Kemampuan Pemecahan Masalah TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Kemampuan Pemecahan Masalah

Kurikulum 2013 yang saat ini sudah dijalankan adalah mengedepankan kemandirian peserta didik dalam belajar, artinya peserta didik tidak hanya mengandalkan orang lain untuk mencerdaskan dirinya. Peserta didik tahu apa yang sedang dipelajari, apa yang telah dipelajari dan apa yang harus dipelajari. Pelajaran kimia pada materi reaksi oksidasi dan reduksi misalnya peserta didik dapat menganalisis sendiri mengenai materi tersebut, apa yang sudah diketahui dan yang perlu diperdalam, serta dapat memilah intisari materi yang akan dipelajari. Implementasi pelaksanaan kurikulum 2013 ini, maka kemampuan pemecahan masalah peserta didik ini harus mulai diberikan. Kemampuan pemecahan masalah berarti kecakapan menerapkan pengetahuan yang diperoleh sebelumnya ke dalam situasi yang baru dikenal Hertiavi dkk, 2010. Kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah , maka akan melatih peserta didik untuk mencari solusi dari materi yang sedang dipelajari dengan pengetahuan sebelumnya sehingga menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna bagi dirinya. Secara otomatis peserta didik akan mampu menyelesaikan masalah- masalah serupa ataupun berbeda dengan baik karena peserta didik sudah mendapat pengalaman konkret dari permasalahan terdahulu Trianto, 2007 Kegiatan belajar mengajar juga mengandung permasalahan yang hendak dipecahkan oleh peserta didik atau sekelompok peserta didik yaitu sutu pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari. Dalam aktivitas sehari-hari kemampuan ini juga berguna bagi peserta didik, karena dalam kehidupan tak terlepas dari permasalahan, sehingga ada bermacam solusi yang menjadi pegangan peserta didik dalam memecahkan masalah tersebut. Guru yang mengajarkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik berarti menjadikan peserta didik lebih analitis dalam mengambil keputusan dalam kehidupan nyata Herviati dkk, 2010. Ini berarti peserta didik diharuskan untuk mencari solusi permasalahan dengan mencari referensi, informasi yang relevan, menganalisis informasi, mengumpulkan data, meneliti kembali data dan kemudian menjadi solusi dari permasalahan yang dihadapi. Gagne menyatakan sebagaimana yang dikutip oleh Gelar Munasprianto 2008 bahwa dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah terdapat lima langkah yang harus dilakukan, sebagai berikut : … menyajikan masalah dalam bentuk lebih jelas; menyatakan masalah dalam bentuk yang operasional; menyusun hipotesis- hipotesis alternatif dan prosedur kerja yang diperkirakan baik untuk digunakan dalam memecahkan masalah itu; mengetes hipotesis dan melakukan kerja untuk memperoleh hasil; mengecek atau memeriksa kembali apakah hasil yang didapat sudah benar atau memiliki solusi pemecahan yang lebih baik. GelarMunasprianto, 2008 Kimia merupakan mata pelajaran yang terkait dengan isu-isu lingkungan sekitar, sehingga dalam pembelajarannya haruslah dapat menyelaraskan dengan fenomena yang ada. Seperti halnya dalam materi redoks, banyak persoalan dikehidupan sehari-hari yang terkait dengan materi ini untuk dilakukan suatu pemecahan agar dapat diberikan solusinya. Perkaratan atau peristiwa korosi pada besi misalnya yang dibiarkan begitu saja sehingga terjadi kontak langsung dengan air dan oksigen, hal inilah yang merupakan penyebab utama terjadinya korosi. Peristiwa korosi atau perkaratan tersebut merupakan salah satu contoh persoalan terkait redoks dalam kehidupan sehari-hari yang dibutuhkan suatu pemecahan yang realistis untuk melakukan pencegahannya. Perkembangan kemampuan pemecahan masalah peserta didik dalam kurikulum merupakan hal yang diperhatikan sehingga penyilidikan masalah kimia dalam setiap pokok bahasan diperlukan, dalam hal ini peran guru begitu penting. Pentingnya peran Guru dalam memngembangkan kemampuan pemecahan masalah adalah dengan aktivitas selama pembelajaran, misalnya dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan selama kegiatan belajar secara berkelanjutan dan efektif dapat merangsang peserta didik untuk mencari penyelesaian yang tepat. Apabila peserta didik dirasa kurang memahami atau kesulitan dalam mencari solusi, guru dapat menuntun peserta didik dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan acuan sebagai motivasi peserta didik atau bisa juga peserta didik melakukan kegiatan diskusi dengan beberapa teman kelasnya untuk mencari penyelesaian dari permasalahan yang terjadi. Dengan demikian pemberian otonomi seluas-luasnya kepada peserta didik dalam berpikir untuk menyelesaikan permasalahan dapat menumbuhkembangkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah dan berpikir strategis secara optimal Herman, 2008.

2.6 Tinjauan Tentang Konsep Redoks