Bahan dan Alat Prosedur Penelitian

26

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei 2007 sampai dengan bulan Agustus 2007. Tempat pelaksanaan penelitian adalah laboratorium Teknik Pengolahan dan Hasil Pertanian, laboratorium Mikrobiologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor; laboratorium Fitopatologi, Seameo Biotrop-Tajur; dan laboratorium AP4 Agricultural Processing Pilot Plants Fateta IPB.

B. Bahan dan Alat

1. Bahan Bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pepaya Carica papaya L. varietas IPB 3 dengan berat 450-600 gram, panjang 15.0 - 19.0 cm, dan diameter 7.0 – 8.5 cm dengan tingkat kematangan yang seragam. Buah pepaya diperoleh dari Pusat Penelitian Buah Tropika di Tajur, Bogor. Asap cair, air untuk perlakuan perendaman dan beberapa bahan kimia seperti NaCl, media agar PDA dan PDB serta alkohol untuk uji total cendawan. 2. Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain rheometer tipe CR- 300 untuk mengukur kekerasan, refraktometer model N-1 Atago untuk mengukur total padatan terlarut, timbangan digital, lemari pendingin refrigerator serta beberapa peralatan tambahan seperti cawan petri, pipet, erlenmeyer, gelas ukur dll.

C. Prosedur Penelitian

Secara garis besar, penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu: 1 Penelitian tahap I, uji aktifitas cendawan yang bertujuan untuk mengetahui efektifitas asap cair sebagai disinfektan dengan media agar, dan 2 Penelitian tahap II yaitu aplikasi asap cair sebagai disinfektan untuk mengatasi serangan penyakit antraknosa pada buah pepaya selama penyimpanan. 27 1. Uji aktivitas antimikroba asap cair Uji aktivitas antimikroba asap cair terhadap cendawan penguji Colletotrichum gloeosporiodes dilakukan menggunakan metode kontak dengan medium cair modifikasi Parish dan Davidson 1993: kultur murni cendawan Colletotrichum gloeosporioides dari agar miring PDA dirontokkan sporanya menggunakan jarum ose sambil dibilas dengan 10 ml akuades steril. Cendawan penguji selanjutnya diambil 0.05 ml dan dimasukkan ke dalam 50 ml media PDB steril secara aseptik, kemudian ditambahkan asap cair yang akan diuji dengan konsentrasi 0, 1, 3, 5, 7, dan 10, selanjutnya diinkubasi pada inkubator bergoyang agitasi 150 rpm pada suhu ruang selama 48 jam. Masa sel cendawan yang tumbuh setelah 48 jam dipisahkan secara penyaringan menggunakan kertas saring, kemudian dikeringkan dalam oven suhu 100 o C sampai beratnya tetap. Bagan alir penelitian uji aktivitas antimikroba asap cair dapat dilihat pada Gambar 2. 28 Gambar 1. Diagram alir penelitian uji aktivitas antimikroba asap cair. Perontokan Pengenceran Kultur murni cendawan Colletotrichum gloeosporioides Perlakuan disinfektan: 1. Konsentrasi asap cair: 0, 1, 3, 5, 7, dan 10. Inkubasi pada inkubator bergoyang agitasi 150 rpm pada suhu ruang selama 48 jam. Penyaringan massa sel cendawan dan pengeringan dalam dalam oven suhu 100 o C . Media agar PDB 29 2. Penelitian pengaruh asap cair dan pelilinan terhadap mutu pepaya Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh konsentrasi asap cair dalam menghambat serangan penyakit antraknosa pada buah pepaya selama penyimpanan. Pengujian asap cair ini dilakukan dengan perlakuan perendaman dengan konsentrasi asap cair hasil uji aktivitas antimikroba asap cair tiga konsentrasi, misal C1, C2, dan C3 selama 30 menit dan perlakuan pelilinan. Pelaksanaan penelitian ini secara rinci adalah sebagai berikut: a. Buah pepaya yang telah masak, kemudian disortasi untuk mencari warna dan tingkat kematangan yang seragam kematangan 25 dicuci dengan air bersih dan dikering-anginkan sampai kering. Pepaya yang digunakan untuk setiap perlakuan yaitu 3 buah. b. Sebelum diberi perlakuan, diambil 3 sampel buah pepaya untuk diukur total padatan terlarut dan kekerasannya pada hari ke-0. Selain itu buah pepaya sebelum perlakuan ditimbang untuk mengetahui berat awal. c. Buah pepaya tersebut diberi perlakuan disinfektan dengan konsentrasi asap cair yang berbeda yaitu C1, C2, dan C3. Selain itu ada kontrol untuk mengetahui respon buah pepaya tanpa perlakuan. Setiap perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali. d. Pepaya direndam dalam asap cair selama 30 menit sesuai dengan konsentrasi asap cair yang digunakan sebagai perlakuan. e. Buah pepaya yang telah diberi perlakuan tersebut dikering-anginkan atau ditiriskan kemudian dipisahkan untuk mempermudah dalam pengamatan. f. Buah pepaya tersebut sebelum disimpan diberi perlakuan pelilinan 6 dan tanpa pelilinan, bertujuan untuk dilihat pengaruhnya selama penyimpanan berlangsung. g. Kemudian pepaya tersebut disimpan pada suhu 10 C. Setelah itu dilakukan pengukuran dan pengamatan mutu buah pepaya setiap 4 hari sekali selama 20 hari. Pengamatan yang dilakukan adalah susut bobot, kekerasan, total padatan terlarut, total mikroba, pengamatan serangan penyakit secara visual, uji organoleptik. Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 2. 30 Gambar 2. Diagram alir penelitian pengaruh asap cair dan pelilinan terhadap mutu pepaya Sortasi Penimbangan Buah pepaya Perlakuan disinfektan: 2. Konsentrasi distilat asap: C1, C2, C3 3. Lama perendaman: 30 menit 4. Kontrol Penirisan Penyimpanan pada suhu 10 o C Pengamatan mutu 4 hari sekali : 1. Susut bobot 2. Kekerasan 3. Total Padatan Terlarut 4. Total Cendawan 5. Pengamatan serangan penyakit secara visual 6. Uji Organoleptik Perlakuan pra penyimpanan: 1. pelilinan 2. tanpa pelilinan 31

D. Pengamatan