45
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
12.00 14.00
KONTROL 1
5 10
Konsentrasi asap cair T
o ta
l p a
d a
ta n
T e
r la
r u
t B r
ix
tanpa pelilinan pelilinan
Gambar 6. Nilai Total Padatan Terlarut pepaya hari ke-16 Berdasarkan hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa perlakuan
konsentrasi, perlakuan pelilinan dan interaksi konsentrasi asap cair dengan pelilinan berpengaruh nyata terhadap kekerasan pepaya pada tiap hari
pengamatan. Menurut uji lanjut Duncan perlakuan mulai berbeda nyata setelah hari ke-12 sampai akhir pengamatan hari ke-20. Pada hari ke-16 nilai total
padatan terlarut pepaya perlakuan asap cair konsentrasi 1 berbeda nyata terhadap pepaya kontrol dan perlakuan konsentrasi 5 serta perlakuan konsentrasi
10.
4. Total Cendawan
Pengamatan total cendawan dilakukan pada hari ke-0 dengan tujuan untuk mengetahui pertumbuhan cendawan pada awal penyimpanan pepaya dengan
memberikan perlakuan konsentrasi asap cair dan pelilinan. Selain itu pengamatan cendawan dilakukan pada hari ke-14 di mana serangan cendawan pada pepaya
yang diberi perlakuan mulai terlihat. Asap cair tempurung kelapa diketahui mengandung senyawa antimikroba
seperti fenol, yaitu senyawa yang menghambat pertumbuhan mikroba termasuk cendawan. Fenol merupakan monoterpen yang umum digunakan sebagai
antiseptik. Beberapa terpen yang lain, yang mempunyai struktur sikloheksana dengan gugus hidroksil serta tambahan gugus lainnya, juga memiliki sifat yang
sama dalam menghambat pertumbuhan cendawan, khamir, maupun bakteri. Wagner dan wof, 1997 di dalam Wastono, 2006.
46 Mekanisme senyawa fenol dalam membunuh mikroba adalah reaksi antara
asam fenoleat dengan protein. Pada kondisi enzimatis dengan adanya enzim fenolase yang bekerja secara alami pada pH netral, asam fenoleat dioksidasi
menjadi kunion yang dapat bereaksi dengan lisin dari protein yang menyebabkan protein tersebut tidak dapat digunakan secara biologis Hurrel, 1984.
Tabel 8. Hasil pengujian Total kapang pada hari ke-0 Perlakuan
Populasi Colletrotichum golesporioides kolonig bobot basah
Pelilinan Konsentrasi
Asap cair Ulangan 1
Ulangan 2 Rata-rata
Kontrol 100
7 54
1 5
8667 4334
Pelilinan
10 Kontrol
3 2
1 5
Tanpa pelilinan
10 Tabel 9. Hasil pengujian Total kapang pada hari ke-14
Perlakuan Populasi Colletrotichum golesporioides
kolonig bobot basah Pelilinan
Konsentrasi Asap cair
Ulangan 1 Ulangan 2
Rata-rata Kontrol
367 467
417 1
8000 4333
6167 5
50000 13333
31667 Pelilinan
10 223333
1000 112167
Kontrol 667
1267 967
1 67
34 5
2000 10667
6334 Tanpa
pelilinan 10
56667 600
28634 Pepaya yang diuji harus melewati tahapan inkubasi selama 7 hari, hal ini
bertujuan untuk memudahkan pengamatan karena pada cendawan sudah mulai tumbuh dan berspora dalam media Agar. Berdasarkan data pada Tabel 8 dapat
diketahui bahwa rata-rata pada perlakuan konsentrasi asap cair 5 dengan
47 pelilinan mempunyai nilai total cendawan tertinggi yaitu 4334 koloni cendawan.
Sedangkan kontrol dengan pelilinan hanya 54 koloni cendawan. Hal ini terjadi kemungkinan besar karena pepaya yang diuji tersebut telah menunjukkan adanya
serangan laten oleh Colletrotichum golesporioides dibandingkan dengan yang lainnya. Serangan laten ini terjadi pada saat buah masih berada di pohon, pada
saat itu patogen Colletotrichum gloeosporioides bertahan dalam kondisi dorman dan dapat berkembang setelah jaringan pepaya menjadi lemah karena proses
penuaan karena Colletotrichum gloeosporioides adalah parasit yang kuat Stanghellini dan Aragaki, 1966 di dalam Pantastico, 1986; Prabawati et al., 1991
di dalam Hutari, 2005. Pengujian total cendawan pada hari ke-0 belum dapat mengetahui
efektifitas asap cair dalam menghambat pertumbuhan cendawan Colletotrichum gloeosporioides karena secara visual serangan cendawan belum terlihat. Hal ini
terjadi karena buah pepaya masih belum matang. Menurut Broto et al. 1994 patogen Colletotrichum gloeosporioides akan berkembang setelah buah menjadi
matang atau mencapai fase klimakterik. Sedangkan perlakuan pelilinan dan tanpa pelilinan tidak menunjukkan pengaruh pada hasil uji total cendawan tersebut
karena pepaya diuji pada hari ke-0 dimana pepaya belum mengalami proses penyimpanan.
Oleh karena itu dilakukan pengujian total cendawan yang kedua yaitu pada hari ke-14 pada saat buah pepaya telah menunjukkan gejala serangan antraknosa.
Dari hasil uji total cendawan pada hari ke-14 diketahui bahwa rata-rata koloni cendawan tertinggi yaitu pada perlakuan konsentrasi asap cair 10 dengan
pelilinan sebanyak 11,2167 koloni cendawan dan terendah yaitu pada perlakuan konsentrasi asap cair 1 tanpa pelilinan sebanyak 34 koloni cendawan. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi asap cair tidak diiringi pula dengan semakin tinggi efektifitasnya dalam menghambat pertumbuhan cendawan.
Konsentrasi asap cair 1 merupakan konsentrasi yang paling optimal dalam menghambat cendawan Colletotrichum gloeosporioides pada pepaya. Hasil ini
mengacu pada hasil uji aktivitas cendawan dengan metode kontak yang dilakukan pada awal penelitian, bahwa dengan penambahan asap cair dengan konsentrasi
sebesar 1 sudah dapat menghambat pertumbuhan cendawan.
48 Dari keseluruhan rata-rata hasil pengujian total cendawan pada hari ke-14
menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi asap cair tidak memberikan pengaruh yang nyata bila diikuti dengan perlakuan pelilinan dalam proses penghambatan
pertumbuhan cendawan. Perlakuan konsentrasi asap cair dan pelilinan akan lebih berpengaruh nyata bila keduanya diberikan secara terpisah. Hal ini terjadi
kemungkinan besar karena terjadi reaksi kimia antara senyawa-sentawa dalam asap cair dengan senyawa pada lilin yang mengakibatkan rusaknya jaringan pada
buah pepaya sehingga mempercepat proses pembusukan. Menurut Pantastico 1986 kombinasi lilin dengan suatu zat kimia ternyata tidak begitu efektif seperti
kalau zat-zat kimia itu diberikan secara terpisah. Sebagai contoh, ubi yang dicelupkan dalam emulsi lilin polietilen nabati yang dioksidkan, tidak
memperoleh keuntungan-keuntungan fisiologik dan patologik selama penyimpanan, umur simpan buah sukun yang diberi lapisan lilin secara nyata
menjadi lebih pendek, terutama dalam penyimpanan dingin. Hasil uji total cendawan pada hari ke-14 disajikan pada Tabel 9.
Gambar 7. Hasil Uji Total Cendawan pada media PDA pada hari ke-0
49 Gambar 8. Hasil Uji Total Cendawan pada media PDA pada hari ke-14
5. Pengamatan Serangan Penyakit secara Visual