MODIFIKASI PROSES PENGASAMAN Modifikasi pengasaman kimiawi dalam pembuatan tempe yang didasarkan pada aspek citarasa

47 Tempe laktat 1 memiliki atribut juiciness dan boiled yang lebih tinggi dari tempe kontrol karena mengalami proses pemanasan lebih banyak dibandingkan tempe kontrol. Atribut aroma langu tempe laktat 1 juga lebih tinggi daripada tempe kontrol karena pengasaman kimiawi merupakan pengasaman yang tidak melalui proses fermentasi alami oleh BAL. Sedangkan menurut Pawiroharsono 1996 fermentasi yang terjadi pada pengasaman alami memiliki peranan penting dalam perubahan komponen citarasa kedelai menjadi komponen citarasa tempe. Gambar 12. Spider web tempe laktat 1 dan kontrol Atribut rasa asam dan pahit tempe laktat 1 juga lebih tinggi daripada tempe kontrol karena residu asam yang tetap melekat pada kedelai meskipun setelah pencucian. Meskipun hasil QDA menunjukkan beberapa karakteristik citarasa tempe laktat 1 yang masih perlu diperbaiki, pengembangan metode pengasaman selanjutnya dilakukan terutama untuk mereduksi rasa asam tempe laktat 1 yang sangat menonjol perbedaannya dengan tempe kontrol.

C. MODIFIKASI PROSES PENGASAMAN

Rasa asam yang terdapat pada tempe yang dihasilkan dari pengasaman kimiawi diperkirakan merupakan rasa residu asam yang tetap melekat pada kedelai meskipun setelah pencucian. Oleh karena itu, modifikasi proses pengasaman dilakukan untuk menurunkan jumlah residu asam setelah pengasaman kimiawi. Modifikasi proses pengasaman pada penelitian ini - 20.0 40.0 60.0 80.0 Asam Pahit Boiled Meaty Rancid Langu Soury Juiciness Kontrol Laktat 1 48 dilakukan dengan mengurangi penggunaan jumlah asam dan penambahan tahapan proses. Modifikasi proses pengasaman pertama mengurangi penggunaan asam laktat hingga 0.3 pengasaman laktat 3, yaitu konsentrasi minimal di mana pH larutan asam laktat mendekati namun masih sedikit lebih rendah dari pK a nya. Modifikasi proses pengasaman kedua dilakukan dengan perebusan kedelai dalam air bersih selama 20 menit segera setelah perebusan kedelai dalam asam laktat 0.85 selama 30 menit pengasaman laktat 4. Menurut Nout dan Kiers 2005 proses pemasakan setelah perendaman dapat menurunkan konsentrasi residu asam laktat hingga 45. Hermana dan Karmini 1996 menyebutkan bahwa semakin banyak tahap pemanasan dalam proses pembuatan tempe tekstur tempe yang dihasilkan akan semakin lunak. Pemanasan selain mempermudah pengupasan, memperlunak kedelai sehingga memudahkan penetrasi miselium kapang selama fermentasi kapang tempe. Pemanasan yang cukup diperlukan untuk menghasilkan tempe dengan kualitas tekstur yang baik Yeong, et al., 1999. Winarno et al. 1986 menyebutkan bahwa tempe segar memiliki penampakan putih bersih dan tidak memiliki aroma kacang-kacangan seperti pada kedelai. Antara butiran kacang kedelai dipenuhi oleh miselium dengan ikatan yang kuat dan merata sehingga bila diiris tempe tersebut tidak hancur Yeong et al., 1999. Berdasarkan kriteria tersebut, tempe laktat 3 termasuk tempe gagal fermentasi karena tidak memiliki cukup miselium untuk mengikat biji-biji kedelai. Sampel tempe laktat 3 tidak dianalisis lebih lanjut. Gambaran umum citarasa dan penampilan tempe yang dihasilkan dari tahap modifikasi ini dapat dilihat pada Tabel 7. Kedekatan karakteristik citarasa sampel tempe hasil modifikasi dengan tempe kontrol dianalisis secara objektif dengan uji diskriminatif metode simple different test . Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: H o = citarasa keseluruhan tempe perlakuan sama dengan kontrol H 1 = citarasa keseluruhan tempe perlakuan berbeda dengan kontrol 49 Tabel 7. Hasil pengamatan subjektif pada tahap modifikasi proses pengasaman Jenis Pengasaman Penampilan visual Rasa Aroma Tekstur Rata-rata Skor Kesukaan Kontrol Alami teknologi backsloping Miselium penuh, kacang kedelai hampir tidak terlihat Tawar Bau khas tempe Bau kedelai Empuk, waktu diiris kenyal dan tidak ada yang rontok 3.3 Laktat 1 Asam laktat 0.85, rebus 30’ Miselium penuh, kacang kedelai hampir tidak terlihat Asam Bau khas tempe Bau lebih menyengat Lebih empuk dari kontrol, waktu diiris kenyal dan tidak ada yang rontok 4.5 Laktat 3 Asam laktat 0.3, rebus 30’ Miselium sangat sedikit, berlendir, kedelai tidak terikat miselium - Bau sangat asam Hancur, kedelai masih pisah-pisah. - Laktat 4 Asam laktat 0.85, rebus 30’+ rebus air bersih 20’ Miselium kurang penuh, masih ada yang tidak tertutup miselium Asam Bau tengik sangat menyengat Empuk sekali, agak hancur waktu diiris 3.1 50 Jika Mc Nemar’s T 3.84, maka H o ditolak pada taraf signifikansi 5. Tempe pengasaman laktat 4 memiliki nilai Mc Nemars T 5.5385 Lampiran 19. Hal ini berarti H o ditolak dan tempe laktat 4 memiliki citarasa yang berbeda nyata dengan kontrol. Uji afektif dilakukan dengan metode uji kesukaan dan analisis data metode ANOVA. Rata-rata skor kesukaan masing-masing tempe dapat dilihat pada Tabel 7. Uji afektif ini menunjukkan bahwa modifikasi pengasaman laktat tidak mempengaruhi skor kesukaan sampel tempe Lampiran 21. Sampel tempe laktat 4 dianalisis secara deskriptif kuantitatif triplo menggunakan metode QDA dengan 12 panelis terlatih Lampiran 30. Setelah divalidasi, data QDA tempe laktat 4 ditampilkan dalam spider web bersama data QDA tempe laktat 1 Lampiran 29 dan data QDA tempe kontrol Lampiran 28 untuk membandingkan karakteristik citarasa Gambar 13. Gambar 13. Spider web tempe laktat 4, tempe laktat 1 dan tempe kontrol Secara umum, perebusan kedelai dengan air bersih setelah pengasaman menurunkan atribut rasa asam namun masih tetap lebih tinggi dibandingkan tempe kontrol. Juiciness dan aroma boiled tempe laktat 4 juga jauh lebih tinggi dibandingkan tempe kontrol. Tempe laktat 4 memiliki miselium yang kurang penuh dan ciri fisik terlalu lembek dan berair. Perubahan yang muncul dengan pengasaman laktat 4 bila dibandingkan pengasaman laktat 1 adalah peningkatan atribut aroma soury dan boiled tempe yang dihasilkan. Hasil modifikasi pengasaman yang - 20.0 40.0 60.0 80.0 Asam Pahit Boiled Meaty Rancid Langu Soury Juiciness Kontrol Laktat 1 Laktat 4 51 menggunakan asam laktat tidak menunjukkan hasil yang memuaskan oleh karena itu pada tahap modifikasi selanjutnya asam laktat tidak lagi digunakan sebagai bahan pengasam.

D. MODIFIKASI JENIS PENGASAM