PERUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN MANFAAT PENELITIAN HIPOTESA DEFENISI KONSEP

organisasi lainnya, diharapkan peningkatan produktivitas kerja pegawai, khususnya pegawai pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan. Dari uraian diatas Penulis tertarik untuk meneliti secara ilmiah mengenai produktivitas kerja yang dihubungkan dengan lingkungan kerja, dengan judul : “Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai di PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan “.

B. PERUMUSAN MASALAH

Dari uraian yang telah dikemukakan diatas, maka Penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : “Bagaimana Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai di PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan?”

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja pegawai di PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan. 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja pegawai.

D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Penulis adalah untuk melatih, mengkaji dan mengembangkan pemahaman Penulis mengenai Lingkungan Kerja, Produktivitas Kerja Pegawai dan pengaruh antar variabel. Universitas Sumatera Utara 2. Sebagai bahan pertimbangan para manajer atau pimpinan dalam usaha memperhatikan Lingkungan Kerja dalam meningkatkan Produktivitas Kerja Pegawai. 3. Menambah referensi dibidang manajeman dan melengkapi ragam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

E. KERANGKA TEORI 1. Lingkungan Kerja

a. Pengertian Lingkungan Kerja

Para ilmuwan sosial manajemen menyadari begitu besarnya pengaruh lingkungan terhadap makhluk hidup maupun mati dan menyimpulkan bahwa prilaku seseorang dalam organisasi juga sangat ditentukan oleh lingkungan kerjanya. Para ahli ilmu organisasi dan manajemen sampai hari ini belum mempunyai kesamaan pandangan tentang apa yang disebut dengan lingkungan kerja di dalam organisasi. Hal ini dapat dimaklumi karena pengertian, perhatian dan penelitian tentang lingkungan itu sendiri baru mulai berkembang sekitar 30 tahun terakhir ini diantaranya adalah penelitian oleh : “Ampbbel and Beaty 1971 ; Pritchrd and Korasick 1973 ; Halvin and Crout 1962, Litwin Sringe 1968 dan lain-lain” 3 Menurut Alex C. Nitisemito 1984 lingkungan kerja adalah “segala sesuatu yang ada disekitar pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas- tugas yang dibebankan . 4 3 R. M. Steers. 1984. Efektivitas Organisasi. Erlangga 4 Alex C. Nitisemito. 1984. Manajemen Personalia. Indonesia. Ghalia. hal. 183 . Universitas Sumatera Utara Disamping itu lingkungan kerja dapat diartikan juga sebagai suasana kerja. Suasana yang merupakan serangkaian sifat lingkungan yang dapat diukur dari persepsi kolektif dari orang-orang yang dapat hidup dan bekerja untuk mempengaruhi motivasi dan prilaku mereka 5 Dengan demikian lingkungan kerja memegang peranan penting dalam hal produktivitas kerja pegawai. Untuk itu lingkungan kerja dan tata ruang kegiatan yang terkoordinasi serta terintegrasi sebagai salah satu yang tidak dipisahkan dalam pencapian tujuan organisasi. . Lingkungan kerja dalam pengertian konkrit menyangkut masalah lingkungan dalam organisasi yang diraba, dilihat secara nyata atau yang dapat dikendalikan atau dirubah dalam waktu singkat. Lingkungan ini misalnya ruangan yang merupakan tempat pegawai atau anggota organisasi melaksanakan tugasnya beserta perangkat kerja lainnya yang dapat memudahkan atau menyulitkan aktivitas mereka. Sedangkan secara abstrak lingkungan kerja dalam organisasi menyangkut psikologi orang-orang dan faktor financial organisasi. Faktor lingkungan psikologi ini meliputi sikap pegawai terhadap kebutuhan, hal-hal yang menyangkut dengan kebutuhan sosial antar pegawai dengan rekan sekerja dan dengan pimpinan. Faktor finansial meliputi gajiupah, jaminan sosial, termasuk kesehatan dan lain sebagainya. Lingkungan kerja yang terdiri dari kondisi fisik yang dapat mencakup seperti temperatur, kelembapan, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau-bauan, pelayanan kebutuhan karyawan, pemeliharaan lingkungan, penyediaan berbagai fasilitas yang dibutuhkan karyawan dan lain-lain dan atau yang berhubungan dengan waktu, seperti jam kerja, waktu istirahat, serta kerja bergilir adalah sebagian hal lain yang turut berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai. 5 A. Timpe Dale. 1992. Op.Cit. hal 27 Universitas Sumatera Utara

b. Hal-hal yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Alex Nitisemito 1984 juga menetapkan faktor-faktor yang termasuk dalam lingkungan kerja yang harus diperhatikan antara lain : penerangan, warna, kebersihan, pertukaran udara, musik, keamanan dan kebersihan 6 Menurut Drs. Moekijat 1995 faktor-faktor yang penting dari kondisi-kondisi kerja fisik dalam kebanyakan kantor yaitu penerangan, warna, musik, udara, dan suara . 7

1. Penerangan atau Cahaya

. Hal-hal yang mempengaruhi lingkungan kerja yaitu : Penerangan atau cahaya yang cukup merupakan pertimbangan yang penting dalam fasilitas kantor, apalagi bila pekerjaan yang dilakukan tesebut menuntut ketelitian. Keseimbangan cahaya sangat penting. Pencahayaan di lingkungan kerja baru disebut efektif apabila pegawai merasa nyaman secara visual akibat pencahayaan yang seimbang. Menurut C.L. Littlefield dan R.L. Petersonada beberapa keuntungan dari penerangan yang baik yaitu : - Produktivitas yang bertambah meskipun sulit mengukur dengan tepat berapa banyaknya - Kualitas pekerjaan yang lebih baik - Mengurangi ketegangan mata dan kelelahan rohaniah - Semangat kerja pegawai yang lebih baik - Prestise yang lebih baik untuk perusahaan 8 . 6 Alex C. Nitisemito. Op.Cit. hal. 184 7 Drs. Moekijat. 1995. Tata Laksana Kantor. Bandung. Mandar Maju. hal. 135 8 Drs. Moekijat. Op.Cit. hal. 136 Universitas Sumatera Utara

2. Warna

Menurut McShane, warna adalah satu elemen dalam lingkungan perkantoran yang mempunyai dampak penting bagi pegawai. Meskipun sebagian besar pegawai sadar akan dampak fisik warna, namun banyak yang tidak sadar akan dampak psikologinya, baik positif maupun negatif pada produktivitas, kelelahan, moral, tingkah laku, dan ketegangan 9 . Penggunaan warna dalam ruangan maksudnya adalah bagaimana pengaruh warna terhadap gairah dan semangat kerja karyawan. Untuk ruangan kerja hendaknya dipilihkan warna-warna dingin dan lembut, misalnya cokelat muda atau krem, abu-abu, abu-abu muda, hijau muda dan sebagainya. Untuk warna putih dapat memberikan kesan ruang yang sempit menjadi tampak luas dan bersih serta membantu pekerjaan yang membutuhkan ketelitian.

3. Suara

Tingkat kebisingan pada kantor merupakan faktor lingkungan yang harus dipertimbangkan untuk mengelola tingkat produktivitas pegawai yang diinginkan. Apabila tingkat kebisingan melampaui batas yang tidak diinginkan, beberapa gangguan fisik dan psikologi terhadap mereka akan terjadi. Kebisingan dapat mengganggu konsentrasi dan menimbulkan kekacauan dalam bekerja. Suara yang gaduh menyebabkan kesulitan dalam memusatkan pikiran, menggunakan telepon dan dalam melaksanakan pekerjaan dengan baik. Oleh karena itu, setiap perusahaan hendaknya dapat menghilangkan kebisingan tesebut, setidak-tidaknya menguranginya. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat peredam suara atau bila mana mungkin mengusahakan sedemikian rupa sehingga kebisingan menjadi berkurang. 9 M. Badri Sukoco. S.E. 2007. Manajemen Administrasi Perkantoran Modern. Jakarta. Erlangga. hal. 214 Universitas Sumatera Utara Adapun pengaruh suara yang bising adalah : - Gangguan mental dan syaraf pegawai - Kesulitan melakukan konsentrasi, mengurangi hasil, kesalahan yang lebih banyak, kesulitan dalam menggunakan telepon dan ketidakhadiran yang lebih banyak. - Kesalahan yang bertambah dan semangat kerja pegawai yang berkurang. Kebisingan juga dapat menimbulkan gangguan terhadap lingkungan sekitarnya sehingga menimbulkan rasa kurang simpati, bahkan mungkin menimbulkan reaksi yang kurang menyenangkan. Oleh karena itu bagaimana pun juga kebisingan haruslah diusahakan supaya berkurang, kalau seandainya usaha untuk menghilangkan sama sekali tidak dapat dilaksanakan.

4. Musik

Musik digunakan untuk membantu pekerjaan, karena penggunaan musik dapat membentuk pola tingkah laku yang baik. Musik menghasilkan beberapa keuntungan, di antaranya membantu meningkatkan kepuasan kerja dan produktivitas pegawai dengan menghilangkan rasa bosan dan monoton dalam melakukan pekerjaan kantor. Musik juga memberikan efek menenangkan kelelahan mental dan fisik serta mengurangi ketegangan. Tipe musik yang dimainkan akan mempengaruhi produktivitas pegawai. Meskipun demikian dalam perusahaan bila musik yang dioperdengarkan tidak menyenangkan, maka lebih baik tanpa musik sama sekali. Sebaiknya bila musik yang diperdengarkan menyenangkan, maka akan menimbulkan suasana gembira dan mengurangi kelelahan dalam bekerja. Perlu ditegaskan lagi musik yang menyenangkan disini tergantung kesenangan para pegawai. Universitas Sumatera Utara

5. Udara

Faktor lingkungan kerja lainnya yang dapat mempengaruhi kondisi fisik dan psikologi pegawai adalah kondisi udara di dalam kantor. Jika diasumsikan pegawai akan menghabiskan 90 persen jam kerjanya di dalam ruangan kurang dari 2500 jam per tahun, kualitas udara patut menjadi perhatian utama oleh perusahaan. Pertukaran udara yang cukup terutama dalam ruang kerja sangat diperlukan apalagi bila dalam ruangan tersebut penuh karyawan. Pertukaran udara yang cukup ini akan menyebabkan kesegaran fisik karyawan, sebaliknya perukaran udara yang kurang akan menimbulkan rasa pengap sehingga mudah menimbulkan kelelahan karyawan. Untuk menimbulkan pertukaran udara yang cukup ada hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu : - ventilasi Ventilasi harus cukup lebar terutama pada daerah-daerah panas karena akan dapat menimbulkan pertukaran udara yang baik sehingga dapat menyehatkan badan. Akan tetapi bila terlalu banyak ventilasi dapat menimbulkan hembusan angin yang terlalu kuat sehingga akan banyak pegawai yang jatuh sakit. - Konstruksi gedung Konstruksi gedung dapat berpengaruh pula pada pertukaran udara, misalnya gedung yang mempunyai plafon tinggi akan menimbulkan pertukaran udara yang banyak daripada gedung yang mempunyai plafon yang rendah. - Air Conditioning Air Conditioning AC mengatur keadaan udara dengan mengawasi empat unsur pokok : suhu, peredaran, kelembaban dan kebersihan. Dengan menggunakan AC pada tempat-tempat yang pengap akan menimbulkan kesejukan sehingga dapat mengurangi kelelahan, penggunaan AC ini juga mempunyai efek negatif pada pegawai yang alergi Universitas Sumatera Utara terhadap AC, juga apabila dalam ruangan terlalu banyak pegawai atau karyawan yang merokok justru akan kurang baik bagi kesehatan. Untuk itu masalah pertukaran udara yang sehat perlu diperhatikan. Adapun keuntungan udara yang baik : • Produktivitas yang tinggi • Mutu pekerjaan lebih baik • Kesenangan dan kesehatan pegawai • Semangat kerja lebih tinggi • Kesan yang menyenangkan bagi para tamu.

6. Tata Ruang Kantor

Tata ruang kantor adalah penyusunan alat-alat kantor pada letak yang tepat serta pengaturan tempat keja yang menimbulkan kepuasan bekerja bagi para pegawai. Adapun yang menjadi unsur-unsur kantor terdiri dari tiga unsur yakni gedung bangunan, alat perlengkapan dan personil. Standarisasi ruang kantor juga sangat berperan. Standar-standar ruang dapat menjadi pedoman atau pegangan bagi pimpinan. Standar ruang itu adalah sifat pekerjaan yang dilakukan, bentuk ruang dan ketentuan perabot itu sendiri meja, kursi, file. Disamping itu juga standarisasi penyelenggaraan pekerjaan memperkokoh unsur yang penting pula.

7. Kerbersihan

Kebersihan merupakan syarat utama untuk pekerja yang sehat. Untuk menjaga kesehatan semua ruangan harus dijaga agar tetap dalam keadaan bersih. Penumpukan abu dan kotoran tidak boleh terjadi dan karenanya semua ruang kerja, gang, tangga- tangga dan kamar mandi harus dibersihkan setiap hari. Demikian pula setiap karyawan Universitas Sumatera Utara hendaknya tidak meludah dan membuang sampah disembarang tempat. Untuk hal ini tergantung kepada kemapuan perusahaan dalam menegakkan kedisiplinan.

8. Keamanan

Rasa aman akan menimbulkan ketenangan dan akan mendorong semangat serta kegairahan kerja karyawan. Dalam hal ini adalah keamanan terhadap milik pribadi dari karyawan sepeda motor, mobil, dimana pada saat bekerja karyawan yang bersangkutan tidak mungkin dapat mengawasi kendaraannya secara langsung. Apabila tempat kendaraan tersebut tidak aman dan sering terjadi pencurian serta perusakan maka hal ini dapat menimbulkan kegelisahan pada waktu melaksanakan tugas. Keadaan ini tentu saja dapat mengakibatkan konsentrasi kurang, yang pada akhirnya akan menurunkan semangat dan kegairahan kerja karyawan. Oleh karena itulah penjagaan terhadapa keamanan dan perusakan harus benar-benar diperhatikan.

2. Produktivitas Kerja a. Pengertian Produktivitas Kerja

Pengertian produktivitas kerja dipandang sebagai konsep filosopis, merupakan pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan.Dimana kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan mutu kehidupan besok harus lebih baik dari hari ini. Pandangan hidup dan sikap mental yang demikian akan mendorong manusia untuk tidak cepat merasa puas, tetapi harus mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kerja. Pengertian produktivitas sebenarnya menyangkut aspek yang luas, yaitu modal termasuk lahan, biaya, tenaga kerja, energi, alat, dan teknologi. Secara umum, produktivitas merupakan perbandingan antara keluaran output yang dicapai dengan masukan input yang diberikan. Produktivitas juga merupakan hasil dari efisiensi Universitas Sumatera Utara pengelolaan masukan dan efektivitas pencapaian sasaran. Efektivitas dan efisiensi yang tinggi akan menghasilkan produktivitas yang tinggi. Menurut P. Sondang Siagian 2002 produktivitas kerja merupakan kemampuan memperoleh manfaat dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan keluaran output yang optimal, bahkan kalau mungkin maksimal 10 Menurut Blecher yang dikutip Wibowo 2007 produktivitas kerja adalah hubungan antara keluaran atau hasil organisasi dengan yang diperlukan. Produktivitas dapat dikuantifikasikan dengan membagi keluaran dengan masukan. Menaikan produktivitaas dapat dilakukan dengan memperbaiki rasio produktivitas, dengan menghasilkan lebih banyak keluaran atau output yang lebih baik dengan tingkat masukan sumber daya tertentu . Kemampuan yang dimaksud dalam defenisi tersebut tidak hanya berhubungan dengan sarana dan prasarana, tetapi juga berhubungan dengan pemanfaatan waktu dan sumber daya manusia. 11 Menurut Sinungan 2000 produktivitas kerja adalah suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan atau output : input. Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedang keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai . 12 Karyawan yang merasa puas tentu secara alamiah akan berupaya mencapai tingkat kepuasan yang tinggi dengan cara mengoptimalkan hasil kerja output. Jika .

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Ada beberapa faktor yang menentukan besar kecilnya produktivitas kerja karyawan yaitu : 1. Kepuasan Kerja 10 Prof. DR. MPA. P. Sondang Siagian. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta. Rineka Cipta. hal. 54 11 Prof. DR. Wibowo. SE. M,Phil. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. hal. 241 12 M. Sinungan. 2000. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta. Bumi Angkasa. hal. 12 Universitas Sumatera Utara output yang dihasilkan tidak sebanding dengan semangat yang diberikan maka kepuasan kerja justru akan ikut menurun sehingga produktivitas pun juga akan menurun. 2. Input Besar kecilnya input yang dimasukan dalam sebuah proses produksi akan menentukan hasil akhir output dari sebuah pekerjaan. Input yang dimiliki karyawan dalam bekerja antara lain : motivasi, tenaga, sikap, pengetahuan dan keterampilan, saran yang mendukung, dan lingkungan kerja. 3. Waktu Kerja Jam kerja yang lama mendorong pegawai untuk terus memperbanyak dan meningkatkan hasil kerja mereka. Namun faktor ini sifatnya sangat relatif, karena harus didukung oleh faktor lainnya, seperti input. Menurut P. Sondang Siagian 2002 faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah 13 : a. Perbaikan terus-menerus Seluruh komponen organisasi harus melakukan perbaikan secara terus-menerus. Pandangan ini bukan hanya merupakan salah satu kiat dalam mengelola organisasi dengan baik, akan tetapi merupakan salah satu etos kerja yang penting sebagai bagian filsafat manajemen mutakhir. Pentingnya etos kerja ini terlihat dengan lebih jelas apabila diingat bahwa suatu organisasi selalu dihadapkan kepada tuntutan yang terus-menerus berubah, baik secara internal maupun secara eksternal. 13 Prof. DR. MPA. P. Sondang Siagian. Op.Cit. hal. 10 Universitas Sumatera Utara b. Peningkatan Mutu Hasil Kerja Mutu tidak hanya berkaitan dengan produk yang dihasilkan dan dipasarkan, baik berupa barang maupun jasa, akan tetapi menyangkut segala jenis kegiatan dimana organisasi terlibat. Berarti mutu menyangkut semua jenis kegiatan yang diselenggarakan oleh semua satuan kerja, baik pelaksana tugas pokok maupun pelaksanaan tugas penunjang, dalam organisasi. Suatu organisasi yang mendapat penghargaan, penghargaan itu diberikan bukan hanya karena keberhasilan organisasi meningkatkan mutu produknya, akan tetapi karena dinilai berhasil meningkatkan mutu semua jenis pekerjaan dan proses manajerial dalam organisasi yang bersangkutan. c. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan unsur yang paling strategis dalam organisasi. Karena itu memberdayakan sumber daya manusia merupakan etos kerja yang sangat mendasar yang harus dipegang teguh oleh semua eselon manajemen dalam hirarki organisasi. Dalam memberdayakan manusia terdapat beberapa strategi, yaitu : • Mengakui harkat dan martabat manusia • Manusia mempunyai hak-hak yang bersifat asasi dan tidak ada manusia lain −termasuk manajemen−yang dibenarkan untuk melanggar hak-hak tersebut • Penerapan gaya manajemen ysng partisipasif melalui proses demokratisasi dalam kehidupan berorganisasi • Perkayaan mutu kekaryaan, mencakup paling sedikit lima hal, yaitu : penyeliaan yang simpatik, pekerjaan yang menantang, sistem imbalan yang efektif, kondisi fisik tempat kerja yang menyenangkan, dan sistem umpan balik. 4. Filsafat Organisasi Sesungguhnya titik tolak perumusan etos kerja bersifat fisafat yang pada mulanya mungkin dirumuskan oleh para pendiri founding fathers organisasi yang Universitas Sumatera Utara bersangkutan. Salah satu bentuknya yang dewasa ini dikenal makin meluas dikalangan bisnis ialah TQM Total Quality Management, suatu kredo manajemen yang menekankan pentingnya pendekatan menyeluruh atau holistik dalam mengelola suatu organisasi. Ada beberapa hal yang menonjol dalam filsafat manajemen tersebut, yakni : • Fokus perhatian pada kepuasan pelanggan • Pemupukan loyalitas • Perhatian pada budaya organisasi • Pentingnya ketentuan formal dan prosedur.

c. Kaitan Antara Lingkungan Kerja dan Produktivitas Kerja

Semua organisasi ataupun sejenisnya mempunyai misi yang biasanya tercantum dalam maksud dan tujuan organisasi. Di dalam menciptakan efisiensi, pekerja tersebut perlu memperhatikan lingkungan kerja yang terdapat dalam organisasi itu sendiri. Keberhasilan organisasi dalam proses mencapai tujuan sangat tergantung pada tiap individu dalam pelaksanaan dan pencapian tujuan. Karena produktivitas kerja berhubungan langsung dengan sikap dan prilaku terhadap pekerjaan yang dihadapinya. Menurut Ravianto 1986 bahwa produktif tidaknya seorang pegawai dapat dipahami dengan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas itu sendiri, yang berpendapat “Produktivitas seseorang dipengaruhi oleh berbagai factor, baik yang berhubungan dengan orang itu sendiri, maupun faktor-faktor yang diluar dirinya, seperti keterampilan, disiplin, lingkungan kerja, iklim, sikap dan etika kerja, motivasi, Universitas Sumatera Utara kesehatan, tingkat penghasilan, pendidikan, hubungan antar anggota keluarga, teknologi, manejemen dan kesempatan berprestasi “ 14 Dijelaskan bahwa dengan lingkungan kerja yang baik akan dapat mendukung adanya produktivitas kerja yang baik pula, karena sebagaimana dijelaskan beberapa pendapat-pendapat teori para ahli bahwa produktivitas kerja hanya mungkin terjadi apabila kebutuhan dan keinginan kerja terpenuhi yang mana dalam hal ini mengkut kondisi lingkungan fisik tempat bekerja seperti udara segar, suara yang tidak mengganggu, pencahayaan yang cukup dan sebagainya yang dapat mempengaruhi pelaksanaan kerja dalam mencapai produktivitas Jendelmann, 1997 . 15 Begitu pula dari unsur penerangan, kurangnya sinar yang mencukupi atau kurang tepatnya perhitungan mengenai kebutuhan mata ataupun menyebabkan . Ditinjau dari sudut prilakunya, individu suatu organisasi memiliki sikap antara lain ada yang peka, ada yang malas dan membandel, ada yang dapat dipercaya, suka bekerja dan ada pula selalu membuat suatu kesalahan. Sedang ditinjau dari pekerjaannya antara lain terdiri dari pekerjaan dimana perlu unsur kecepatan, adanya yang membutuhkan pemikiran yang banyak. Dengan demikian keanekaragamna sifat yang dimiliki oleh individu dan pekerjaannya, maka perlu adanya suatu lingkungan kerja yang baik dan serasi dalam suatu organisasi tersebut, sehingga prilaku individu maju kearah yang lebih baik dan juga sifat pekerjaannya dapat berlangsung secara lancar dan pada akhirnya produktivitas kerja yang diharapkan dapat tercapai. Apabila tingkat kebisingan tinggi maka dapat menggangu pendengaran pegawai yang sedang melaksanakan pekerjaannya sehingga ia tidak dapat berkonsentrasi dengan baik, yang pada akhirnya produktivitas kerja yang diharapkan tidak akan tercapai. 14 Ravianto. 1986. Produktivitas dan Keluarga, Pusat Produktivitas Nasional. Jakarta. hal. 12 15 R. Jendelmann. 1997. Konflik Interpersonal di Tempat Kerja. Jakarta. Gunung Agung. Universitas Sumatera Utara kerabunan, akan tetapi apabila cahaya penerangan yang cukup dan memancar dengan tepat akan menambah efisiensi kerja pegawai. Dengan demikian lingkungan kerja yang ada didalam kantor meliputi : warna, cahaya, dan udara. Apabila unsur-unsur lingkungan kerja ini mendapat perhatian yang serius dari pimpinan organisasi di tata dengan baik dan serasi bagi para pegawai yang melaksanakan tugas dikantor, akan menimbulkan semangat kerja dan gairah kerja pegawai, sehingga kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan tugas tidak akan terjadi dan efektivitas kerja pegawai dapat tercapai.

F. HIPOTESA

“Hipotesa adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakn dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Sugiyono 2005 16 1. Hipotesa kerja Ha . Adapun hipotesa yang penulis kemukakan adalah : Adapun pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja. 2. Hipotesa Nol Ho Tidak ada pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja. 16 Sugiono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung. PT Alpabeta. hal. 70 Universitas Sumatera Utara

G. DEFENISI KONSEP

Menurut Singarimbun 1995 adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok, atau individu tertentu yang menjadi pusat perhatian 17 1. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat mempengaruhi dalam menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya. . Pemberian defenisi konsep disini adalah untuk membantu memperjelas fenomena pengamatan yang akan diteliti sebagai berikut : 2. Produktivitas kerja merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai keluaran dengan keseluruhan sumber daya masukan yang dipergunakan per satuan waktu. Jika pruduktivitas naik ini hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan efisiensi waktu-bahan-tenaga dan system kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan ketermapilan dari tenaga kerjanya.

H. DEFENISI OPERASIONAL