margarita maupun A. tuberculata. Medium MM menunjukkan hasil lebih baik dibandingkan dengan MSR dari semua peubah yang diukur.
4. Teknologi akar rambut baik digunakan untuk mempelajari perkembangan . G.
margarita maupun A. tuberculata.
BAB VIII Teknologi Enkapsulasi Untuk Pengemasan
Gigaspora margarita dan
Acaulospora tuberculata dengan Natrium-alginat ABSTRAK
Formulasi pengemasan inokulum CMA umumnya terdiri dari zeolit, pasir, limbah gergaji, atau campuran tanah dan pasir sebagai kariernya. Formulasi
tersebut menghadapi banyak masalah untuk mengamati spora yang ada, dan jumlah spora di dalam formulasi inokulum. Na-alginat sebagai alternatif telah
sukses dikembangkan untuk enkapsulasi ektomikorhiza. Adalah suatu inovasi untuk mengembangkan enkapsulasi
Gigaspora margarita dan Acaulospora tuberculata sehingga keberadaan spora dapat jelas terlihat. Tujuan penelitian ini
adalah i mendapatkan formulasi dosis Na-alginat yang optimum, ii menetapkan komposisi yang terbaik antara jumlah spora dan volume alginat iii
menetapkan viabilitas CMA dalam kapsul Na-alginat. Rancangan Acak Lengkap Faktorial 4x2x5 digunakan dalam percobaan ini. Inokulum
G. margarita dan A. tuberculata dipanen dari kultur pot dengan medium zeolit dan inang P.
phaseoloides, dan konsentrasi Na-alginat untuk enkapsulasi spora adalah 1,5 ; 1,75 dan 2,0 . Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dosis optimal dari
Na-alginat adalah 1,75 dengan 200 spora2 ml Na-alginat. Viabilitas
G. margarita maupun A. tuberculata yang enkapsulasi adalah lebih besar dari 60 ,
sementara itu lebih dari 50 spora mampu menginfeksi setelah 3 bulan diinokulasi. Viabilitas inokulum menurun setelah 1 dan 2 bulan enkapsulasi, dan inokulum ini
akan menghasilkan 40-46 spora, 40 akar diinfeksi setelah 3 bulan diinfeksi pada
P phaseoloides. Dapat disimpulkan bahwa enkapsulasi spora dengan Na- alginat dapat digunakan untuk formulasi pengemasan CMA.
--------------------- Key words:
Viabilitas spora CMA, G. margarita, A. tuberculata, enkapsulasi spora, Na-alginat.
Encapsulation Technique with Sodium Alginate for Packaging of Gigaspora margarita
and Acaulospora tuberculata Abstract
AMF inoculum packaging formulation usually consists of sand, zeolith,
saw dust or the mixture of sand and soil as its carrier. Those formulations faced many difficulties for observing the spore existence, and the number of spores in
the inoculum formulation. Sodium alginate as an alternative has been successfully developed for ectomycorrhiza encapsulation. It is an innovation to develop G
margarita
and A. tuberculata encapsulation so that the existence of spores can be clearly seen. The objectives of this study were i to formulate the appropriate
dosage of Na-alginate, ii to determine the suitable composition among the
122
number of spores and the volume of alginate, iii to determine the viability of AMF in sodium alginate capsule. Completely Randomize Design with factorial
4x2x5 was used. Inocula of G. margarita and A. tuberculata were harvested from pot culture with zeolith as a medium and P. phaseoloides, as a host plant and the
concentrations of Na-alginate for spore encapsulation were 1.5 ; 1.75 ; and 2.0 . The result showed that the optimal dosage of alginate is 1.75 with 200
spore2 ml sodium alginate. The viability of encapsulated G. margarita and A. tuberculata
was more than 60 , while moré than 50 spores were infected after 3 month inoculation. The viability of inoculum decreased after 1 and 2 month
encapsulation, and this inoculum can produced 40-46 spores, 40 root infection after 3-month inoculated on P. phaseoloides. It is suggested that spores
encapsulation with Na-alginate can be used as a packaging formulation for AMF. ------------------------------
Key words : AMF spore-viability, G. margarita, A. tuberculata ,, spore encapsulation, Na -
alginate.
1. PENDAHULUAN
Untuk keperluan komersial umumnya spora CMA dikemas menggunakan zeolit, pasir, limbah kayu gergaji, campuran tanah dan pasir sebagai kariernya.
Penyediaan inokulum CMA dihadapkan pada permasalahan cara pengemasan tidak efisien, spora tidak tampak sehingga kesulitan untuk mengetahui ada
tidaknya spora dalam kemasan, dan jumlah spora tidak dapat diketahui. Alginat merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menanggulangi kelemahan
tersebut, karena alginat berpenampakan putih bening atau transparan sehingga spora yang ada di dalam kemasan terlihat, mempunyai masa yang rendah, dapat
melindungi spora dan propagul, serta efisien di dalam penyimpanan, pengiriman dan transportasi.
Pengemasan dan penyimpanan dengan Na-alginat telah berhasil dikembangkan untuk cendawan ektomikorhiza, oleh sebab itu perlu dilakukan
pengujian enkapsulasi endomikorhiza, khususnya pada G. margarita dan A.
tuberculata. Akhir-akhir ini Na-alginat telah banyak digunakan untuk pengemasan dan penyimpanan, dikenal dengan enkapsulasi, misalkan benih sintetik, planlet
mikro dan lain sebagainya Papi et al. 2005, Wang et al. 2006