Penanganan Panen dan Pascapanen Pepaya

7 pepaya akan berlangsung cepat bila suhu siang hari 35 o C dan malam hari 26 o C. biji akan berkecambah dan tumbuh setelah 12-14 hari Kalie, 1999. Menurut Kalie 1999 varietas pepaya dikenal dari bentuk, usuran, warna, rasa, dan tekstur buahnya. Dari parameter tersebut maka dikenal buah pepaya yang berukuran besar atau kecil, berbentuk bulat atau lonjong, daging buah berwarna merah atau kuning, keras atau lunak berair, rasanya Manis atau kurang Manis, dan kulit buah licin menarik atau kasar tabal. Berat buah pepaya berkisar antara 0.5-9 kg. Di Indonesia, varietas pepaya yang banyak ditanam adalah pepaya semangka, pepaya jinggo, dan pepaya cibinong. Selain itu, dikenal juga varietas pepaya mas, pepaya item, dan pepaya ijo. Varietas buah pepaya yang berhasil dikembangkan di Indonesia, diperoleh dari pengumpulan berbagai hasil eksplorasi dari daerah. Berdasarkan pengujian dan seleksi diantaranya pepaya Arum Bogor dikenal dengan nama varietas Pepaya IPB1 dan Pepaya Prima Bogor dikenal dengan nama varietas Pepaya IPB2 serta IPB 3. Masing-masing memiliki umur panen 140 ,150, dan 120 hari setelah bunga mekar PKBT, 2003.

B. Penanganan Panen dan Pascapanen Pepaya

Tanaman pepaya yang dibudidayakan di dataran rendah mulai berbunga pada umur empat bulan. Enam bulan kemudian tanaman pepaya sudah dapat dipanen. Umur berbunga dan umur petik ini akan bertambah bila tanaman pepaya ditanam pada lahan-lahan yang lebih tinggi atau di wilayah iklim yang lebih dingin Kalie, 1999. Buah pepaya dipanen pada stadium mendekati matang pohon, yakni setelah buah menunjukkan garis-garis menguning. Untuk pasaran setempat biasanya buah dipetik pada tingkat kemasakan mengkal, sedangkan untuk pasaran jarak jauh buah dipetik pada tingkat kemasakan tua. Buah masak mengkal bila kulit buah di bagian ujung tampak mulai menguning, sedangkan daging buah masih tetap keras. Buah pepaya yang masak ditandai dengan kulit dan dagingnya berwarna cerah, rasanya manis, dan aromanya sudah tercium. Menurut Kalie 1999 waktu memanen harus dijaga agar kulit buah jangan samapi tergesek atau tergores, apalagi sampai terluka. Gesekan, goresan, atau luka membuat buah menjadi cacat. Akibatnya, warna kulit maupun penampilan buah tidak utuh lagi. Goresan pada buah menjadi jalan masuk atau 8 tempat terjadinya infeksi mikroorganisme. Akibat lebih lanjut adalah daya simpan buah menjadi berkurang. Untuk itu, pada saat melakukan pemanenan harus dihindari kerusakan fisik ini. Pemanenan harus memperhatikan tingkat kemasakan . Tingkat kemasakan buah pepaya biasanya dinyatakan dalam bentuk buah muda, buah tua, buah mengkal, dan buah terlalu masak. Buah muda adalah buah yang masih dalam proses pertumbuhan dan pembentukan ke arah tingkat buah tua. Bentuk, berat, dan komposisi buah masih belum utuh dan belum lengkap. Kulit buah berwarna hijau muda dan mengandung banyak getah. Daging buah dan biji masih berwarna putih. Buah tua green mature stage ditandai dengan warna kulit masih berwarna hijau tetapi getah sudah banyak berkurang dan encer, daging buah masih keras dan sudah mengalami perubahan warna. Buah mengkal firm ripe stage ditandai dengan mulai menguningnya warna kulit buah, terutama di bagian ujung buah. Pada buah masak ripe stage seluruh kulitnya telah berubah warna menjadi kuning atau kuning kemerahan. Daging buah seluruhnya telah lunak dan berwarna kuning atau merah menyala. Rasanya manis segar beraroma dan berair banyak Kalie, 1999. Setelah dipanen, biasanya buah pepaya diperam terlebih dahulu atau dikarbit. Hal ini dilakukan karena buah pepaya yang dipanen biasanya masih dalam keadaan mengkal. Pengkarbitan dilakukan dengan memasukkan buah pepaya ke dalam peti atau ruangan yang ditutup rapat kemudian di bagian bawah peti diberi karbit yang dibungkus daun pisang. Bila buah yang dikarbit masih muda, rasa buah menjadi kurang enak, yaitu kurang manis, dingin, dan ada rasa pahit. Setelah dilakukan pengkarbitan, pepaya siap untuk diangkut ke lokasi pemasaran. Pada umumnya, pedagang buah pepaya mengangkut buah dengan menggunakan keranjang bambu atau alat pengangkut lain. Untuk menjaga agar buah pepaya tidak saling bergesekan maka di bagian bawah dari keranjang dialasi dengan daun pisang kering. Selain di bagian alas keranjang, daun kering tersebut juga ditempatkan di sekeliling keranjang dan celah-celah diantara buah. Penempatan buah di dalam keranjang dilakukan dengan cara berdiri dengan tangkai di sebelah bawah. 9 Di Hawaii, buah pepaya yang akan diekspor ke Amerika, Jepang atau pasar lainnya dikemas dalam kotak karton atau kotak sterofoam berukuran 6.5 x 10.5 x 14 inci. Untuk mencegah serangan busuk buah selama pengangkutan, sebelum dikemas buah dicelup air panas yang bersuhu 43-48 o C selama 20 menit. Setelah itu, buah difumigasi selama dua jam dengan etilen bromida EDB sebanyak 8 gm 3 ruangan. Ruangan fumigasi tersebut hanya boleh diisi tiga perempat bagian saja. Perlakuan dengan EDB ini adalah untuk membunuh lalat buah dan larvanya. Perlakuan pencelupan air panas dan fumigasi merupakan perlakuan standar yang harus dilakukan terhadap buah-buah pepaya yang akan diekspor. Buah kemudian diangkut pada suhu 10 o C dan kelembapan 80-90. Dalam kondisi tersebut buah dapat disimpan selama 3-4 minggu. Pengangkutan atau penyimpanan buah pepaya pada suhu yang lebih rendah dari 10 o C, tepatnya lebih rendah 7.2 o C, dapat menimbulkan gangguan fisiologis pada buah yang disebut chilling injury. Buah menjadi berbintik-bintik, tidak dapat masak, rasanya tawar dingin, atau bahkan menjadi busuk Kalie, 1999. Pepaya untuk ekspor atau pasar swalayan menghendaki suatu standar buah tertentu. Pepaya Malang Segar digolongkan dalam 3 tiga ukuran yaitu kelas A, B, C, dan D berdasarkan berat tiap buah, yang masing-masing digolongkan dalam 3 tiga jenis mutu yaitu Mutu I, Mutu II, dan Mutu III Tabel 3 dan 4. Tabel 3. SNI Pepaya Malang Segar. Sumber : SNI-01-4230-1996 Buah Pepaya Malang Segar masing-masing digolongkan dalam 3 tiga jenis mutu yaitu Mutu I, Mutu II, dan Mutu III. Kriteria dalam menentukan jenis mutu buah Pepaya Malang Segar dinilai dari tingkat ketuaan dimana jumlah strip berwarna jingga pada permukaan kulit buah yang berwarna hijau botol saat Kelas Berat per buah A B C D kg – 3.0 kg 1.8 kg – 2.4 kg 1.5 kg – 1.7 kg 1.5 kg atau 3 kg 10 dipanen, kebenaran kultivar, keseragaman ukuran berat, tingkat kerusakan, kebusukan, dan kadar kotoran, serta tingkat kesegaran. Tabel 4. Klasifikasigolongan pepaya malang segar Spesifikasi Satuan Mutu I Mutu II Mutu III a. Tingkat ketuaan warna kulit jumlah strip warna jingga b. Kebenaran kultivar c. Keseragaman ukuran berat d. Keseragaman bentuk e. Buah cacat dan busuk f. Kadar kotoran g. Serangga hidup atau mati h. Tingkat kesegaran Strip 3 97 97 97 100 2-3 95 95 95 25 1 90 90 90 25 Sumber : SNI-01-4230-1996 Buah pepaya lebih lanjut dapat diolah menjadi berbagai produk pangan yang digemari oleh masyarakat. Biasanya buah yang diolah adalah buah yang tidak memiliki standar buah untuk pasar, seperti buah yang terlalu besar atau terlalu kecil, buah yang tidak memiliki bentuk sempurna. Bentuk olahan pepaya antara lain manisan pepaya, koktil pepaya, jeli pepaya, jam pepaya, sirup pepaya dan saus buah pepaya.

C. Penyakit Pascapanen pepaya