BAB VII Perkembangan
Gigaspora margarita dan Acaulospora tuberculata In Vitro Dengan Teknologi Akar Rambut Wortel
ABSTRAK
CMA pada umumnya dimanfaatkan untuk perbaikan lingkungan, meningkatkan pertumbuhan tanaman, daya tahan terhadap pathogen serta
kekeringan atau meningkatkan efisiensi penyerapan hara nutrisi. Salah satu upaya perbanyakan yang dilakukan adalah menggunakan kultur aksenik akar rambut
in vitro. Tujuan penelitian untuk mengetahui i pertumbuhan akar rambut wortel
pada medium MM dan MSR, ii pertumbuhan akar rambut wortel diinokulasi dan tidak diinokulasi
G. margarita dan A. tuberculata steril iii perkembangan G. margarita dan A. tuberculata steril dengan inang akar rambut. iv perkembangan
struktur organ G. margarita dan A. tuberculata steril ke dalam akar rambut.
Bahan yang digunakan adalah G. margarita dan A. tuberculata steril, medium
MM dan MSR kultur ganda, dan inang akar rambut wortel. Rancangan percobaan dengan RAL faktorial 2x3x5, ulangan lima kali. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa bobot basah dan bobot kering akar rambut dalam medium MM dan MSR tidak berbeda nyata, demikian pula untuk akar rambut diinokulasi
dan yang tidak, sehingga kedua medium tersebut digunakan untuk percobaan berikutnya. Waktu perkecambahan
G. margarita antara 11-15 hari, sedang A. tuberculata 40-55 hari. Dalam medium MM dan MSR dengan inang akar rambut
G. margarita dan A. tuberculata mampu berkecambah, menghasilkan hifa eksternal dan berkembang menginfeksi akar rambut wortel, membentuk hifa
interna l, arbuskula, dan vesikula, serta bersporulasi. Dapat disimpulkan bahwa
G. margarita dan A. tuberculata steril dan dapat dikembangkan secara in vitro
dengan teknologi akar rambut. -----------------------
Kata kunci
: Akar rambut-wortel, G. margarita, A. tuberculata, kultur ganda, in vitro
In Vitro Development of Gigaspora margarita and Acaulospora
tuberculata
with Carrot Hairy Root Technique Abstract
Numerous studies have demonstrated the beneficial role of arbuscular mycorrhizal fungi in improving plant growth by increasing resistance to drought
and disease or by enhancing the efficiency of nutrient absorption. One of the efforts is to use axenic culture of hairy root in vitro. The objectives of this
research were to study i the growth of carrot hairy root on the MM and MSR medium, ii the growth of carrot hairy root compared to non-inoculated hairy
root, iii the development of G. margarita and A. tuberculata
inoculated on hairy root culture, iv the structure organ of G. margarita and A. tuberculata
development in hairy root as AMF inoculum, were inoculated into carrot hairy root culture grown in MM and MSR media. The experiment was conducted by
Completely Randomized Design Factorial 2x3x5 with five replications. The effect of media and inoculation on hairy root growth were studied using root histology.
The result showed that the carrot hairy root fresh weight grown on MM or MSR was not significantly different. The inoculated and non-inoculated hairy root also
tended to give the same result. The results showed that sterile G. margarita germinated in 11-15 days, while A. tuberculata
germinated in 40-55 days. G. margarita
and A. tuberculata spores on the two media germinated successfully, resulting in external hypha, sporulation, and root infection. It showed that G.
margarita and A. tuberculata
could be developed in carrot hairy root culture. -------------------------------
Key words
: Carrot hairy root, Agrobacterium rhizogenes, dual culture, G. margarita, A. tuberculata.
1. PENDAHULUAN
CMA pada umumnya dimanfaatkan untuk perbaikan lingkungan, meningkatkan pertumbuhan tanaman, meningkatkan daya tahan terhadap patogen
dan kekeringan. Oleh sebab itu upaya meningkatan produksi CMA ber kualitas menjadi prioritas Smith Read 1997. Peningkatan kualitas produksi CMA
menggunakan kultur aksenik akar rambut in vitro, mendapatkan spora steril,
berkualitas, efektif dan efisien Fortin et al. 2002. Produksi spora CMA dengan
kultur pot sering mengalami kendala dengan adanya kontaminasi, tidak efisien dan efektif, dan memungkinkan terkontaminasi dengan mikroorganisme pencemar
yang berdampak negative dalam perbanyakan spora atau inokulum Hijri et al.
2000. Kultur
in vitro dengan pemanfaatan teknologi akar rambut dapat digunakan untuk mempelajari urutan perkembangan spora CMA Dalpe Declerck 2002,
meningkatkan perbanyakan CMA , mendapat spora steril, berkualitas, efektif dan
efisien Fortin et al. 2002. Kultur aksenik akar rambut juga dapat dimanfaatkan
untuk mempelajari urutan perkembangan spora CMA Dalpe Declerck 2002. Maka kultur aksenik atau perkembangan secara
in vitro dengan akar rambut menyediakan perspektif baru untuk mengkulturkan CMA secara luas dan tidak
merusak ekstraradikal miselium Bago et al.1998 a.