Karakteristik Responden Efektivitas Penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah Terhadap Pendapatan Petani (Kasus Kecamatan Binong, dan Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang, Jawa Barat)

5.3 Karakteristik Responden

Karakteristik umum responden yang diuraikan meliputi: umur petani, tingkat pendidikan, luas kepemilikan lahan, dan status usahatani. Adapun karakteristik yang dapat diuraikan adalah sebagai berikut:

5.3.1 Umur Petani

Berdasarkan hasil wawancara pada 40 petani, 20 petani yang terdapat di Kecamatan Binong dan 20 petani terdapat di Kecamatan Pusakanagara, diperoleh data yang menunjukkan bahwa sebaran umur responden di Kecamatan Binong dan Kecamatan Pusakanagara dimulai dari umur 31 - 72 tahun. Berdasarkan sebaran tersebut diketahui bahwa jumlah petani paling banyak terdapat pada golongan umur 46-50 tahun yaitu sebanyak 22,50 persen. Jumlah dan persentase petani responden menurut golongan umur di Kecamatan Binong dan Kecamatan Pusakanagara Tahun 2007 tersaji pada Tabel 11. Tabel 11 Jumlah dan Persentase petani Responden menurut Golongan Umur di Kecamatan Binong dan Kecamatan Pusakanagara Tahun 2007 Golongan Umur Tahun Jumlah Jiwa Persentase 30-35 3 7,50 36-40 6 15,00 41-45 7 17,50 46-50 9 22,50 51-55 5 12,50 56-60 5 12,50 61-65 3 7,50 66-70 1 2,50 71-75 1 2,50 Jumlah 40 100 Tabel 11 memperlihatkan bahwa usahatani padi dikembangkan oleh sebagian besar petani tanpa memandang usia. Artinya petani yang mengusahakan padi di Kecamatan Binong dan Kecamatan Pusakanagara adalah petani yang berusia 30 - 35 tahun sampai petani yang berusia 71 - 75 tahun. Usahatani padi biasanya dikembangkan oleh petani yang merupakan usaha turun-temurun dari orang tuanya karena sudah semenjak kecil petani tersebut dikenalkan dengan teknik bertani.

5.3.2 Tingkat Pendidikan

Latar belakang pendidikan yang ditempuh akan mempengaruhi bagaimana cara petani berpikir dan bertindak. Tingkat pendidikan yang diukur disini adalah tingkat pendidikan formal dan non formal. Hasil wawancara dengan petani responden menunjukan bahwa tingkat pendidikan sebagian besar petani padi sudah mengikuti pendidikan formal, tetapi pada umumnya masih rendah hanya sebatas tamat Sekolah Dasar SD atau sederajat yaitu sebanyak 14 jiwa 35,00 persen. Petani responden yang lainnya sembilan jiwa 22,50 persen tidak tamat SD, tujuh jiwa 17,50 persen adalah tamat SLTP atau sederajat, sembilan jiwa 22,50 persen tamat SLTA atau sederajat dan terdapat satu jiwa 2,50 persen yang tamat Perguruan Tinggi atau Sarjana. Sebaran jumlah petani responden menurut tingkat pendidikan Tahun 2007 tersaji pada Tabel 12. Tabel 12 Sebaran Jumlah Petani Responden Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2007 Tingkat Pendidikan Jumlah Jiwa Persentase Tidak Tamat SD 9 22,50 Tamat SD Sederajat 14 35,00 Tamat SLTP Sederajat 7 17,50 Tamat SLTA Sederajat 9 22,50 Tamat Sarjana 1 2,50 Jumlah 40 100 Penggolongan responden berdasarkan tingkat pendidikan ini dilaksanakan untuk melihat sejauh mana hubungan antara tingkat pendidikan dengan usahatani padi yang diusahakan. Berdasarkan hasil yang diperoleh terlihat bahwa petani yang terjun atau menekuni usahatani padi tidak harus mempunyai pendidikan yang tinggi. Petani mengelola usahatani padi didasarkan pada kegiatan usaha yang turun-temurun dan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pendidikan non formal untuk memperoleh pengetahuan usahatani padi ataupun yang lainnya dilakukan oleh petani, yaitu dengan mengikuti kegiatan pelatihan ataupun berdiskusi yang dilakukan oleh instansi Pemerintah Daerah terkait.

5.3.3 Pengalaman Usahatani

Selain umur dan tingkat pendidikan responden, pengalaman usahatani juga mempunyai peranan yang sangat penting untuk mencapai keberhasilan usahatani padi ini. Pada umumnya semakin lama pengalaman usahatani yang dimiliki petani, maka kemampuan mengelola usahataninya akan semakin baik. Pengalaman rata-rata petani responden adalah mencapai 24,33 tahun. Jika dilihat dari rata-rata pengalaman usahatani tersebut, dapat diketahui bahwa petani responden telah mempunyai pengalaman yang cukup dalam berusahatani. Jumlah responden menurut pengalaman usahatani Tahun 2007 tersaji pada Tabel 13. Tabel 13 Jumlah Responden Menurut Pengalaman Usahatani Tahun 2007 Pengalaman Responden tahun Jumlah Responden Orang Persentase Di Bawah Rata-rata ≤24,33 19 47,50 Di Atas Rata-rata ≥24,33 21 52,50 Jumlah 40 100 Sebagian besar petani responden memiliki pengalaman diatas rata-rata. Sebanyak 21 orang responden 52,50 persen memiliki pengalaman usahatani lebih dari 24,33 tahun, Sedangkan 19 orang petani responden 47,50 persen memiliki pengalaman kurang dari 24,33 tahun. Data tersebut menunjukan bahwa secara keseluruhan sebagian besar petani sudah mempunyai pengalaman yang cukup dalam usahatani padi. Pengalaman usahatani yang sudah relatif lama ini sebagian besar diakibatkan karena petani responden sudah terjun dalam berusahatani sejak umurnya masih relatif muda. Matapencaharian sebagai petani sebagian besar dilaksanakan oleh responden yang awalnya membantu orang tua mereka bekerja sebagai seorang petani. Usahatani yang dilaksanakan oleh petani responden merupakan usahatani atau pekerjaan yang dilaksanakan secara turun-temurun.

5.3.4 Status Kepemilikan Lahan

Jumlah dan persentase petani responden berdasarkan status kepemilikan lahan di Kecamatan Binong dan Kecamatan Pusakanagara Tahun 2007 tersaji pada Tabel 14. Tabel 14 Jumlah dan Persentase Petani Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan di Kecamatan Binong dan Kecamatan Pusakanagara Tahun 2007 Usahatani Padi Status Kepemilikan Lahan Jumlah Orang Persentase Milik Sendiri 40 100 Sakap 0 Sewa 0 Jumlah 40 100 Tabel 14 menjelaskan seluruh petani di Kecamatan Binong dan Kecamatan Pusakanagara tidak ada yang menggarap lahan orang lain. Hal ini dapat diartikan bahwa seluruh petani yang mengembangkan usahatani padi memiliki lahan sendiri, sehingga petani memiliki kemudahan dalam memutuskan waktu melakukan penanaman tanpa harus mendiskusikannya dulu dengan orang lain.

5.3.5 Luas Lahan Garapan

Luas lahan yang dimiliki petani cukup beragam. Jumlah dan Persentase petani responden berdasarkan luas lahan di Kecamatan Binong Tahun 2007 tersaji pada Tabel 15. Tabel 15 Jumlah dan Persentase Petani Responden Berdasarkan Luas Lahan di Kecamatan Binong Tahun 2007 Usahatani Padi Luas Lahan Garapan ha Jumlah Orang Persen 5 1 5 1-5 14 75 1 5 25 Jumlah 20 100 Berdasarkan Tabel 15 dapat diketahui bahwa sebagian besar petani memiliki luas lahan garapan berkisar antara 1 - 5 hektar yaitu sebanyak 14 responden 75 persen. Petani yang lainnya memiliki luas lahan garapan dengan kisaran kurang dari satu hektar dan lebih dari lima hektar. Jumlah dan Persentase petani responden berdasarkan luas lahan di Kecamatan Pusakanagara Tahun 2007 tersaji pada Tabel 16. Tabel 16 Jumlah dan Persentase Petani Responden Berdasarkan Luas Lahan di Kecamatan Pusakanagara Tahun 2007 Usahatani Padi Luas Lahan Garapan ha Jumlah Orang Persen 5 4 20 1-5 11 55 1 5 25 Jumlah 20 100 Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui bahwa sebagian besar petani Kecamatan Pusakanagara juga memiliki luas lahan garapan berkisar antara 1 - 5 hektar yaitu sebanyak 11 responden 55 persen. Petani yang lainnya memiliki luas lahan garapan dengan kisaran kurang dari satu hektar dan lebih dari lima hektar. 5.3.6 Status Usahatani Berdasarkan status usahataninya, pada Tabel 17 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengusahakan usahatani padi sebagai usaha pokok. Tingginya persentase jumlah petani yang mengusahakan padi sebagai usaha pokok karena sebagian besar petani tersebut tidak memiliki kegiatan lain selain berusahatani. Meskipun memiliki usaha sampingan tetapi pendapatan usahanya masih dibawah tingkat pendapatan usahatani padi. Petani yang mengusahakan usahatani sebagai usaha sampingan adalah petani yang memiliki kegiatan lain yaitu sebagai penjahit, karyawan dan pensiunan Pegawai Negeri Sipil PNS. Jumlah dan persentase petani responden berdasarkan status usahatani di Kecamatan Binong dan Kecamatan Pusakanagara Tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17 Jumlah dan Persentase Petani Responden Berdasarkan Status Usahatani di Kecamatan Binong dan Kecamatan Pusakanagara Tahun 2007 Usahatani Padi Status Usahatani Jumlah Orang Persentase Pokok 37 92,50 Sampingan 3 7,50 Jumlah 40 100 Persentase jumlah petani yang mengusahakan padi sebagai usahatani pokok adalah 92,50 persen atau sebanyak 37 dari 40 responden, sedangkan persentase jumlah petani yang mengusahakan usahatani padi sebagai sampingan ada sebanyak 7,50 persen atau tiga dari 40 responden. VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

6.1 Penggunaan Input