7 Fleksibilitas dan Inovasi, adalah kesediaan organisasi untuk mencoba prosedur baru dan mengadakan percobaan dengan perubahan
8 Pengetahuan hasil, merupakan umpan balik pada pencapaian pekerjaan. 9 Tangung jawab, adalah derajat bagi karyawan untuk mengendalikan pekerjaan mereka.
10 Standar, merupakan penekanan atas melakukan suatu pekerjaan baik 11 Kejelasan organisasi, adalah derajat bagi berbagai hal yang direncanakan dan terorganisir baik
di depan. II.3 Teori tentang Komitmen Organisasi
II.3.1 Pengertian Komitmen Organisasi
Komitmen pegawai pada organisasi merupakan dimensi perilaku yang dapat digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi kekuatan karyawan dalam bertahan dan melaksanakan tugas
dan kewajibannya pada organisasi. Komitmen dipandang sebagai suatu orientasi nilai terhadap organisasi yang menunjukkan individu sangat memikirkan dan mengutamakan pekerjaan dan
organisasinya. Individu akan berusaha memberikan segala usaha yang dimilikinya dalam rangka membantu organisasi mencapai tujuannya.
Mathis dan Jackson 2001 menyatakan bahwa ”Komitmen Organisasi adalah tingkat kepercayaan dan penerimaan tenaga kerja terhadap tujuan organisasi dan mempunyai keinginan
untuk tetap ada di dalam organisasi yang pada akhirnya tergambar dalam statistik ketidakhadiran serta keluar masuk tenaga kerjaturnover”.
Menurut Robbins 2001 ”Komitmen Organisasi adalah suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara
keanggotaan dalam organisasi itu”. Pemihakan ini disebabkan adanya keterlibatan kerja yang tinggi pada pekerjaannya yang berarti sekaligus memihak terhadap organisasi yang
mempekerjakannya. Mowday, Steers dan Porter dalam Sopiah 2008 mendefinisikan komitmen organisasi sebagai daya relatif dari keberpihakan dan keterlibatan seseorang terhadap suatu
organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Steers dan Porter dalam Sopiah 2008 mengatakan bahwa suatu bentuk komitmen yang muncul dalam diri karyawan tidak hanya bersifat loyalitas yang
pasif, tetapi juga melibatkan hubungan yang aktif dengan organisasi yang memiliki tujuan memberikan segala usaha demi keberhasilan organisasi yang
bersangkutan. Hal inilah yang membedakan komitmen dengan attachment keikatanketerikatan. Attachment merupakan bentuk komitmen yang rendah,
dimana individu dalam bergabung dan membantu organisasi sangat tergangung adanya imbalan umpan balik yang diterima. Keikatan menunjuk pada
keanggotaan yang bersifat pasif. Dari definisi-definisi di atas, diketahui bahwa komitmen organisasi
merupakan sikap tentang loyalitas karyawan kepada organisasi mereka, dan sebuah proses terus menerus berlanjut dimana partisipan organisasi
mengungkapkan perhatian untuk organisasi dan kesuksesan yang berkelanjutan.
II.3.2 Bentuk-bentuk Komitmen Organisasi
Meyer, Allen dan Smith dalam Sopiah 2008 menyatakan bahwa ada 3 tiga komponen
komitmen organisasi, yaitu: 1
Affective commitment, terjadi apabila karyawan ingin menjadi bagian dari organisasi karena adanya ikatan emosional
2 Continuance commitment, muncul apabila karyawan tetap bertahan pada suatu organisasi
karena membutuhkan gaji dan keuntungan-kenuntungan lain, atau karena karyawan tersebut tidak menemukan pekerjaan lain.
2 Normative commitment, timbil dari nilai-nilai dalam diri karyawan. Karyawan bertahan
menjadi anggota organisasi karena adanya kesadaran bahwa komitmen terhadap organisasi merupakan hal yang seharusnya dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
Meyer dan Allen berpendapat bahwa setiap komponen memiliki dasar yang berbeda. Karyawan dengan komponen afektif tinggi, masih bergabung dengan organisasi karena keinginan
untuk tetap menjadi anggota organisasi. Sementara itu karyawan dengan komponen continuance tinggi, tetap bergabung dengan organisasi tersebut karena mereka membutuhkan organisasi.
Karyawan yang memiliki komponen normatif yang tinggi, tetap menjadi anggota organisasi karena mereka harus melakukannya.
Setiap karyawan memiliki dasar dan tingkah laku yang berbeda berdasarkan komitmen organisasi yang dimilikinya. Karyawan yang memiliki komitmen organisasi dengan dasar afektif
memiliki tingkah laku berbeda dengan karyawan yang berdasarkan continuance. Karyawan yang ingin menjadi anggota akan memiliki keinginan untuk menggunakan usaha yang sesuai dengan
tujuan organisasi. Sebaliknya, mereka yang terpaksa menjadi anggota akan menghindari kerugian finansial dan kerugian lain, sehingga mungkin hanya melakukan usaha yang tidak maksimal.
Sementara itu, komponen normatif yang berkembang sebagai hasil dari pengalaman sosialisasi, tergantung dari sejauh apa perasaan kewajiban yang dimiliki karyawan. Komponen normatif
menimbulkan perasaan kewajiban pada karyawan untuk memberi balasan atas apa yang telah diterimanya dari organisasi.
Menurut Steers dalam Sopiah 2008, komitmen organisasi dapat dilihat dari 3 tiga faktor, yaitu :
1 Kepercayaan dan penerimaan yang kuat atas tujuan da nilai-nilai organisasi. 2 Kemauan untuk mengusahakan tercapainya kepentingan organisasi
3 Keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan organisasi. Konsep komitmen pada organisasi yang tercantum dalam penelitian ini
diadaptasi dari pendapat Lincoln dalam Sopiah 2008 yaitu meliputi: 1 Kemauan
Universitas Sumatera Utara
Kemauan karyawan untuk bekerja lebih giat dan dengan sekuat tenaga demi mencapai tujuan organisasi mencerminkan tingginya tingkat komitmen
karyawan. Dengan adanya kemauan dari para karyawan paling tidak dapat digunakan untuk memprediksi tingkah laku karyawan, dalam hal ini adalah
tanggung jawabnya pada perusahaan. Di samping itu karyawan akan mempunyai perasaan ikut memiliki perusahaan sehingga mereka akan
bertanggung jawab, baik untuk kemajuan dirinya sendiri maupun perusahaan. Mereka akan menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya, tepat pada
waktunya dan berani menanggung resiko dari keputusan yang diambilnya. 2 Kesetiaan
Secara umum kesetiaan menunjuk kepada tekad dan kesanggupan mentaati, melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang disertai dengan penuh
kesadaran dan tanggung jawab. Karyawan yang mempunyai kesetiaan yang tinggi pada perusahaan tercermin dari sikap dan tingkah lakunya dalam
melaksanakan tugas serta tekad dan kesanggupan mereka terhadap apa yang sedang disepakati bersama.
3 Kebanggaan Karyawan yang memiliki komitmen pada organisasi tentunya akan merasa
bangga dapat bergabung dengan perusahaan. Dalam kerangka komitmen, kebanggan karyawan pada organisasi disebabkan antara lain karyawan
merasa organisasi mampu memenuhi kebutuhan dan menyediakan sarana yang diperlukan. Di samping itu karyawan menyadari bahwa perusahaan
mempunyai citra yang baik di masyarakat. Dan lebih jauh karyawan yakin
Universitas Sumatera Utara
bahwa perusahaan akan terus berkembang seiring dengan kemajuan informasi dan teknologi.
II.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi