Sistem Agribisnis A. Subsistem Penyediaan Prasarana, Sarana dan Teknologi Usahatani

6.2.2. Sistem Agroindustri

Kegiatan industri yang diusahakan oleh masyarakat adalah industri pengolahan produk makanan berupa keripik salak dan keripik nangka. Usaha agroindustri tersebut berskala rumah tangga, dengan tenaga kerja anggota keluarga masing-masing. Teknologi yang digunakan dalam pengolahan keripik tersebut adalah teknologi sederhana dan teknologi modern menggunakan vacum friying . Sebagian besar proses pengepakan dengan menggunakan plastik dan tidak berlabel, tetapi ada juga yang sudah melakukan pengepakan dengan plastik berlabel. Kendala yang sering dihadapi masyarakat adalah sebagian besar pengrajin produk keripik adalah pengrajin dengan skala usaha kecil sehingga mengalami kesulitan dalam penjualan. Harga yang ditawarkan oleh pengrajin pun masih tergolong rendah karena tidak ada sistem pengepakan yang modern.

6.3. Kawasan Agropolitan Sawangan

6.3.1. Sistem Agribisnis A. Subsistem Penyediaan Prasarana, Sarana dan Teknologi Usahatani

Benih yang digunakan dalam sistem budidaya diusahakan sendiri oleh petani dengan teknologi dan peralatan semi modern. Bantuan bibit dari pemerintah pada umumnya adalah bibit percobaan yang dicobakan di kawasan ini. Bantuan bibit percobaan yang sudah diterima petani antara lain bibit jagung yang diberikan tahun 2008, bibit kubis, bibit tomat dan bibit cabai. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang dan pupuk kimia. Pupuk kandang diperoleh dari integrasi vertikal antara ternak dan tanaman usahatani. Kendala pada subsistem ini adalah ketidakmampuan petani dalam pengadaan teknologi agribisnis yang modern dan keterbatasan modal petani dalam pembelian bibit sapi sehingga tidak jarang petani menggunakan sistem gaduhan. Sitem gaduhan yang dimaksud adalah petani mendapat bantuan sapi perah dari pihak pemerintah atau swasta yang dipelihara dan diternakkan oleh petani. Kemudian petani mengembalikan sapi tersebut dalam bentuk sapi atau uang setelah sapi tersebut beranak. Kondisi kandang sapi perah yang kurang memenuhi persyaratan juga menjadi kendala dalam subsistem ini.

B. Subsistem Produksi Usahatani

Komoditas pertanian yang diusahakan di kawasan ini adalah komoditas sayuran dataran tinggi dan ternak sapi perah. Komoditas unggulan kawasan agropolitan Sawangan adalah stroberi. Teknologi usahatani yang digunakan adalah teknologi semi modern seperti mulsa plastik dan green house. Kendala yang dihadapi pada subsistem usahatani adalah kerusakan tanaman yang tidak menentu sesuai pergantian musim, kelebihan air di musim penghujan dan kekurangan air di musim kemarau. Usaha untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah telah mengembangkan sistem pendistribusian air dengan teknologi sederhana dan pembangunan klinik agribisnis di setiap desa. Usahatani ternak sapi diusahakan oleh hampir setiap kepala keluarga. Sebagian besar petani memiliki sapi perah sendiri, tetapi ada juga beberapa petani yang memelihara sapi dengan sistem gaduhan. Produksi rata-rata susu sampai tahun 2007 kurang lebih 10 literharisapi. Bantuan sapi perah dari Pemerintah Daerah kabupaten Magelang sebesar 13-20 ekor per desa. Sistem distribusi sapi perah tersebut secara bergilir kepada semua petani.

C. Subsistem Pengolahan Hasil dan Pascapanen

Kegiatan pascapanen yang dilakukan adalah kegiatan sortasi dan pencucian hasil usahatani secara manual serta industri pengolahan hasil pertanian menjadi produk makanan. Produk makanan yang dihasilkan adalah saus dengan bahan baku tomat dan cabai, dodol stroberi serta susu sapi.

D. Subsistem Pemasaran

Pemasaran produk usahatani dilakukan dengan memasarkan langsung ke STA Kecamatan Sawangan dan STA Sewukan Kecamatan Dukun serta dijual langsung ke supermarket. Penjualan ke tengkulak jarang dilakukan oleh petani di kawasan ini. Ekspansi pasar meliputi kawasan sekitar Kabupaten Magelang dan daerah sekitar Propinsi Jawa Tengah. Pemasaran produk makanan hasil pengolahan produk usahatani dipasarkan melalui distributor atau dipasarkan langsung ke pasar tradisional, toko-toko makanan atau dijajakan langsung oleh petani di kawasan agrowisata Gardu Pandang. Khusus pemasaran susu, sebagian besar petani memasarkan lewat Koperasi Unit Desa KUD sehingga berapapun jumlah produksi ada yang menampung karena KUD melayani penjualan susu setiap hari.

E. Subsistem Penunjang

Lembaga keuangan telah ada dan berfungsi cukup baik meskipun dalam sisi jumlah belum memadai. Namun, petani jarang memanfaatkan fasilitas lembaga keuangan tersebut karena prosedur yang rumit serta bunga yang dirasa cukup tinggi. Lembaga keuangan yang sering digunakan oleh petani di kawasan ini yaitu KUD dan bantuan tanpa bunga oleh pemerintah. Kelompok tani ada di setiap dusun dan Gapoktan ada di setiap desa. Pelatihan mandiri oleh kelompok tani dan Gapoktan sudah berjalan lancar. Selain itu, terdapat juga paguyuban peternak sapi perah yang sering mendapat bimbingan dari penyuluh dapangan.

6.3.2. Sistem Agroindustri