Keadaan Wilayah dan Geografis Kependudukan dan Tenaga Kerja

5.1.1. Keadaan Wilayah dan Geografis

Keadaan wilayah dan geografis pada tujuh kawasan agropolitan dapat dilihat dalam Tabel 10. Kawasan agropolitan Merapi-Merbabu Kabupaten Magelang mempunyai iklim yang bersifat tropis dengan temperatur antara 20 derajat sampai 26 derajat celcius. Suhu yang rendah tersebut dikarenakan letak kawasan agropolitan yang cukup tinggi dan dipengaruhi oleh iklim pegunungan Merapi dan Merbabu. Curah hujan pada wilayah tersebut terjadi pada Bulan Oktober sampai dengan April sedangkan musim kemarau terjadi pada Bulan Mei sampai dengan September.

5.1.2. Kependudukan dan Tenaga Kerja

Jumlah penduduk yang tinggal di kawasan agropolitan Merapi-Merbabu pada tahun 2006 adalah sebesar 374 689 jiwa atau 31.75 persen dari seluruh penduduk yang ada di Kabupaten Magelang. Mata pencaharian penduduk di kawasan agropolitan sangat bervariasi meliputi pertanian, pertambangan, industri, listrik, gas dan air bersih, konstruksi, perdagangan, komunikasi, keuangan, jasa dan lainnya. Sebagian besar penduduk pada kawasan agropolitan Merapi- Merbabu bergerak di sektor pertanian. Kegiatan pertanian ini dibagi atas dua pertanian utama yaitu kegiatan pertanian tanaman pangan dan kegiatan peternakan. Jumlah penduduk kawasan agropolitan pada tahun 2006 untuk Kecamatan Dukun sebesar 41 113 jiwa, Kecamatan Sawangan sebesar 51 139 jiwa, Kecamatan Grabak sebesar 61 930, Kecamatan Ngablak sebesar 39 951 jiwa dan total Kecamatan Pakis, Kecamatan Candimulyo, Kecamatan Tegalrejo sebesar 96 399 jiwa. Struktur pekerjaan penduduk pada kawasan agropolitan Kabupaten Magelang dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 10. Kondisi Wilayah dan Geografis Kawasan Agropolitan Merapi-Merbabu Kabupaten Magelang Luas Penggunaan Tanah Hektar Tahun 2006 No Kawasan Luas Wilayah Kawasan Agropolitan Hektar Persentase Terhadap Luas Total Jarak dari Ibukota Kabupaten ke Kecamatan Kilometer Ketinggian Daerah dari Permukaan Laut Meter Jenis Tanah Tanah Sawah Tanah Kering 1 Dukun 5 340 16.45 21 578 Komplek regosol kelabuan, litosol, regosol coklat 2 532 5 340 2 Sawangan 7 237 22.27 15 575 Komplek andosol kelabu tua, litosol, latosol coklat, andosol coklat 1 653 7 237 3 Pakis 6 956 21.40 29 841 Komplek andosol, andosol coklat 284 6 956 4 Ngablak 4 380 13.49 37 1 378 Komplek andosol kelabu tua, litosol, latosol coklat kemerahan, andosol coklat 187 4 380 5 Grabak 6 173 18.99 33 680 Latosol coklat, latosol coklat kemerahan, andosol coklat 2 430 7 715 6 Tegalrejo 5 4.5 22 478 Aluvial coklat tua, latosol coklat 1 734 3 589 7 Candimulyo 4 2.9 17 437 Aluvial kelabu, aluvial coklat tua, latosol coklat 1 458 4 695 Sumber : BPS, Bappeda Kabupaten Magelang 2002, 2006 Sebelum gerakan pengembangan kawasan agropolitan di kawasan agropolitan Merapi-Merbabu, pendapatan masyarakat tani masih tergolong rendah. Rendahnya pendapatan masyarakat tani disebabkan oleh lahan yang sempit per kelompok tani, sumberdaya manusia petani yang masih rendah dan usahatani yang masih individual. Organisasi petani masih bersifat sosial sehingga belum mampu berhadapan dengan pelaku usaha lain, terutama pasar. Tabel 11. Struktur Pekerjaan Penduduk Kawasan Agropolitan Merapi- Merbabu Kabupaten Magelang Tahun 2002 No Kecamatan Pertanian Non Pertanian Peternakan Non Peternakan 1 Dukun 55.63 44.37 33.54 66.46 2 Sawangan 79.10 20.90 53.71 46.29 3 Pakis 82.30 17.70 51.64 48.36 4 Candimulyo 44.46 55.54 9.63 90.37 5 Tegalrejo 39.22 60.78 68.04 31.96 6 Grabak 92.98 7.02 11.11 88.89 7 Ngablak 93.07 6.93 55.54 44.46 Sumber : Bappeda Kabupaten Magelang, 2002

5.1.3. Potensi Sebagai Daerah Pengembangan Agribisnis