Persamaan Regresi Berganda Koefisien Determinasi R Uji Secara Serempak Uji F

3,025. Hal ini membuktikan bahwa iklim organisasi akan mempengaruhi prestasi kerja dosen di Akademi Pariwisata Medan. IV.2.3. Pengujian Hipotesis Kedua

IV.2.3.1 Persamaan Regresi Berganda

Berdasarkan hasil regresi dari data yang diolah dengan menggunakan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel IV-21. Koefisisen Regresi Hipotesis Kedua Sumber : Hasil Penelitian, 2010 Data diolah Berdasarkan Tabel IV-21 di atas, dapat dibuat persamaan sebagai berikut: Y = 1,270 + 0,801 X 1 + 0,901 X Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa koefisien regresi X 2 1 sikap Persamaan di atas juga menjelaskan bahwa koefisien regresi X bernilai positif 0,801, hal ini menunjukkan bahwa pengaruh sikap adalah searah dengan budaya organisasi Akademi Pariwisata Medan. Dengan kata lain sikap dosen mempunyai pengaruh positif terhadap budaya organisasi. 2 1.270 4.415 .288 .801 .333 .356 2.407 .901 .295 .452 3.055 Constant Sikap Perilaku Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t perilaku dosen bernilai positif 0,901, hal ini menunjukkan bahwa pengaruh perilaku dosen adalah searah dengan budaya organisasi. Dengan kata lain perilaku dosen mempunyai pengaruh terhadap budaya organisasi Akademi Pariwisata Medan. Universitas Sumatera Utara Ternyata perilaku dosen memberikan dampak positif terhadap budaya organisasi Akademi Pariwisata Medan.

IV.2.3.2. Koefisien Determinasi R

2 Tabel IV-22. Koefisien Determinasi Hipotesis Kedua Sumber : Hasil Penelitian, 2010 Data diolah Berdasarkan Tabel IV-22 di atas, diketahui bahwa besarnya koefisien determinasi atau angka R 2 adalah sebesar 0,587. Hal ini berarti bahwa sebesar 58,70 variabel sikap dan perilaku dosen berpengaruh terhadap budaya organisasi Akademi Pariwisata Medan. Sedangkan sisanya 41,30 dijelaskan oleh variabel-variabel bebas lain yang tidak diteliti dan tidak dimasukkan ke dalam model regresi.

IV.2.3.3. Uji Secara Serempak Uji F

Hasil uji secara serempak pengaruh variabel sikap dan perilaku dosen terhadap budaya organisasi dapat dilihat dalam Tabel IV-23 berikut ini: Tabel IV-23. Hasil Uji F Hipotesis Kedua Sumber : Hasil Penelitian, 2010 Data diolah .766 a .587 .572 2.09063 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Predictors: Constant, Perilaku, Sikap a. 323.557 2 161.779 37.014 .000 a 227.279 52 4.371 550.836 54 Regression Residual Total Model 1 Sum of Squares df Mean Square F Sig. Predictors: Constant, Perilaku, Sikap a. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel IV-23 di atas, diperoleh nilai F hitung sebesar 37,014, sedangkan nilai F tabel pada tingkat kepercayaan 95 α = 0,05 sebesar 2,17. Hal ini berarti bahwa nilai F hitung F tabel Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa sikap dan perilaku dosen berpengaruh terhadap budaya organisasi di Akademi Pariwisata Medan secara simultan dan parsial tidak dapat ditolak dengan kata lain H 37,014 2,17 dan tingkat signifikansinya 0,000 0,05, hal ini berarti bahwa variabel-variabel independen yaitu sikap dan perilaku dosen berpengaruh signifikan terhadap budaya organisasi Akademi Pariwisata Medan. Besarnya tingkat pengaruh kedua variabel ini dapat dijadikan pedoman bagi Akademi Pariwisata Medan sebagai upaya meningkatkan budaya organisasinya. Upaya dalam meningkatkan budaya organisasi dapat mudah dilakukan dengan senantiasa mempertimbangkan setiap indikator dari sikap dan perilaku dosen. ditolak sedangkan H a Menurut Ndraha 2003 sikap adalah kepercayaan terhadap sesuatu. Ia menunjukkan arah, potensi dan dorongan menuju sesuatu itu. Sedangkan Berkowitz, dalam Azwar 2000 menerangkan sikap seseorang pada suatu objek adalah perasaan atau emosi, dan faktor kedua adalah reaksirespon atau kecenderungan untuk bereaksi. diterima. Ini berarti sikap dan perilaku dosen sangat menentukan dalam budaya organisasi di Akademi Pariwisata Medan. Lebih lanjut Ndraha 2003 menyatakan bahwa perilaku operasionalisasi dan aktualisasi sikap seseorang atau suatu kelompok dalam atau terhadap suatu situasi dan kondisi lingkungan masyarakat, alam, teknologi atau organisasi. Hubungan antara sikap dan perilaku terhadap budaya merupakan siklus dan bisa berlangsung berulang-ulang. Melalui perulangan itu terbentuk perilaku di dalam Universitas Sumatera Utara masyarakat. Dalam kajian perilaku keorganisasian, pola perilaku disebut juga dengan budaya.

IV.2.3.4. Uji Secara Parsial Uji t