dimulai. Penelitian-penelitian sebelumnya lebih banyak melakukan analisis strategi pengembangan suatu kebijakan untuk kebijakan yang sudah terlaksana
atau sudah berjalan. Perbedaan selanjutnya adalah pada penelitian ini, kawasan yang menjadi lokasi penelitian adalah semua kawasan agropolitan di Kabupaten
Magelang. Penelitian sebelumnya lebih banyak difokuskan pada beberapa kawasan saja dalam satu Kabupaten atau Kotamadya.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu penggunaan alat analisis untuk menguji pendapat responden dan tingkat
pertumbuhan ekonomi wilayah. Berdasarkan perbedaan dan persamaan inilah, penelitian ini dilakukan untuk mencari strategi pengembangan agropolitan yang
tepat supaya terwujud kawasan agropolitan yang maju untuk kawasan baru yang akan dimulai kawasan agropolitan Borobudur. Melalui identifikasi kelebihan
dan kekurangan penerapan agropolitan pada kawasan yang sudah diterapkan agropolitan kawasan agropolitan Merapi-Merbabu sehingga secara keseluruhan
dapat terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Magelang.
2.4.1. Studi Mengenai Agropolitan Tabel 2
menunjukkan bahwa pada penelitian-penelitian sebelumnya, perkembangan agropolitan di masing-masing wilayah berbeda-beda sesuai dengan
kondisi fisik dan lingkungan wilayah.
Tabel 2. Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu Mengenai Agropolitan
No Nama Tempat
Penelitian Analisis
Ringkasan Hasil Penelitian
1 Setiawati
2004 Kecamatan
Seluas Kabupaten
Bengkayang Kalimantan Barat
Regresi logistik
Prasyarat untuk mewujudkan agropolitan terdiri dari prasyarat ekonomi yaitu
perbaikan struktur komunitas lokal yang terdiri dari modal finansial dan prasyarat
ekologis yaitu partisipasi masyarakat dalam perbaikan lingkungan.
2 Rahmawati
2005 Kecamatan Pakis,
Kecamatan Grabak dan
Kecamatan Sawangan
Kabupaten Magelang
Jawa Tengah
Deskriptif Fungsi sistem agroindustri di
Kecamatan Grabak, sistem agrowisata di Kecamatan Sawangan dan sistem
agribisnis di Kecamatan Pakis belum berjalan baik. Namun pemerintah terus
melakukan pembangunan untuk mengembangkan agropolitan pada
kawasan-kawasan tersebut.
2.4.2. Studi Mengenai Pertumbuhan Ekonomi Tabel
3 menunjukkan tingkat pertumbuhan ekonomi di beberapa wilayah
yang diakibatkan oleh suatu aktivitas tertentu dan pengaruh suatu sektor tertentu terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah.
Tabel 3. Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu Mengenai Pertumbuhan Ekonomi di Beberapa Wilayah
No Nama Tempat
Penelitian Analisis
Ringkasan Hasil Penelitian
1 Hermawati
2007 Propinsi
Sumatera Selatan shift share
Rata-rata pertumbuhan total PDRB dan laju pertumbuhan ekonomi sektoral
Propinsi Sumatera Selatan mengalami penurunan pada periode setelah
pemekaran wilayah.
2 Mahardini
2006 Propinsi Jawa
Barat shift share
Pertumbuhan PDRB Propinsi Jawa Barat mengalami peningkatan setelah
pemekaran wilayah. Kontribusi PDRB per sektor tertinggi setelah pemekaran
wilayah dimiliki sektor utilitas.
3 Wahyuni
2007 Kota Tangerang
shift share Pada masa otonomi daerah sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor pengangkutan
dan komunikasi merupakan sektor yang mempengaruhi laju pertumbuhan
ekonomi Kota Tangerang.
4 Farida
2006 Kabupaten
Kendal Propinsi Jawa
Tengah LQ
Sektor perikanan dan kelautan merupakan sektor basis dalam
perekonomian wilayah Kabupaten Kendal sehingga mampu menciptakan
kesempatan kerja untuk memenuhi kebutuhan pasar di dalam maupun luar
wilayah. 5
Oktaviani 2007
Kabupaten Kuningan
shift share Sektor industri pengolahan; sektor
pengangkutan dan komunikasi dan
sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mempunyai potensi untuk
dikembangkan karena masing-masing sektor mempunyai laju pertumbuhan
yang cepat progresif dan daya saing yang tinggi.
2.4.3. Studi Penyebaran Fasilitas Publik