5 Produksi Sirup
Kering -
-
6 Produksi Salep
Krim 40.000 kg
32.320 kg 50.000 kg
55.997 kg
Sumber : Adminitrasi PT Kimia Farma Persero Tbk, Plant Medan 2012
Beberapa waktu terakhir pada awal tahun 2012 terjadi penurunan proses produksi tahun 2010-2011 sebesar 17 dari keseluruhan target PT Kimia Farma
Persero Tbk, Plant Medan yang didorong oleh dari faktor internal seperti turunnya tingkat disiplin kerja dengan tingkat ketidakhadiran pegawai secara
keseluruhan sebesar 15 per tahun di tahun 2011 sebesar serta dari ekternal terjadi penurunan pesananan dari pihak luar periode 2011.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana pengaruh
pemberdayaan psikologi sumber daya manusia yang meliputi persepsi, sikap, kepribadian, pembelajaran, motivasi terhadap Komitmen Karyawan di PT. Kimia
Farma Persero,Tbk Plant Medan”.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pemberdayaan psikologi sumber daya manusia terhadap komitmen karyawan di
PT. Kimia Farma Persero,Tbk Plant Medan.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi Perusahaan
Sebagai informasi dan bahan pertimbangan perusahaan untuk dapat memahami pengaruh antara pemberdayaan psikologi dengan komitmen
karyawan. b.
Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai pengaruh pemberdayaan psikologis para karyawan dalam organisasi.
c. Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan informasi dan referensi yang dapat memberikan perbandingan dalam melakukan penelitian dalam bidang yang sama di
waktu yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemberdayaan 2.1.1. Pemberdayaan Psikologi
Dalam hal pemberdayaan karyawan, Menurut Simamora dalam Mangkunegara 2006:14, faktor psikologis Sumber Daya Manusia terdiri dari :
1. Persepsi
Persepsi adalah proses indera manusia menangkap kesan dan menilai lingkungan sekitarnya yang pada akhirnya terjadi penafsiran. Menurut Robbins
2008:175 mengatakan persepsi adalah proses dimana individu mengatur dan menginterprestasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi
lingkungan mereka. Menurut Toha 2003:123 persepsi adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang
lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran,penghayatan,perasaaan dan penciuman. Persepsi tidak hanya tergantung pada sensasi yang
berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan namun juga sensasiyang diterima melalui penglihatan, perasaaan,
pendengaran, penciuman dan sentuhan.
Universitas Sumatera Utara
Persepsi adalah proses bagaimana stimuli-stimuli itu diseleksi, diorganisir dan diinterprestasikan. Mengenai bagaimana stimuli ditangkap melalui indera
sensasi dan kemudian diproses oleh penerimaan stimuli persepsi digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.2 Proses Perseptual
Sumber : Michael R Salomon dalam Sutrisna 2002:101
Berdasarkan defenisi diatas, persepsi merupakan tanggapan dari interprestasi indera manusia yang diterima melalui penglihatan, perasaaan, pendegaran,
penciuman dan sentuhan. Sifat persepsi antara lain:
1. Persepsi adalah pengalaman, kita harus memiliki dasar melakukan interprestasi.
2. Persepsi adalah selektif, ketika mempersepsikan hanya bagian tertentu. 3. Persepsi adalah penyimpulan, proses psikologi dari persepsi mencakup
penarikan kesimpulan
STIMULI -penglihatan
-suara -Bau
-Rasa -Tekstur
Indera Penerima Perhatian
Interprestasi
Tanggapan
PERSEPSI
SENSASI
PEMBERI ARTI
Universitas Sumatera Utara
4. Persepsi tidak akurat, akan mengandung kadar kesalahan untuk setiap persepsi.
5. Persepsi adalah evaluatif, tidak pernah objektif karena ketika dilakukan interprestasi berdasarakan pengalaman, merefleksikan sikap nilai dan
keyakinan pribadi. 2.
Sikap Attitude Hornby dalam Ramdhani 2008:12 mendefinisikan sikap adalah cara
menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran, dan perilaku. Free online dictionary www.thefreedictionary.com mencantumkan
sikap adalah kondisi mental yang kompleks yang melibatkan keyakinan dan perasaan, serta disposisi untuk bertindak dengan cara tertentu. Pendapat tersebut
semakin diperkaya oleh Allport dalam Ramdhani 2008:92 bahwa sikap adalah kondisi mental dan neural yang diperoleh dari pengalaman, yang mengarahkan
dan secara dinamis mempengaruhi respon-respon individu terhadap semua objek dan situasi yang terkait. Sikap diperolah dan dirubah melalui hasil belajar
seseorang dengan lingkungannya, yaitu dimulai semenjak ia lahir sampai proses kehidupan berjalan.
Terdapat tiga komponen dalam sikap menurut Freedman 2002:28, yaitu: 1. Kognitif
Terdiri dari seluruh kognisi yang dimiliki seseorang mengenai objek sikap tertentu – fakta, pengetahuan, dan keyakinan tentang objek.
Universitas Sumatera Utara
2. Afektif Berhubungan dengan emosi atau perasaan positif, negatif, suka tidak
suka, yang menyertai sebuah ide. 3. Tingkah laku
Berhubungan dengan kecenderungan atau kesiapan untuk suatu tindakan. Sikap dibentuk melalui proses tertentu, melalui kontak sosial terus
menerus antara individu dengan individu lain di sekitarnya. Interaksi Komponen-komponen Sikap
Para Ahli Psikologi Sosial banyak yang beranggapan bahwa interaksi ketiga komponen ini Kognitif, Afektif dan Konatif adalah selaras dan konsisten.
Apabila salah satu dari ketiga komponen tersebut tidak konsisten dengan yang lain, maka akan terjadi ketidakselarasan yang menyebabkan timbulnya mekanisme
perubahan sikap sedemikian rupa sehingga konsistensi itu tercapai kembali. Menurut Freedman 2002:29 pembentukan sikap meliputi, Sikap sosial
terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Terjadi hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola perilaku masing-masing
individu sebagai anggota masyarakat.Interaksi sosial meliputi hubungan antara individu dengan lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis di sekelilingnya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi
atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Freedman 2002:30 faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap adalah:
1. Faktor internal, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan, seperti selektivitas, yaitu memilih rangsang-rangsang mana
yang akan didekati dan mana yang harus djauhi. Pilihan ini ditentukan oleh motif-motif dan kecenderungan-kecenderungan dalam diri seseorang.
Karena harus memilih inilah kemudian orang menyusun sikap positif terhadap suatu hal dan membentuk sikap negatif terhadap hal lainnya.
2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berada di luar individu, yaitu: a. Sifat objek yang dijadikan sifat
b. Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap c. Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut
d. Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap e. Situasi pada saat sikap itu dibentuk
3. Kepribadian Personality Menurut Gordon dalam Yosep 2003:130 mendefinisikan kepribadian
adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psiko-fisik indvidu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran indvidu secara khas. Terjadinya
interaksi psiko-fisik mengarahkan tingkah laku manusia. Maksud dinamis pada pengertian tersebut adalah perilaku yang mungkin saja berubah-ubah melalui
proses pembelajaran atau melalui pengalaman-pengalaman, reward,
punishment, pendidikan, dan sebagainya. Pengertian di atas merujuk pada ciri- ciri perilaku yang kompleks terdiri dari temperamen reaksi emosi yang
Universitas Sumatera Utara
cenderung menetap dalam merespon situasi atau stimulus lingkungan secara spontan, emosi yang bersipat unik dari individu. Reaksi yang berbeda dari
masing-masing individu menunjukan perbedaan kepribadian. Woodman 2004:20 menyebutkan bahwa salah satu ciri kepribadian yang
dihubungkan dengan kinerja kreatif individu dalam organisasi adalah keterbukaan terhadap pengalaman. Dalam suatu organisasi pasti ada beberapa
individu yang mempunyai sikap terbuka dalam segala hal. Individu yang terbuka tersebut cenderung lebih kreatif daripada anggota organisasi yang lain.
Karena itu keterbukaan menjadi bagian dari ciri-ciri kepribadian yang mempunyai kinerja kreatif dalam organisasi. Selain keterbukaan terhadap
pengalaman, ciri kepribadian lain yang menjadi bagian dari 5 model utama personalitas adalah ekstraversi, neurotisisme, daya terima, dan sifat kehati-
hatian. Dari 5 model utama tersebut, keterbukaan terhadap pengalaman menjadi elemen penting untuk mencapai kreativitas kerja.
McCrae dalam Williams 2004:187 berpendapat bahwa keterbukaan adalah kecenderungan untuk menjadi imajinatif, orisinil, berbeda, dan
independen. Individu yang terbuka cenderung mencari pengalaman baru dan bervariasi pada saat mereka bekerja. Sebaliknya, individu yang tertutup pada
saat bekerja cenderung lebih konvensional, konservatif, dan tidak nyaman dengan hal yang rumit. Mereka tidak tertarik dengan hal-hal yang imajinatif
dan kreatif. Individu yang tertutup cenderung melakukan pekerjaan yang biasa-biasa saja. Maka dari itu McCrae menjelaskan ciri-ciri bagaimana
Universitas Sumatera Utara
individu yang terbuka itu dalam bekerja, yaitu; divergen, fleksibel, rasa ingin tahu, dan imajinatif.
McCrae dalam Williams 2004:190 melanjutkan, bahwa keterbukaan terhadap pengalaman adalah pembeda antara individu yang lebih memilih
untuk mencari pengalaman atau mencari sesuatu yang lebih bervariasi atau bermacam-macam dari apa yang biasa didapatkan, dibandingkan dengan orang
yang merasa sudah cukup nyaman dengan apa yang biasa didapatkan dan merasa tidak perlu untuk mencari pengalaman yang lebih. Dalam hal ini, orang
yang memiliki keinginan besar untuk mencari pengalaman lebih mempunyai nilai atau skor keterbukaan terhdap pengalaman openness to experience yang
lebih tinggi. King dalam Williams 2004:204 berpendapat bahwa aspek motivasional
dari keterbukaan tersebut meliputi kebutuhan sepanjang varietas, kebutuhan sepanjang kognisi, dan toleransi ambiguitas yang mana masing masingnya
dihubungkan dengan kreativitas dan inovasi dalam organisasi. Ketiga aspek tersebut merupakan elemen penting pada setiap individu organisasi agar
menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam menjalankan kinerjanya. Segala sesuatu ide atau kinerja yang kreatif memang biasanya dianggap sebagai hal
yang aneh, ambigu, dan tidak biasa. Namun hal tersebut bisa ditoleransi karena memang dengan cara seperti itulah performa kreatif bisa berjalan di dalam
organisasi.
Universitas Sumatera Utara
4. Pembelajaran Menurut Robbins 2008:69 dalam bukunya Organizational Behavior
yang diterjemahkan oleh Diana Angelica mengemukan bahwa: “pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari
pengalaman”. Sedangkan menurut Kotler 2004:219 menyatakan “pembelajaran adalah perubahan perilaku seseorang karena pengalaman”.
Menurut Kotler 2004:220, pembelajaran terjadi melalui saling pengaruh antara dorongan, stimulan, cues, tanggapan dan penguatan. Dorongan adalah
stimulan internal kuat untuk yang membangkitkan keinginan untuk bertindak. Dorongan berubah menjadi motif bila diarahkan ke objek stimulan yang khusus.
cues atau petunjuk adalah stimulan kecil yang menentukan kapan, dimana, dan bagaimana seseorang memberikan tanggapan. Penguatan akan timbul karena dari
tanggapan-tanggapan yang telah muncul.
5. Motivasi Handoko 2002:9 mengartikan bahwa motivasi merupakan kegiatan
yang mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara perilaku manusia. Motivasi ini merupakan subyek yang penting bagi manajer, karena menurut
definisi manajer harus bekerja dengan dan melalui orang lain. Motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi ke arah tujuan
organisasi-organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi sesuatu kebutuhan individual. Ada 3 unsur kunci dalam definisi
motivasi, yaitu upaya, tujuan organisasi, dan kebutuhan Robbins 2008.
Universitas Sumatera Utara
Maslow 2000:101 mengemukakan bahwa motivasi terbentuk karena manusia memiliki kategori kebutuhan pokok. Kebutuhan-kebutuhan pokok
tersebut membentuk suatu hirarki. Hirarki kebutuhan tersebut yaitu, 1 Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan paling pokok yaitu makanan, minuman, tempat tinggal, dan istirahat.
2 Kebutuhan rasa aman Kebutuhan akan jaminan keamanan, perlindungan dari mara bahaya
atau kehilangan sesuatu, dan keindependenan dari segala ancaman. 3 Kebutuhan sosial
Kebutuhan akan rasa dimiliki, berteman, berinteraksi, dan kasih sayang. 4 Kebutuhan Ego
Kebutuhan ego ditafsirkan McGregor sebagai: 1.Kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan denagn kehormatan diri
seseorang; kebutuhan akan rasa yakin atas diri sendiri, kemandirian, keberhasilan, pengetahuan, dan
2. Kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan reputasi seseorang; kebutuhan akan status, pengakuan, penghargaan, atau
penghormatan dari orang lain. 5 Kebutuhan Perwujudan diri
Kebutuhan yang dimiliki semua orang untuk menjadi orang yang kita rasa bahwa kita memiliki kemampuan untuk mewujudkannya;
mencakup pertumbuhan, mencapai potensialnya, dan pemenuhan diri.
Universitas Sumatera Utara
Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berusaha memenuhi kebutuhan yang lebih pokok dahulu sebelum berusaha memenuhi
kebutuhan yang lebih tinggi dan kebutuhan yang telah terpenuhi akan berhenti daya motivasinnya. Teori motivasi memiliki tiga kategori yaitu
content theory, process theory dan reinforcement theory. Pertama adalah content theory yang menekankan arti pentingnya pemahamnan faktor-
faktor yang ada di dalam individu yang menyebabkan mereka bertingkah laku tertentu. Kedua adalah process theory atau teori
proses yang menekankan pada bagaimana dan dengan tujuan apa setiap individu dimotivasi. Dalam pandangan ini, kebutuhan hanyalah salah
satu elemen dalam suatu proses tentang bagaimana para individu beringkah laku. Ketiga adalah reinforcement theory yang menjelaskan
bagaimana konsekuensi perilaku di masa yang lalu mempengaruhi tindakan di masa yang akan dating dalam suatu siklus proses belajar.
Dalam pandangan teori ini individu bertingkah laku tertentu karena di masa lalu mereka belajar bahwa perilaku tertentu akan berhubungan
dengan hasil yang menyenangkan, dan perilaku tertentu akan menghasilkan akibat yang tidak menyenangkan dalam Heidjrachman
2000:35. McGregor dalam Robbins 2008:115 mengemukakan dua pandangan
nyata mengenai manusia. McGregor menyimpulkan bahwa pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok
asumsi, kelompok asumsi tersebut adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Teori X, empat asumsi negatif yang dimiliki oleh manajer adalah: · Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa
mungkin berusaha untuk menghindarinya. · Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipaksa,
dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan. · Karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari perintah
formal bila mungkin. · Sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain
terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi. 2. Teori Y, empat asumsi positif yang dimiliki oleh manajer adalah:
· Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan. · Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk
mencapai berbagai tujuan. · Karyawan bersedia belajar untuk menerima, bahkan mencari
tanggunga jawab. · Karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang
diedarkan ke seluruh populasi, dan bukan hanya bagi mereka yang menduduk i posisi manajemen.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Komitmen 2.2.1 Pengertian Komitmen