2.7 Kerangka Berpikir
Upaya untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh model yang diterapkan oleh
guru. Model pembelajaran yang tepat akan menarik minat peserta didik untuk berperan aktif dan membuat pembelajaran menjadi berfokus pada peserta didik
atau students centered. Hal inilah yang menjadi indikator penting dalam menunjang keberhasilan proses.
Pengembangan cara berpikir peserta didik ini perlu dilatih dalam suatu pembelajaran dengan memberikan masalah-masalah yang dipecahkan dengan
membentuk group investigation. Penerapan metode tersebut maka peserta didik akan melakukan proses dinamika untuk memberikan respon terhadap masalah dan
memecahkan masalah tersebut Ulfah, 2014. Penerapan group investigation memiliki andil besar dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
peserta didik karena secara otomatis peserta didik memperoleh pengalaman yang dalam mencari solusi permasalahan dan pengetahuan secara lebih faktual. Hal ini
akan merangsang pola berpikir peserta didik dalam mencari solusi dan mengambil keputusan, dorongan-dorongan ini yang kemudian mampu mengembangkan
kemampuan pemecahan masalah peserta didik karena melakukan penyelidikan secara berkelompok akan terjun langsung dilapangan untuk mengatasi
permasalahan terkait materi yang dipelajari. Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah juga akan
berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik jika
dibandingkan dengan model pembelajaran ceramah karena dengan pembelajaran yang berbasis masalah peserta didik dikaitkan dengan penerapan materi
kehidupan sehari-hari serta kecerdasan dalam pengambilan keputusan untuk mencari solusi. Santoso 2011 menyatakan bahwa dengan menerapkan group
investigation dalam pembelajaran memiliki beberapa manfaat yaitu 1 memiliki dampak positif dalam hasil belajar peserta didik, 2 dapat meningkatkan motivasi
belajar peserta didik, 3 menerapkan group investigation dalam pembelajaran membuat peserta didik saling berinteraksi dan bekerjasama didalam kelompok
tanpa memandang latar belakang, dan 4 mendorong dan memotivasi peserta didik untuk aktif dalam proses belajar.
Pelaksanaan group investigation dalam penelitian ini saat proses belajar mengajar pada materi redoks yaitu dengan membagi peserta didik dalam beberapa
kelompok penyelidikan. Tiap-tiap kelompok penyelidikan mendapatkan tugas yang berbeda, menyelidiki tentang penerapan redoks dalam kehidupan sehari-
hari, seperti 1 penyelidikan tentang kondisi logam pada rumah warga di tepi laut, 2 menyelidiki reaksi redoks yang terjadi pada aki mobil, 3 menyelidiki reaksi
redoks yang terjadi pada saat penyambungan besi atau logam, 4 menyelidiki reaksi redoks pada pembuatan tape, 5 menyelidiki pencegahan korosi pada
logam menara pemancar dan 6 menyelidiki reaksi pengolahan logam menjadi barang bernilai ekonomis.
Penelitian ini menggunakan sampel dua kelas yaitu kelas X MIIA 1 sebagai kelas eksperimen dan X MIIA 3 sebagai kelas kontrol, dalam hal ini
diharapkan setelah penelitian kelas eksperimen akan memperoleh hasil belajar
yang lebih baik dengan tingkat kemampuan pemecahan masalah yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini terkait kelebihan dari penerapan
metode group investigation dalam model PBL sendiri yang diterapkan pada kelas eksperimen yaitu dengan menghadapkan peserta didik dengan masalah yang ada
dilingkungan sekitarnya sehingga mereka memperoleh langsung pengetahuan yang dipelajari dan pengalaman yang lebih baik juga. Selanjutnya peserta didik
dalam kelompok penyelidikannya berusaha secara aktif mencari informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi dan secara tidak langsung ini
mengaktifkan peserta didik. Sehingga dengan partisipasi aktif peserta didik ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan hasil
belajar peserta didik bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik di SMA N 2 Batang.
Secara ringkas penelitian yang akan dilakukan disajikan seperti pada Gambar 2.1 berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Pelaksanaan Penelitian Fakta di sekolah :
Pembelajaran kimia masih berpusat pada guru
Minat peserta didik dalam pembelajaran Kimia masih
kurang Peserta didik yang tuntas
KKM kurang dari 25 Dalam pembelajarannya
peserta didik masih kurang terlibat aktif
Sintak PBL : 1. Orientasi pada
masalah 2. Mengorganisasikan
kegiatan belajar 3. Penyelidikan mandiri
4. Menyajikan karya 5. Analisis evaluasi
Seharusnya di sekolah : Pembelajaran harus
berpusat pada peserta didik, guru hanya sebagai
fasilitator Kegiatan pembelajaran
yang digunakan harus dilengkapi metode lain
untuk mengaktifkan peserta didik
Peserta didik merasa antusias dan senang dalam
pembelajaran Kimia
Pembelajaran dengan berbasis Masalah PBL
Kemampuan pemecahan masalah peserta didik harus
dilatih agar berkembang Indikator Kemampuan
Pemecahan Masalah : 1. Memahami masalah
2. Merencanakan
penyelesaian 3. Melakukan perhitungan
4. Penalaran logis 5. Menemukan suatu pola
6. Pengecekan kembali
Implementasi Group Investigation dalam model PBL pada Materi Redoks untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Peserta didik SMAN 2 Batang
3.8 Hipotesis