Sarana Kesehatan Sarana Fisik 1. Pola Pemukiman Penduduk

mereka hal tersebut dikarenakan para orang tua dahulu tidak begitu mengerti arti pentingnya pendidikan. Disamping itu para orang tua tersebut mengaku tidak memiliki biaya yang cukup untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Dulu sangat sering terlihat anak-anak usia sekolah berhenti di tengah jalanputus sekolah. Apalagi bagi anak yang orang tuanya bekerja hanya sebagai penggarap yang tidak memiliki penghasilan yang cukup. Namun pada masa sekarang ini bisa dikatakan banyak anak yang bisa bersekolah sampai pada tingkat SLTP, hal tersebut terjadi karena adanya program pemerintah memberlakukan sekolah gratis. Alasan para orang tua yang tidak menyekolahkan anaknya adalah dikarenakan ketiadaan biaya untuk memberikan pendidikan yang layak untuk anaknya. Apalagi saat ini harga-harga kebutuhan pokok yang sudah sangat mahal. Tidak hanya itu ada pula anak yang pada dasarnya tidak ingin bersekolah karena pengaruh lingkungan yang melihat teman- temannya menikmati ketika mereka tidak bersekolah, anak tersebut merasa bahwa bersekolah adalah kegiatan yang membosankan dan menjenuhkan.

2.1.4.4. Sarana Kesehatan

Untuk sarana kesehatan di desa ini terbilang sedikit dan terbatas. Fasilitas yang mendukung sarana sarana tersebut masih sangat sederhana dan terbatas. Sebagai sarana kesehatan, rumah sakit tidak dijumpai di daerah ini. Namun untuk pelayanan kesehatan ditangani oleh bidan dan perawat yang bertugas pada puskesmas di daerah ini, sedangkan tenaga dokter hanya ada sekali dalam sebulan. Puskesmas ini sendiri berada di pusat desa, sehingga sangat mudah dijangkau oleh masyarakat desa. Universitas Sumatera Utara Balai PengobatanPuskesmas ini dapat dikatakan selalu buka dalam 24 jam, dalam pengertian petugas kesehatan dapat dipanggil kapan saja dibutuhkan. Mengenai pasilitas kesehatan sudah cukup memadai, selain dari beberapa jenis obat-obatan dari kedokteran kabupaten setempat ditambah stok pribadi petugas kesehatan, juga terdapat beberapa tempat tidur dan tempat penginapan bagi pasien rawat inap, namun ambulans tidak ada. Pada beberapa tahun yang lalu tidak jarang dijumpai wabah penyakit muntaber maupun diare di daerah ini, namun agaknya pada tahun-tahun terakhir ini sudah dapat ditanggulangi dengan immunisasi maupun perawatan kesehatan. Penyakit influensa baik karena perubahan cuaca maupun karena sebab lain merupakan penyakit yang paling sering dijumpai di daerah ini. Disamping itu penyakit mencret masih sering dijumpai pada anak dari usia 0-12 tahun. Beberapa kasus penyakit cacar banyak dijumpai pada anak-anak. Pada masyarakat ini banyak kasus penyakit ringan sering ditangani sendiri oleh masyarakat tanpa bantuan petugas kesehatan, seperti halnya flu maupun demam ringan ditanggulangi dengan obat-obatan yang dijual di warung. Penyakit darah tinggi dan jantung jarang dijumpai di daerah ini, hanya ada satu dua kasus. Penyakit reumatik maupun sakit pinggang banyak dijumpai pada orang tua, walaupun demikian agaknya penyakit ini tidak banyak membawa dampak serius bagi masyarakat, dalam arti dapat menimbulkan kematian. Secara umum tingkat kebersihan sudah memadai, dimana sebagian besar masyarakat sudah mempunyai MCK yang memadai. Kemudian tingkat kematian anak yang rendah hanya ada kurang dari dua kematian anak pertahun setiap 1000 Universitas Sumatera Utara orang penduduk, dimana tentunya hal ini dibarengi dengan sudah terpenuhinya kebutuhan pokok penduduk Sumber: Hasil wawancara dengan bidan desa.

2.1.4.5. Sarana Ibadah