margarita lebih cepat dibandingkan dengan A.

terhadap fisiologi CMA, yaitu kematangan spora sehingga dapat mempengaruhi perkecambahan CMA Orcutt Nielsen 2000. Eksudat akar merupakan sinyal atau tanda yang dikeluarkan oleh inang untuk menarik perhatian CMA dalam menjalin kerjasama yang disebut simbiosis. Oleh karenanya eksudat akar mempengaruhi status fisiologi CMA, sehingga dapat memacu perkecambahan Diop et al. 1994. Titik awal terjadinya simbiosis antara inang dan CMA dengan terbentuknya CO 2 yang dikeluarkan tanaman melalui akar, dapat merangsang dan memacu spora berkecambah, dilanjutkan dengan perkembangan baru yang ditandai dengan percabangan hifa yang intensif Giovanetti et al. 1993, Tamasloukht et al. 2003. Medium MM lebih sesuai untuk perkecambahan, sporulasi, dan infeksi akar, hal ini disebabkan kandungan fosfat lebih rendah yaitu 4,4 mgl dibandingkan dengan MSR yang kandungan fosfatnya 44 mgl. Labor et al. 2003 menyatakan bahwa konsentrasi fosfat tinggi dalam medium menghambat proses sporulasi dan kolonisasi akar. Konsentrasi P rendah, merangsang pembentukan eksudat akar lebih banyak. Eksudat akar selain merangsang perkecambahan spora juga sebagai sumber karbon untuk kelangsungan hidup CMA, selanjutnya CMA berkembang dan melakukan simbiosis. Spora steril yang mampu berkecambah merupakan titik awal terbentuknya simbiosis, selanjutnya dapat berpengaruh terhadap kesuburan tanaman dan status fisiologi CMA. Oleh karena itu kompatibilitas antara inang dan CMA merupakan kunci sukses simbiosis Juge et al. 2002 Ada perbedaan kualitatif dan kuantitatif eksudat akar tanaman yang dipupuk dan tidak. Konsentrasi P yang tinggi menghambat produksi eksudat akar Pinior et al. 1999, dan sebaliknya. Perbedaan tersebut berdampak terhadap perkembangan hifa, dan eksudat akar banyak memacu perkembangan struktur organ CMA dalam korteks akar Abbott et al. 1994. Eksudat akar khususnya flavonoid dan isoflafonoid mempengaruhi perluasan hifa kearah akar. Penyebaran hifa dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Faktor internal me liputi infektivitas dan agresifitas CMA. Faktor eksternal meliputi ketersediaan eksudat akar, kompatibilitas inang, suhu, cahaya, dan media pertumbuhan, yaitu persediaan P, NH 4 , pH dan mikroba pencemar Wilson Tommerup 1992. Kuantitas dan kualitas eksudat yang tersedia dapat memacu perkecambahan spora CMA, sebagai