Metode Analisis Data Efektivitas Penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah Terhadap Pendapatan Petani (Kasus Kecamatan Binong, dan Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang, Jawa Barat)

Berdasarkan keterangan tersebut maka jumlah contoh yang diambil pada penelitian ini adalah sebanyak 40 orang petani padi. Jumlah 40 orang petani tersebut diambil dari dua kecamatan berbeda yaitu: 20 responden dari Kecamatan Binong termasuk dalam Golongan I, dan 20 responden dari Kecamatan Pusakanagara termasuk Golongan IV. Penelitian dilaksanakan hanya pada petani Golongan I dan petani Golongan IV, karena kedua golongan memiliki perbedaan waktu tanam yang cukup lama yaitu ± dua bulan. Hal ini akan berakibat pada saat panen, Golongan I kemungkinan memiliki keunggulan seperti: 1 Harga jual yang tinggi pada saat panen karena melakukan kegiatan panen lebih awal dibanding petani Golongan IV, 2 Ketersediaan sarana produksi, dan 3 Permintaan terhadap hasil panen masih tinggi. Besarnya jumlah contoh yang diambil ini didasarkan kepada pendapat Walpole 1995, yang menyatakan bahwa apabila jumlah dan ragam dari populasi yang akan diteliti tidak diketahui dengan jelas, maka jumlah contoh yang dapat diambil adalah sebanyak ≥ 30 contoh. DPM LUEP diketahui dengan mencari informasi dari pemerintah setempat, dan melakukan wawancara dengan perusahaan penyosohan beras yang telah mendapatkan DPM LUEP sebagai responden.

4.4 Metode Analisis Data

Data primer dan data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk melihat kegiatan produksi pada usahatani padi di lokasi penelitian. Beberapa hal lain yang terkait dengan penelitian ini diuraikan secara deskriptif dan menggunakan gambar untuk memperjelas uraian tersebut. Analisis kuantitatif disajikan dalam bentuk tabulasi, analisis ini bertujuan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk tabel yang mudah dibaca.

4.4.1 Analisa Usahatani

Dalam analisa usahatani unsur yang dilihat adalah pengeluaran dan pendapatan usahatani petani padi. Analisa pendapatan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Pendapatan atas biaya tunai adalah pendapatan yang didasarkan kepada biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam bentuk uang, sedangkan pendapatan atas biaya total adalah pendapatan yang didasarkan atas semua biaya yang dikeluarkan, baik tunai maupun tidak tunai. Metode perhitungan pendapatan usahatani padi tersaji pada Tabel 7. Tabel 7 Metode Perhitungan Pendapatan Usahatani Padi A. Penerimaan Tunai Harga x Hasil panen yang dijual kg B. Penerimaan yang diperhitungkan Harga x Hasil panen yang dikonsumsi kg C. Total Penerimaan A + B D. Pengeluaran Tunai a. Biaya Sarana Produksi - Pembelian Benih - Pembelian Pupuk - Pembelian Pestisida b. Upah Tenaga Kerja c. Sewa Alat Bajak d. Sewa Tanah e. Pajak E. Pengeluaran Diperhitungkan a. Upah Tenaga Kerja Dalam Keluarga b. Nilai Penyusutan Alat c. Benih d. Sewa Lahan F. Total Pengeluaran D + E G. Pendapatan atas Biaya Total C – F H. Pendapatan atas Biaya Tunai C – D J. Pendapatan Bersih H – Bunga Sumber: Hernanto, 1991 Perhitungan efisiensi usahataninya, dapat diketahui dari perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya pada masing-masing usahatani, dan dapat dirumuskan sebagai berikut: RC = Total Penerimaan Total Biaya

4.4.2 Analisis Tataniaga

Analisis tataniaga dapat diketahui melalui analisis saluran tataniaga yang dilakukan oleh petani padi di tempat penelitian. Kegiatan tataniaga yang dilakukan apakah sudah efisien atau belum, ataukah pendapatan petani yang rendah merupakan efek dari saluran tataniaga yang kurang tepat.

4.4.3 Metode Analisis Efektivitas Penetapan HPP Gabah

Kegiatan yang dilaksanakan dalam menganalisa efektivitas penetapan HPP gabah dengan menggunakan analisa deskriptif. Analisis tersebut memberikan gambaran tentang data yang dimiliki. Pendeskripsian data dapat menggunakan berbagai cara seperti menjelaskan keefektifan HPP setelah menganalisa harga jual gabah pada saat panen diatas HPP atau tidak, dan menghitung pendapatan petani, sehingga dapat ditarik kesimpulan efektif atau tidaknya kebijakan tersebut. Etzioni 1985, menyatakan bahwa pengukuran terhadap efektivitas dapat dilihat melalui keberhasilan tujuan yang dicapai. Pengukuran tehadap efektivitas akan mudah apabila mempunyai tujuan yang terbatas dan kongkrit. Ukuran efektivitas HPP menggunakan satu indikator yaitu harga jual pada saat panen diatas HPP atau tidak

4.4.4 Metode Analisis Efektivitas DPM LUEP

Metode yang digunakan dalam menganalisa efektivitas DPM LUEP dengan menggunakan analisa deskriptif. Pendeskripsian data dapat menggunakan berbagai cara seperti menjelaskan keefektifan DPM LUEP bagi petani di lokasi penelitian. Ukuran efektivitas yang digunakan adalah sudah terdapat perusahaan penyosohan beras yang mendapatkan DPM LUEP atau belum pada lokasi penelitian. V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN PROFIL USAHATANI RESPONDEN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian