Penggunaan Input Efektivitas Penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah Terhadap Pendapatan Petani (Kasus Kecamatan Binong, dan Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang, Jawa Barat)

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

6.1 Penggunaan Input

6.1.1 Benih

Pada pelaksanaan usahatani padi, benih yang digunakan oleh petani di Kecamatan Binong yang termasuk Golongan I satu dan di Kecamatan Pusakanagara termasuk Golongan IV empat dalam memperoleh air pada kegiatan penanamannya sebagian besar adalah padi varietas ciherang. Adapun alasan petani menggunakan varietas tersebut karena varietas ini memiliki keunggulan tahan terhadap serangan hama penyakit. Selain itu umur panen relatif pendek dan benihnya mudah diperoleh dengan harga relatif terjangkau, selain itu juga ada petani yang menggunakan benih varietas ketan dan IR-42. Benih yang digunakan untuk usahatani padi sebanyak 15 - 30 kilogram per hektar, relatif sama dengan benih yang dianjurkan oleh pemerintah yaitu sebanyak 25 kilogram per hektar. Hal ini terjadi karena petani dalam penanamannya sudah menggunakan jarak tanam seperti disarankan oleh penyuluh pertanian daerah tersebut.

6.1.2 Pupuk

Petani padi Golongan I dan Golongan IV umumnya membudidayakan tanaman padi dengan menggunakan pupuk kimia Urea, TSP, NPK. Pupuk yang digunakan oleh petani rata-rata untuk per hektarnya adalah 503,94 kilogram untuk total penggunaan pupuk Urea, TSP dan KCL. Apabila dibandingkan dengan dosis yang dianjurkan oleh pemerintah, yaitu 200 kilogram, 100 kilorgram TSP, dan 100 kilogram NPK total = 400 kilogram per hektar maka jumlah pupuk yang digunakan oleh petani masih lebih besar dari dosis yang dianjurkan pemerintah. Kegiatan pemupukan yang dilakukan petani Kecamatan Binong lebih sedikit dibandingkan petani Kecamatan Pusakanagara. Hal ini disebabkan karena setiap petani memiliki takaran masing-masing yang biasa dilakukan dalam kegiatan usahataninya. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata penggunaan pupuk yang digunakan oleh petani Kecamatan Binong dan Kecamatan Pusakanagara Tahun 2007 tersaji pada Tabel 18. Tabel 18 Rata-rata Penggunaan Pupuk yang Digunakan Oleh Petani Kecamatan Binong Golongan I dan Petani Kecamatan Pusakanagara Golongan IV Tahun 2007 Kilogram Jenis Pupuk Golongan I Golongan IV Urea 225 290,50 TSP 136,67 142,50 NPK 121,54 91,67 Berdasarkan Tabel 18 dapat diketahui bahwa jumlah pupuk yang digunakan oleh petani Golongan IV lebih banyak dibandingkan petani Golongan I. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan pupuk Urea oleh petani Golongan I adalah 225 kilogram per hektar sedangkan petani Golongan IV 290,50 kilogram per hektar. Hal ini menyebabkan biaya pengeluaran untuk membeli pupuk oleh petani Golongan IV lebih besar yaitu Rp 1.561.000 sedangkan petani Golongan I yaitu rata-rata Rp 1.559.150 per hektar. Harga pupuk per kilogramnya adalah sama dengan Rp 1.250 untuk Urea, Rp 1.800 untuk TSP, dan Rp 2.000 untuk NPK, dalam mendapatkan pupuk ini petani dapat memperolehnya di toko-toko pertanian yang terdapat di sekitar daerah penanaman atau pemukiman.

6.1.3 Pestisida

Usahatani padi juga tidak terlepas dari pengganggu seperti hama dan penyakit. Pengendali hama dan penyakit padi oleh petani biasanya dengan menggunakan pestisida. Pestisida yang digunakan adalah pestisida dalam bentuk semprot, untuk mengantisipasi serangan hama dan penyakit tersebut petani menyemprotkan pestisida yang biasa digunakan dalam kegiatan uasahataninya. Selain itu juga menggunakan bahan bakar jenis solar yang digunakan sebagai obat hama wereng. Jenis pestisida yang digunakan oleh petani padi Kecamatan Binong dan Kecamatan Pusakanagara ada yang menggunakan merek dagang yang sama dan ada pula yang berbeda, hal tersebut disebabkan banyaknya jenis merek dagang yang beredar di pasar, sehingga dalam penggunaan obat tergantung kepercayaan petani terhadap merek dagang tertentu. Kegiatan Pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan oleh petani Golngan I lebih sedikit dibandingkan petani Golongan IV. Hal ini dapat dilihat dari besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membeli obat pestisida Golongan I adalah Rp 2.234.200, sedangkan petani Golongan IV adalah Rp 2.604.800 karena petani Kecamatan Pusakanagara lebih teliti dalam mengantisipasi serangan hama dan penyakit.

6.2 Penggunaan Tenaga Kerja