ungkapan oleh penyair sehinngga pembaca seolah-olah mendengarkan suara seperti yang digambarkan oleh penyair. Imaji taktik adalah penciptaan ungkapan
oleh penyair yang mampu mempengaruhi perasaan sehinngg pembaca ikut terpengaruh perasaannya.
Menurut Jabrohim, dkk 2003:36 hal-hal yang berkaitan dengan citra atau citraan disebut pencitraan atau pengimajian. Pengimajian digunakan untuk
memberi gambaran yang jelas, menimbulkan suasana khusus, membuat hidup lebih hidup gambaran dalam pikiran dan penginderaan, untuk menarik perhatian,
untuk memberikan kesan mental, atau bayangan visual penyair menggunakan gambaran-gambaran angan.
2.2.1.3.5 Irama Ritme
Ritme berasal dari bahasa inggris rhythm. Secara umum, ritme dikenal sebagai irama atau wirama, yakni pergantian turun naik, panjang pendek, keras
lembut ucapan bunyi bahasa dengan teratur Sayuti 2001:53. rima adalah istilah lain untuk persajakan atau persamaan bunyi Suhariyanto 2005:45. Baik ritme
maupun rima mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu puisi, karena kedua hal tersebut berkaitan dengan nada dan suasana puisi. Dengan adanya
bantuan kedua unsur tersebut baik nada dan suasana suatu puisi dapat terciptakan lebih nyata dan dapat menimbulkan kesan pada benak pembaca.
Menurut waluyo 2003:12-13 irama ritme berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata frase, dan kalimat. Dalam puisi khususnya puisi lama,
irama berupa pengulangan yang teratur suatu baris puisi menimbulkan gelombang yang menciptakan keindahan. Irama dapat juga berarti pergantian keras-lembut,
tinggi-rendah, atau panjang-pendek kata secara berulang-ulang dengan tujuan menciptakan gelombang yang memperindah puisi.
2.2.1.3.6 Tata wajah Tipografi
Suharianto 1981:37-39 mengatakan bahwa tipografi disebut juga ukuran bentuk ialah susunan baris-baris atau bait-bait suatu puisi-puisi. Maksud
penyusunan tipografi beraneka ragam, yaitu: 1 sekedar untuk keindahan indrawi, maksudnya sekedar agar susunan puisi tersebut nampak indah di pandang, 2
untuk membantu lebih mengintensifikasi makna dan rasa atau suasana puisi yang bersangkutan.
Tipografi merupakan bentuk tata wajah sebuah puisi Waluyo, 1991:97. Menurut Jabrohim 2001:54 tipografi adalah pembeda yang paling awal untuk
membedakan prosa fiksi dan puisi. Baris-baris puisi dalam puisi tidak diawali dari tepi kiri dan berakhir di tepi kanan, tetapi sebelah kiri maupun kanan sebuah puisi
tidak harus dipenuhi oleh tulisan, tidak seperti halnya jika menulis prosa. Dengan kata lain tidak aturan tertentu yang mengatur tipografi yang sesuai dengan nada,
suasana, dan makna puisi. Peranan tipografi dalam puisi adalah untuk menampilkan aspek artistik
visual dan untuk menciptakan nuansa makna tertentu. Selain itu, tipografi juga berperan untuk menunjukkan adanya loncatan gagasan serta memperjelas adanya
satuan-satuan makna tertentu yang ingin dikemukakan penyair Suharianto, 2005:53-54.
2.2.1.3.7 Tema