METODE PENELITIAN Modifikasi pengasaman kimiawi dalam pembuatan tempe yang didasarkan pada aspek citarasa

28 III. METODOLOGI PENELITIAN

A. ALAT DAN BAHAN

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan tempe adalah adalah kacang kedelai putih Finna, laru LIPI, asam laktat, asam asetat, asam sitrat, asam fosfat, asam malat, bahan pengasam X, dan bahan pengemas plastik PP. Bahan-bahan yang digunakan dalam pengujian tempe yang dihasilkan adalah air, akuades, propilenglikol PG, glukosa, NaCl, kafein, MSG, flavor meaty, hexanal, asam oktanoat. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah panci, baskom, tampah, saringan, ember, alat uji organoleptik, gelas ukur, toples kaca, pipet Mohr, pipet tetes, gelas piala, sealer, dan pHmeter.

B. METODE PENELITIAN

Secara umum penelitian ini terbagi menjadi empat tahap. Tahap pertama merupakan seleksi metode pengasaman kimiawi dari metode-metode terdahulu yang bervariasi dalam hal perlakuan perebusan 30 menit atau perendaman 2 jam dalam bahan pengasam maupun jenis asam asam asetat dan asam laktat. Metode pengasaman kimiawi terpilih dalam seleksi awal, yaitu perebusan kedelai dalam asam laktat 0.85 selama 30 menit pengasaman laktat 1, dikarakterisasi citarasanya untuk menentukan arah modifikasi yang akan dilakukan. Penelitian tahap kedua merupakan modifikasi proses pengasaman dari pengasaman laktat 1. Metode pengasaman yang diuji pada tahap ini adalah pengasaman laktat 1 dengan pengurangan konsentrasi asam laktat menjadi 0.3 pengasaman laktat 3 dan pengasaman laktat 1 yang diikuti perebusan dalam air bersih selama 20 menit pengasaman laktat 4. Karakterisasi citarasa dilakukan terhadap metode pengasaman kimiawi terpilih dalam modifikasi proses pengasaman, yaitu pengasaman laktat 4. Karakterisasi citarasa tempe terpilih dalam modifikasi proses pengasaman ini belum memuaskan sehingga 29 dilakukan modifikasi jenis pengasam yang digunakan pada penelitian tahap berikutnya. Tahap ketiga merupakan seleksi metode pengasaman kimiawi yang telah dimodifikasi bahan pengasamnya asam fosfat, asam malat, bahan pengasam X, serta kombinasi asam laktat, asam asetat, dan asam sitrat. Karakterisasi citarasa dilakukan terhadap metode pengasaman kimiawi terpilih dalam modifikasi jenis pengasam, yaitu pengasaman X. Tahap keempat hanya merupakan finishing atau perbaikan proses pengolahan kedelai sebelum pengupasan dalam pembuatan tempe menggunakan pengasaman X supaya produk tempenya memiliki citarasa yang lebih mendekati kontrol. Teknologi pembuatan tempe tradisional yang menjadi basis metode pembuatan tempe secara umum pada penelitian ini adalah teknologi pembuatan tempe yang dilakukan oleh pengrajin tempe Sukasari, Bogor. Tempe yang dihasilkan dari teknologi ini disebut tempe Bogor atau tempe Magelang. Secara umum teknologi pembuatan tempe ini digambarkan dalam bagan alir Gambar 2. Gambar 2. Bagan alir teknologi pembuatan tempe pengrajin tempe Sukasari 30 Proses pencucian dilakukan dengan merendam kedelai kering dalam wadah yang berisi air bersih kemudian mengaduknya dengan tangan berulang- ulang sampai air pencuci menjadi bening. Pemanasan awal dilakukan dengan memanaskan kedelai dalam air berlebih sampai mendidih, kemudian tetap dipanaskan dengan api kecil selama 10 menit, dan dibiarkan dalam air rebusan tersebut selama 1 jam. Tahap pengasaman kedelai dilakukan hingga keasaman biji kedelai dan air rendaman turun mencapai nilai pH antara 3.5 sampai 5. Pengasaman yang dilakukan di pengrajin Sukasari dilakukan secara alami teknologi backsloping yaitu perendaman kedelai dalam air yang ditambah dengan 5 air asam hasil pengasaman alami sebelumnya selama semalam Kuswanto, 2004. Tempe yang diproduksi dengan pengasaman alami backsloping digunakan sebagai tempe kontrol dalam penelitian ini. Metode pengasaman yang diuji yaitu pengasaman kimiawi dilakukan dengan perebusan atau perendaman kedelai dalam bahan pengasam.. Pengupasan dilakukan sekaligus dengan pencucian kedelai prefermentasi. Setiap 1 kg kedelai ditambahkan 1 sendok teh laru LIPI. Kedelai yang telah diinokulasi dengan kultur starter kemudian didiamkan selama 40-44 jam. Masa inkubasi kedelai ini merupakan tahap fermentasi kedelai. 1. Seleksi Awal Metode Pengasaman Kimiawi Seleksi awal metode pengasaman kimiawi ini dilakukan dengan membandingkan tempe kontrol dengan tempe dari metode-metode pengasaman kimiawi yang sudah dilakukan sebelumnya yaitu perendaman kedelai dalam asam laktat 0.85 selama 2 jam dan perebusan kedelai dalam asam laktat 0.85, selama 30 menit Steinkraus, et al., 1965 serta perendaman kedelai dalam asam asetat 0.25 selama 2 jam dan perebusan kedelai dalam asetat 0.25, selama 30 menit Nout dan Kiers, 2005. Pengamatan subjektif dilakukan terhadap tempe mentah dan tempe rebus. Metode analisis yang digunakan untuk seleksi adalah uji diskriminatif dengan metode simple different test dan uji afektif dengan 31 metode uji kesukaan. Seleksi awal metode pengasaman kimiawi dapat dilihat pada Gambar 3. Metode pengasaman kimiawi yang terpilih untuk dimodifikasi pada seleksi awal adalah pengasaman laktat 1. Gambar 3. Seleksi awal metode pengasaman kimiawi Karakterisasi citarasa tempe laktat 1 dilakukan dengan analisis sensori yang membandingkan produk tempe laktat 1 dengan tempe kontrol. Analisis sensori yang digunakan untuk karakterisasi citarasa tempe terpilih adalah uji deskriptif dengan metode QDA. Karakterisasi citarasa tempe laktat 1 dapat dilihat pada Gambar 4. KEDELAI Pengasaman Laktat 1 rebus laktat 0.85, 30 Pengupasan TEMPE Analisis sensori: Uji deskriptif Pengasaman Kontrol Alami, backsloping Fermentasi Gambar 4. Karakterisasi citarasa tempe laktat 1 32 2. Modifikasi Proses Pengasaman Modifikasi pengasaman laktat 1 dilakukan dengan perebusan kedelai selama 30 menit dalam asam laktat 0.3 dan perebusan kedelai dalam asam laktat 0.85 selama 30 menit dilanjutkan pemasakan dalam air selama 30 menit. Seleksi modifikasi proses pengasaman dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Seleksi modifikasi proses pengasaman Pengamatan subjektif karakteristik visual dan citarasa dilakukan terhadap tempe mentah dan tempe rebus. Seleksi modifikasi proses pengasaman dilakukan dengan analisis sensori produk tempe yang dihasilkan terhadap tempe kontrol dan tempe laktat 1 sebagai pembanding. Metode analisis yang digunakan adalah uji diskriminatif metode simple different test dan uji afektif metode uji kesukaan. Metode pengasaman kimiawi hasil modifikasi proses yang terpilih adalah pengasaman laktat 4. Karakterisasi citarasa tempe laktat 4 dilakukan dengan analisis sensori yang membandingkan produk tempe laktat 4 dengan tempe kontrol. Analisis sensori yang digunakan untuk karakterisasi citarasa tempe terpilih adalah uji deskriptif dengan metode QDA. Karakterisasi citarasa tempe dari pengasaman laktat 4 dapat dilihat pada Gambar 6. 33 Gambar 6. Karakterisasi citarasa tempe laktat 4 3. Modifikasi Jenis Pengasam Pada tahap ini dilakukan pengasaman kimia dengan substitusi jenis pengasam untuk menggantikan laktat. Pengasam yang digunakan meliputi asam fosfat 0.6, asam malat 0.1, dan bahan pengasam X, serta kombinasi asam laktat 2.1, asam asetat 0.3, dan asam sitrat 0.5. Seleksi modifikasi jenis pengasam dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. Seleksi modifikasi jenis pengasam Pengamatan subjektif karakteristik visual dan citarasa dilakukan terhadap tempe mentah dan tempe rebus. Seleksi modifikasi jenis pengasam dilakukan dengan analisis sensori produk tempe yang dari metode pengasaman yang diuji terhadap tempe kontrol sebagai 34 pembanding. Metode analisis yang digunakan adalah uji diskriminatif metode simple different test dan uji afektif metode uji kesukaan. Metode pengasaman kimiawi hasil modifikasi proses yang terpilih adalah pengasaman X. Karakterisasi citarasa tempe laktat 4 dilakukan dengan analisis sensori yang membandingkan produk tempe pengasaman X dengan tempe kontrol. Analisis sensori yang digunakan untuk karakterisasi citarasa tempe terpilih adalah uji deskriptif dengan metode QDA. Karakterisasi citarasa tempe pengasaman X dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8. Karakterisasi citarasa tempe pengasaman X 4. Reduksi Atribut Aroma Langu Tempe Pengasaman X Tahap keempat hanya merupakan finishing atau perbaikan citarasa tempe pengasaman X supaya produk tempe pengasaman X memiliki citarasa yang lebih mendekati kontrol. Perbaikan modifikasi metode pengasaman kimiawi terpilih ini merupakan aplikasi proses pengolahan kedelai sebelum dilakukan pengupasan. Sebagai pembanding digunakan pengolahan tempe kontrol dan pengolahan tempe dengan bahan pengasam X yang dilakukan pada tahap penelitian sebelumnya pengolahan X1. Pengolahan kedelai yang diuji dalam tahap perbaikan citarasa tempe pengasaman X ini adalah pengolahan X2 yaitu hasil modifikasi metode Wilkens et al. 1967 dan pengolahan X3 yaitu hasil modifikasi dari 35 Omura et al. 1991. Pengolahan untuk perbaikan citarasa tempe pengasaman X dapat dilihat pada Gambar 9. Pengamatan subjektif karakteristik visual dan citarasa dilakukan terhadap tempe mentah dan tempe rebus. Analisis sensori dilakukan dengan membandingkan sampel-sampel tempe hasil aplikasi proses pengolahan tersebut di atas dengan tempe kontrol dan tempe pengolahan X1 dengan uji afektif metode uji kesukaan. Karakterisasi citarasa menggunakan analisis uji deskriptif metode QDA. Gambar 9. Pengolahan untuk reduksi aroma langu tempe pengasaman X

C. ANALISIS SENSORI