Potensi Sebagai Daerah Pengembangan Agribisnis Potensi Sebagai Daerah Pengembangan Industri

Sebelum gerakan pengembangan kawasan agropolitan di kawasan agropolitan Merapi-Merbabu, pendapatan masyarakat tani masih tergolong rendah. Rendahnya pendapatan masyarakat tani disebabkan oleh lahan yang sempit per kelompok tani, sumberdaya manusia petani yang masih rendah dan usahatani yang masih individual. Organisasi petani masih bersifat sosial sehingga belum mampu berhadapan dengan pelaku usaha lain, terutama pasar. Tabel 11. Struktur Pekerjaan Penduduk Kawasan Agropolitan Merapi- Merbabu Kabupaten Magelang Tahun 2002 No Kecamatan Pertanian Non Pertanian Peternakan Non Peternakan 1 Dukun 55.63 44.37 33.54 66.46 2 Sawangan 79.10 20.90 53.71 46.29 3 Pakis 82.30 17.70 51.64 48.36 4 Candimulyo 44.46 55.54 9.63 90.37 5 Tegalrejo 39.22 60.78 68.04 31.96 6 Grabak 92.98 7.02 11.11 88.89 7 Ngablak 93.07 6.93 55.54 44.46 Sumber : Bappeda Kabupaten Magelang, 2002

5.1.3. Potensi Sebagai Daerah Pengembangan Agribisnis

Pada kawasan agropolitan Kabupaten Magelang, tanaman yang diusahakan terdiri dari tanaman pangan, tanaman hortikultura dan tanaman buah. Sebagian besar kawasan agropolitan Kabupaten Magelang menghasilkan tanaman hortikultura dataran tinggi. Komoditas sayuran dataran tinggi yang dihasilkan terdiri dari beberapa jenis tanaman seperti cabai, tomat, kobis, kentang dan brokoli. Selain sayuran dataran tinggi, ternak yang diusahakan di kawasan agropolitan Magelang adalah ternak sapi potong dan sapi perah. Produk olahan hasil usahatani yang diusahakan seperti abon, permen susu, susu, saus tomat, sambal, slondok, puyur dan sebagainya.

5.1.4. Potensi Sebagai Daerah Pengembangan Industri

Kegiatan industri di kawasan agropolitan terfokus pada kegiatan agroindustri makanan dengan bahan dasar produk-produk pertanian. Diantaranya adalah terdapat suatu sentra industri pengolah hasil pertanian yaitu industri slondok yang terdapat di Dusun Purwogondo Desa Sumur Arum Kecamatan Grabak dengan produksi 4 500 ton per tahun. Jangkauan pasar dari komoditas ini sudah mencapai beberapa daerah di Pulau Jawa. Selain itu, terdapat juga agroindustri pembuatan abon di Kecamatan Tegalrejo, Kecamatan Sawangan dan Kecamatan Ngablak. Masih banyak lagi potensi agroindustri di kawasan agropolitan Kabupaten Magelang yang akan dijelaskan pada Bab VI. 5.1.5. Potensi Sebagai Daerah Pengembangan Pariwisata Kawasan agropolitan Kabupaten Magelang sangat potensial untuk dikembangkan sektor agrowisata. Obyek wisata alam di kawasan agropolitan Merapi-Merbabu seperti Gardu Pandang dan air terjun Kedung Kayang di Kecamatan Sawangan, pos pengamatan Babadan di Kecamatan Dukun, Air terjun Seloprojo di Kecamatan Ngablak, pemandian air hangat Candi Umbul di Kecamatan Grabak, wisata taman sayur dan buah di Kecamatan Sawangan, Kecamatan Ngablak dan sebagainya. Sektor agrowisata tersebut memberikan trickle down effect kepada masyarakat sekitar. Trickle down effect-nya adalah memberikan tambahan penghasilan karena daerah sekitar obyek wisata menjadi ramai dan sarana transportasi utama menjadi lancar. Hasil pertanian seperti stroberi, buncis, tomat dan wortel dijadikan oleh-oleh khas bagi para wisatawan yang berkunjung.

5.2. Gambaran Umum Kawasan Agropolitan Borobudur