7
5. Memberikan kesan mendalam yang dapat mempengaruhi sikap siswa. Selain
memiliki berbagai kelebihan, namun video pembelajaran juga memiliki beberapa kelemahan Rusman, 2011.
Kadangkala terjadi distorsi gambar dan warna akibat kerusakan atau gangguan magnetik. Walaupun terdapat kelemahan, namun menurut Riyana
2007,video pembelajaran masih layak diterapkan untuk membantu dalam proses pembelajaran yang menerapkan metode demonstrasi, karena memiliki maksud
atau tujuan untuk : 1.
Memperjelas dan mempermudah penyajian pean agar tidak terlalu bersifat verbalistis.
2. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang dan daya indera siswa maupun guru.
3. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi.
Dengan menggunakan video pembelajaran, diharapkan siswa dapat memperoleh persepsi dan pemahaman yang sama dan benar. Sedangkan guru
diharapkan dapat mengikat siswa selama pembelajaran berlangsung dan membantunya mengingat kembali dengan mudah berbagai pengetahuan dan
keterampilan yang talah dipelajari. Menurut Rusman 2011, video pembelajaran dapat digunakan untuk menyajikan bagian–bagian dari suatu proses dan prosedur
secara utuh sehingga memudahkan siswa dalam mengamati dan menirukan langkah–langkah suatu prosedur yang harus dipelajari.
2.2 Pembelajaran IPA Terpadu
Pembelajaran terpadu dapat dipandang sebagai suatu pendekatan dalam merancang bentuk aktivitas belajar–mengajar yang secara struktur sama dengan
program satuan pembelaran untuk suatu pokok bahasan atau materi pokok dalam silabus, hanya muatan materinya dan konteksnya berbeda, yaitu berasal dari dua
atau lebih mata pelajaran Indrawati, 2009. Sedangkan menurut Sukayati 2004, pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang
secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dari dua pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa
Pembelajaran IPA terpadu ialah pembelajaran yang dilakukan dengan memadukan
8
dua Mata Pelajaran Mapel atau lebih maupun memadukan aspek–aspek yang ada dalam Mapel IPA.
Pembelajaran yang dilakukan dengan adanya keterpaduan, siswa akan memperoleh kesan bermakna. Sesuai yang dikemukanan oleh Sukayati 2004,
melalui pembelajaran IPA terpadu, siswa dapat memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan dan
menerapkan konsep yang dipelajarinya. Pendapat sejenis juga dikemukakan oleh Indrawati 2009, bahwa dengan pembelajaran terpadu siswa terlatih untuk dapat
menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara menyeluruh, bermakna, otentik, dan aktif.
Pada hakikat IPA meliputi empat unsur penting yang tidak boleh dipisahkan. Menurut Depdiknas 2007, empat unsur tersebut, yaitu:
1. Produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum.
2. Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah
meliputi pengamatan, penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian hipotesis melalui eksperimentasi;
evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan. 3.
Aplikasi: penerapan metode atau kerja ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari–hari.
4. Sikap: rasa ingin tahu tentang obyek, fenomena alam, makhluk hidup, serta
hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar.
Menurut Nuryani 2005 pendekatan terpadu dapat diimplementasikan dalam berbagai model pembelajaran. Di Indonesia terdapat tiga model pendekatan
terpadu yang meluas seperti yang dikemukakan oleh Fogarty yaitu : model keterhubungan Connected, model jaring laba–laba webbed, model keterpaduan
integrated. Kelebihan dan keterbatasan serta model keempat model pendekatan terpadu dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Dekripsi Tiga Model Pembelajaran Terpadu
Model Keterhubunganc
onnected Berusahauntuk
menghubung antar topik, antar su
suatu ide, tetapi ma lingkup satu bidang
misalnya
Jaring laba–laba webbed
Model ini dimulai deng memu
yang kemudian dikembang kan sub tema
memperhatikan ka dengan bidang
Keterpaduaninte grated
Model ini dimulai deng identifikasi konsep
keteram overlap pa
Tema hany konteks pem
Sumber: Nuryani, 2005 SK dan KD pembelajaran
kajian, akan tetapi pada membelajarkan siswanya
yang akan dikembangkan dekat dan relevan untuk
pembelajaran yang terpadu. 1 Dekripsi Tiga Model Pembelajaran Terpadu
Karakter Kelebihan
Keterbatasan Berusahauntuk
menghubungkan antarkonsep, antar topik, antar suatu, antar
suatu ide, tetapi masih dalam lingkup satu bidang studi
misalnya sain. Siswa lebih
mudah menemukan
keterkaitan karena masih
dalam lingkup bidang studi
Model ini kurang
menampak kan
keterkaitan interdisiplin
Model ini dimulai dengan memulai menentukan tema
yang kemudian dikembang- kan sub temanya dengan
memperhatikan kaitannya dengan bidang studi lain.
Tema yang familier meni-
ngkatkan moti- vasi belajar.
Memberikan pengalaman
berpikir dan bekerja
interdisipliner. Sulit
menemukan tema
Model ini dimulai dengan identifikasi konsep,
keterampilan, sikap yang overlap pada bidang studi.
Tema hanya berfungsi sebagai konteks pembelajaran.
Hubungan antar bidang studi
jelas terlihat melalui kegiatan
belajar. Fokus
terhadap kegiatan
belajar, terkadang
mengabaikan target
penguasaan konsep.
Menuntut wawasan luas
dari guru.
2005 KD pembelajaran IPA terpadu dikembangkan dalam
tetapi pada tingkat pelaksanaan, guru memiliki keleluasaan siswanya untuk mencapai kompetensi tersebut. Salah satu
dikembangkan adalah guru dapat mengidentifikasi SK dan untuk dikemas dalam satu tema dan disajikan dalam
ran yang terpadu. 9
Keterbatasan Model ini
kurang menampak-
kan keterkaitan
interdisiplin
Sulit menemukan
tema
Fokus terhadap
kegiatan belajar,
terkadang mengabaikan
target
enguasaan konsep.
Menuntut wawasan luas
dari guru.
dalam bidang keleluasaan dalam
alah satu contoh SK dan KD yang
dalam kegiatan
10
Pembelajaran yang dilakukan dengan keterpaduan memungkinkan terjadinya manfaat tersendiri. Menurut Sukawati 2004, manfaat menggunakan
pendekatan pembelajaran terpadu meliputi : 1.
Banyak topik–topik yang tertuang disetiap mata pelajaran memiliki keterkitan konsep dengan yang dipelajari siswa.
2. Pada pembelajara terpadu memungkinkan siswa memanfaatkan keterampilan
yang dikembangkan dari mempelajari keterkaitan antar mata pelajaran. 3.
Pembelajaran terpadu melatih siswa untuk semakin banyak membuat hubungan inter dan antar mata pelajaran, sehingga siswa mampu memproses
informasi dengan cara yang sesuai daya pikirnya dan memungkinkan berkembangnya jaringan konsep–konsep.
4. Pembelajaran terpadu membantu siswa dapat memecahkan masalah dan
berpikir kritis untuk dapat dikembangkan melalui keterampilan dalam situasi nyata.
5. Daya ingat terhadap materi yang dipelajari siswa dapat ditingkatkan dengan
jalan memberikan topik–topik dalam berbagai ragam situasi dan kondisi. 6.
Dalam pembelajaran terpadu transfer pembelajaran dapat mudah terjadi bila situasi pembelajaran dekat dengan situasi kehidupan.
2.3 Keterhubungan Topik pada Tema Mikroskop