaranya siswa
menjadi jenuh terutama kalau guru tidak pandai menjelaskan. Selain itu juga materi ceramah terbatas pada yang diingat guru, informasi yang disampaikan
mudah usang dan ketinggalan zaman, serta terjadi interaksi satu arah yaitu dari
31 guru kepada siswa Abimanyu 2008: 6-4.
2.1.13 Model Memproses Informasi