Substrategi Prioritas Pengembangan Agropolitan Kawasan Borobudur

Gambar 3. Nilai Bobot Strategi Pengembangan Agropolitan di Kabupaten Magelang Keterangan : I : Pembangunan prasarana fisik pendukung agribisnis-agrowisata II : Pengembangan sumberdaya pelaku agribisnis-agrowisata III : Pengembangan agribisnis

8.1.2. Substrategi Prioritas Pengembangan Agropolitan Kawasan Borobudur

Substrategi yang menjadi prioritas secara berurutan dalam strategi pengembangan sumberdaya pelaku agribisnis-agrowisata adalah pelatihan bisnis dengan bobot 0.800 dan yang kedua pelatihan pemandu wisata dengan bobot 0.200. Pelatihan bisnis merupakan langkah penting yang harus dilakukan untuk mengembangkan agropolitan di Kabupaten Magelang yang berkaitan dengan pengembangan sumberdaya manusia pelaku. Dengan berkembangnya kemampuan masyarakat dalam usaha bisnis diharapkan dapat meningkatkan nilai jual serta kesejahteraan masyarakat. Pelatihan pemandu wisata juga penting dilakukan karena melihat potensi agrowisata maupun wisata budaya dan wisata olahraga di kawasan agropolitan Borobudur. 0.250 0.500 0.250 0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500 1 I II III Gambar 4. Nilai Bobot Substrategi pada Strategi Pengembangan Sumberdaya Pelaku Agribisnis-Agrowisata Keterangan : H : Pelatihan bisnis I : Pelatihan pemandu agrowisata Dalam pembangunan prasarana fisik pendukung agribisnis agrowisata yang lebih penting dilakukan adalah pembangunan jalan poros desa dengan bobot 0.213. Pembangunan jalan poros desa sangat penting dilakukan guna memperlancar proses pemasaran dan pengadaan input produksi pertanian bagi masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Substrategi kedua yang perlu dilakukan adalah pembangunan jalan usahatani di sentra produksi dengan bobot 0.191. Dengan pembangunan dan perbaikan jalan usahatani, akan mempermudah petani dalam pemasaran produk dan pengadaan sarana pertanian. Substrategi ketiga yang perlu dilakukan adalah pembangunan sub terminal agribisnis-agrowisata dengan bobot 0.167. Pembangunan sub terminal agribisnis-agrowisata diharapkan dapat memperluas jangkauan pemasaran bagi petani dan menghilangkan ketergantungan petani untuk menjual produknya kepada tengkulak. Substrategi keempat yang perlu dikembangkan adalah irigasi dengan bobot 0.162. Dengan dibangunnya irigasi diharapkan dapat mengatasi permasalahan distribusi air dan meningkatkan produktivitas pertanian. Substrategi yang kelima adalah pasar ikan Gapoktan di kota tani dengan bobot 0.140. Pasar ikan Gapoktan yang ada terbukti sangat membantu petani ikan dalam 0.800 0.200 0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500 0.600 0.700 0.800 I H penyediaan bibit dan penjualan hasil panen ikan. Penambahan pasar ikan Gapoktan diharapkan dapat meningkatkan nilai jual ikan dan menyediakan informasi mengenai perlakuan usahatani ikan serta pemasaran ikan. Substrategi yang keenam yaitu sarana wisata kulier ikan, kelinci, kambing, minuman dan sebagainya dengan bobot 0.76. Pengembangan sarana kuliner di kawasan agrowisata diharapkan dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung kembali dan merasa nyaman berkunjung pada obyek-obyek wisata tersebut. Substrategi yang terakhir adalah trek wisata air arung jeram di Kali Gending, Kali Elo, Kali Progo dan Kali Tangsi dengan bobot 0.050. Peningkatan fasilitas wisata olahraga air tersebut diharapkan dapat memperbanyak jumlah pengunjung dan mendukung proses promosi kepariwisataan Kabupaten Magelang. Gambar 5. Nilai Bobot Prioritas Substrategi pada Strategi Pembangunan Prasarana Fisik Pendukung Agribisnis-Agrowisata Keterangan : A : Sub terminal agribisnis-agrowisata di kota tani utama Borobudur B : Jalan poros desa kawasan sentra produksi, kawasan agrowisata, kawasan agroindustri C : Jalan usahatani di sentra produksi D : Irigasi irigasi pompa, irigasi permukaan E : Trek wisata air arung jeram di Kali Gending, Kali Elo, Kali Progo, Kali Tangsi F : Sarana wisata kuliner ikan, kelinci, kambing, minuman, dan sebagainya G : Pasar ikan Gapoktan di kota tani Strategi prioritas kedua lainnya adalah strategi pengembangan agribisnis. Substrategi prioritas utama pada strategi ini yang harus dikembangkan adalah pengembangan industri wisata di desa wisata dengan bobot 0.264. Dengan peningkatan industri wisata di desa wisata diharapkan dapat menambah 0.167 0.21 0.191 0.162 0.050 0.076 0.140 0.000 0.100 0.150 0.200 0.250 0.050 G F E D C B A ketertarikan wisatawan terhadap obyek wisata yang ada pada kawasan tersebut sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah. Substrategi prioritas yang kedua adalah usahatani ternak kecil dan agroindustri dengan bobot yang sama sebesar 0.197. Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua substrategi tersebut sama pentingnya yang harus dilakukan secara bersamaan. Dengan peningkatan usahatani ternak dan agroindustri itu berarti memanfaatkan potensi lokal yang ada untuk peningkatan perekonomian wilayah. Substrategi ketiga yang harus dilakukan adalah usahatani buah dan usahatani ikan dengan bobot yang sama sebesar 0.171. Usahatani buah dan ikan yang memiliki potensi untuk berkembang tetapi belum ada perlakuan yang optimal sehingga usahatani buah dan ikan hanya sebatas skala kecil. Untuk itu perlu pengembangan usahatani tersebut sehingga bernilai jual yang lebih tinggi. Gambar 6. Nilai Bobot Prioritas Substrategi pada Strategi Pengembangan Agribisnis Keterangan : J : Usahatani buah pepaya, kelengkeng, melon, rambutan, semangka K : Usahatani ikan benih, ikan lauk, ikan hias L : Usahatani ternak kecil kambing, ayam kampung, kelinci M : Agroindustri pangan berupa makanan, minuman dan cinderamata berbahan baku produk pertanian N : Pengembangan industri wisata di desa wisata wisata alam, wisata air, wisata budaya, wisata religi, wisata kuliner 0.171 0.171 0.197 0.197 0.264 0.000 0.050 0.100 0.150 0.200 0.250 0.300 N M L K J Keterangan : A : Sub terminal agribisnis-agrowisata di Kota Tani Utama Borobudur B : Jalan poros desa kawasan sentra produksi, kawasan agrowisata, kawasan agroindustri C : Jalan usahatani di sentra produksi D : Irigasi irigasi pompa, irigasi permukaan E : Trek wisata air arung jeram di Kali Gending, Kali Elo, Kali Progo, Kali Tangsi F : Sarana wisata kuliner ikan, kelinci, kambing, minuman, dan sebagainya G : Pasar ikan Gapoktan di kota tani H : Pelatihan bisnis I : Pelatihan pemandu agrowisata J : Usahatani buah pepaya, kelengkeng, melon, rambutan, semangka K : Usahatani ikan benih, ikan lauk, ikan hias L : Usahatani ternak kecil kambing, ayam kampung, kelinci M : Agroindustri pangan berupa makanan, minuman dan cinderamata berbahan baku produk pertanian N : Pengembangan industri wisata di desa wisata wisata alam, wisata air, wisata budaya, wisata religi, wisata kuliner Gambar 7. Hasil Pengolahan Horisontal Pendapat Gabungan Pemilihan strategi pengembangan agropolitan di kawasan agropolitan Borobudur Membangun prasarana fisik pendukung agribisnis-agrowisata 0,250 Pengembangan sumberdaya pelaku agribisnis-agrowisata 0,500 Pengembangan agribisnis 0,250 A 0,167 B 0,213 C 0,191 D 0,162 E 0,050 F 0,076 G 0,140 H 0,800 I 0.200 J 0,171 K 0,171 L 0,197 M 0,197 N 0,264

8.2. Pengolahan Vertikal