PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SISWA KELAS III SDN 02 LEMAHBANG KECAMATAN JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2009 2010

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SISWA KELAS III SDN 02

LEMAHBANG KECAMATAN JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR

TAHUN 2009 / 2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

MULYANI DWI ASTUTI

X7105011

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010


(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

Skripsi dengan judul PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SISWA KELAS III SD NEGERI 02 LEMAHBANG KECAMATAN JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2009/2010.

Nama : Mulyani Dwi Astuti

NIM : X7105011

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada Hari : Kamis

Tanggal : 27 Januari 2011

Persetujuan Pembimbing Pembimbing 1

Drs. Suharno,M.Pd NIP. 19521129 198003 1 001

Pembimbing II

Dra. Kartono, M.Pd NIP 19540102 197703 1 001


(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

Skripsi dengan judul:

Peningkatan Prestasi Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Siswa Kelas III SDN 02 Lemahbang Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar Tahun 2009/2010.

Oleh:

Nama ; Mulyani Dwi Astuti Nim : X7105011

Telah dipertahankan dengan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari : Kamis

Tanggal : 31 Maret 2011

Tim Penguji :

Nama Terang : Tanda Tangan

Ketua : Drs. Sukarno, M.Pd ………

Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd ………

Anggota I : Drs. Suharno, M.Pd ………

Anggota II : Drs. Kartono, M.Pd ………

Disahkan oleh:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Prof. Drs. H. Furqon Hadayatullah, M.Pd NIP 19600727 198702 1 001


(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

Mulyani Dwi Astuti, NIM X7105011. PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SISWA KELAS III SDN 02 LEMAHBANG JUMAPOLO KARANGANYAR TAHUN 2009/2010. Universitas Sebelas Maret 2010. Penelitihan Tindakan Kelas pada siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 02 Lemahbang Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar Tahun pelajaran 2009/2010. Skripsi: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta 2010.

Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas III SD Negeri 02 Lemahbang Jumapolo Karanganyar.

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berisi empat tahapan, dimulai dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Empat tahap tersebut membentuk siklus. Penelitian ini menggunakan tiga siklus. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi,tes hasil belajar, lembar observasi. Tehnik analisis data menggunakan Model Analisis Interaksi.

Hasil Penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan: Dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas III SDN 02 Lemahbang, dapat dilihat dengan persentasi siswa yang mendapat nilai ketuntasan belajar terus meningkat dari siklus I sampai siklus III. Pada siklus I ketuntasan belajar siswa adalah 6 anak atau 27,27%, pada siklus II ketuntasan belajar siswa 11 atau 50% dan siklus ke III mengalami perningkatan yang cukup, menjadi 18 anak atau 81,81% dari 22 anak, yang mendapatkan nilai ketuntasan belajar. Serta pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri dapat meningkatkan aktifitas siswa kelas tiga dalam proses belajar IPA, hal ini terbukti pada siklus I persentasi siswa aktif dalam menyiapkan alat dan bahan percobaan mencapai 68,18%, siklus II 63,63%, siklus III 80,81%. Persentasi keurutan langkah-langkah melakukan percobaan siklus I 77,27%, siklus II 77,27%, dan siklus III 95,45%. Persentasi aktifitas dalam melakukan percobaan siklus I 50%, siklus II 72,72%, dan siklus III 77,27%. Persentasi kerjasama dalam diskusi siklus I 77,27%, siklus II 81,81%, siklus III 86,36%. Sedangkan persentasi dalam menyimpulkan akhir, siklus I 72,73%, siklus II 86,86 % dan siklus III adalah 90,90 %.


(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

Mulyani Dwi Astuti, NIM X7105011. PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SISWA KE III SDN 02 LEMAHBANG KECAMATAN JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR. TAHUN PELAJARAN 2009/2010 (A Classroom Action Research). Skripsi: The Faculty of Teacher Training And Education. The Sebelas Maret University Surakarta 2010.

The aim of this: Research was to know whether by using the Learning Mode of Inkuiri could increase the studying IPA achievement the class student of III SD Negeri 02 Lemahbang Jumapolo Karanganyar.

This research used the Classroom Action Research that contained four stages, was begun from action planning, the implementation of the action, observation and the reflection. Four stages formed the cycle. This research used three cycles. Technically the data collection in this research was the documentation, the results test studied, the sheet of observation. Technically the analysis of the data used the Analisis Model of the Interaction.

Results of this research of the class action could be concluded: By using the Learning Mode of Inkuiri could increase the studying IPA achievement the class student of III SD Negeri 02 Lemahbang, could in saw with persentation the student who received the studying value of the completeness continued to increase from the cycle I to III. In the cycle I the studying completeness of the student was 6 children or 27.27%, in the cycle II the completeness studied the student 11 or 50% and the cycle to III experienced improve that was enough, to 18 children or 81.81% from 22 children, who got the studying value of the completeness. As well as Learning Mode of Inkuiri could increase the activity of Grade III in learning of IPA, that is can see in cycle I the student presentation activity to riady of tools to try get 68.18%, cycle II to 63.63%, cycle III 80.80%. The folowing steps to try in cycle I 72.72%, cycle II 77.27% and cycle III 95.45%. The activity presentation that trying cycle I 50%, cycle II 72.72% and cycle III 77.27%. Together presentation in discussion of cycle I 77.27%, cycle II 81.81%, cycle III 86.36%. The presentation at last conclud in cycle I was 72.73%, cycle II was 86.86% and cycle III was 90.90%.


(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

Manusia diciptakan oleh Allah dalam keadaan tidak berpengetahuan, namun Allah telah membekali manusia dengan sarana-sarana baik fisik maupun psikis agar manusia dapat menggunakannya untuk belajar dan mengembangkan Ilmu dan teknologi untuk kepentingan kemaslahatan manusia.

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apa pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan daya nalar


(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

Kupersembahkan suatu Karya ini sebagai wujud Syukur, Cinta, Kasih Sayang dan terima kasihku kepada:

1. Ayah dari kedua ananda Aved dan Ditya yang senantiasa mendampingi.

2. Ayah dan Bunda yang selalu Mendoakan dan memberi dukungan dan motivasi.

3. Handai taulan seperjuangan setanah Air yang selalu mencintai Negeri ini.


(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Berkat dan Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Banyak hambatan dan kesulitan yang kami alami dalam penulisan skripsi ini, namun dengan motivasi, dan berkat bantuan dari pendukung semua pihak akhirnya hambatan dan kesulitan yang timbul dapat teratasi. Dengan ini, atas semua bentuk motivasi dan bantuannya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H M, Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Yang telah memberikan izin Penelitian

2. Drs. Kartono, M.Pd, selaku Ketua Program Pendidikan Sekolah Dasar Yang telah memberi izin penulisan skripsi.

3. Drs. Suharno, M.Pd, selaku Dosen pembimbing I yang sepenuh hati memberi bimbingan, dukungan dan motivasi.

4. Bapak dan Ibu Dosen Program S1 PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang tulus dan ikhlas memberikan ilmunya kepada penulis.

5. Bapak Slamet Riyadi, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 02 Lemahbang yang selalu memberikan Motivasi.

6. Berbagai pihak handai taulan yang selalu mendoakan dan memberi motivasi.

Semoga amal kebaikan mereka mendapatkan balasan dan imbalan dari Allah SWT.

Surakarta, 29 April 2010 Penulis


(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

SAMPUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

DAFTAR FOTO ... xvi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH ... 1

B. RUMUSAN MASALAH ... 5

C. TUJUAN PENELITIAN ... 5

D. MANFAAT DAN HASIL PENELITIAN ... 5

BAB II : LANDASAN TEORI ... 7

A. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

1. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar ... 7

a. Pengertian Prestasi ... 7

b. Pengertian Belajar ... 7

c. Pengertian Prestasi Belajar... 9

2. Tinjauan Tentang IPA ... 10

a. Pengertian tentang IPA ... 10

b. Tujuan IPA di SD ... 11


(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

e. Fungsi Pelajaran IPA di SD ... 13

3. Pengertian tentang Pembelajaran Inkuiri ... 13

a. Pengertian Pembelajaran ... 13

b. Pengertian Pembelajaran Inkuiri ... 16

c. Tujuan Pembelajaran Inkuiri ... 17

d. Langkah-langkah Pembelajaran Inkuiri ... 17

e. Keunggulan Pembelajaran Inkuiri ... 18

f. Kekurangan Pembelajaran Inkuiri ... 19

g. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran Inkuiri ... 19

h. Peran Siswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri .. 19

B. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN ... 19

C. KERANGKA BERPIKIR ... 21

D. HIPOTESIS ... 21

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ... 22

A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ... 22

B. BENTUK DAN STRATEGI PENELITIAN ... 22

C. SUMBER DATA ... 23

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ... 23

E. VALIDITAS DATA ... 23

F. ANALISIS DATA ... 24

G. PROSEDUR PENELITIAN ... 25

H. INDIKATOR KETERCAPAIAN TUJUAN ... 27

BAB IV : HASIL PENELITIAN ... 28

A. . DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 28

1.Tinjauan Historis SDN 02 Lemahbang ... 28

2. Letak Geografis SDN 02 Lemahbang ... 28

3. Keadaan Personil SDN 02 Lemahbang ... 29

4. Keadaan siswa SDN 02 Lemahbang ... 30


(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

C. DESKRIPSI PERMASALAHAN PENELITIAN ... 32

1. Tindakan Siklus I ... 32

a. Perencanaan Tindakan ... 32

b. Pelaksanaan Tindakan ... 33

c. Observasi ... 36

d. Refleksi ... 37

2. Tindakan Siklus II ... 49

a. Perencnaan Tindakan ... 40

b. Pelaksanaan Tindakan ... 40

c. Observasi ... 43

d. Refleksi ... 43

3. Tindakan Siklus III ... 45

a. Perencanaan Tindakan... 45

b. Pelaksanaan Tindakan ... 46

c. Observasi ... 48

d. Refleksi ... 59

D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 51

BAB V : SIMPULAN, IMPLIKSASI DAN SARAN ... 61

A. Simpulan ... 61

B. Implikasi ... 61

C. Saran ... 62 DAFTAR PUSTAKA


(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

1. Gambar 1. Kerangka Berpikir ... 21

2. Gambar 2. Model Analisis Interaktif ... 24

3. Gambar 3. Rencana Siklus ... 26

4. Gambar 4. Bagan Personil SD Negeri 02 Lemahbang ... 39

5. Gambar 5. Grafik Histogram Frekuensi Nilai IPA Sebelum Tindakan ... 52

6. Gambar 6. Grafik Histogram Aspek Aktifitas Siswa Siklus I ... 53

7. Gambar 7. Grafik Histogram Frekuensi Nilai IPA sesudah tindakan siklus I ... 54

8. Gambar 8. Grafik Histogram Aspek Aktifitas Siswa Siklus II ... 54

9. Gambar 9. Grafik Histogram Frekuensi Nilai IPA Sesudah Tindakan . Siklus II ... 55

10. Gambar 10. Grafik Histogram Aspek Aktifitas Siswa Siklus III ... 56

11. Gambar 11. Grafik Histogram Frekuensi Nilai IPA Sesudah Tindakan Siklus III ... 57


(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

1. Tabel 1 Daftar Nilai Ulangan Harian IPA sebelum tindakan ... 31

2. Tabel 2 Daftar frekuensi Nilai Ulangan Harian sebelum tindakan ... 32

3. Tabel 3 Perumusan masalah siklus I pertemuan ke-1 ... 34

4. Tabel 4 Menarik kesimpulan siklus I pertemuan ke-1 ... 34

5. Tabel 5 Perumusan masalah siklus I pertemuan ke-2 ... 36

6. Tabel 6 Menarik kesimpulan siklus I pertemuan ke-2 ... 36

7. Tabel 7 Daftar Nilai Hasil Belajar siklus I pertemuan ke-1 ... 38

8. Tabel 8 Daftar Nilai Hasil Belajar siklus I pertemuan ke-2 ... 39

9. Tabel 9 Perumusan masalah siklus II pertemuan ke-1 ... 41

10. Tabel 10 Menarik kesimpulan siklus II pertemuan ke-1 ... 41

11. Tabel 11Perumusan masalah siklus II pertemuan ke-2 ... 43

12. Tabel 12 Menarik kesimpulan siklus II pertemuan ke-2 ... 43

13. Tabel 13 Daftar Nilai Hasil Belajar siklus II pertemuan ke-1 ... 44

14. Tabel 14 Daftar Nilai Hasil Belajar siklus II pertemuan ke-2 ... 45

15. Tabel 15 Perumusan masalah siklus III pertemuan ke-1 ... 47

16. Tabel 16 Menarik kesimpulan siklus III pertemuan ke-1 ... 47

17. Tabel 17 Perumusan masalah siklus III pertemuan ke-2 ... 48

18. Tabel 18 Menarik kesimpulan siklus III pertemuan ke-2 ... 48

19. Tabel 19 Daftar Nilai Hasil Belajar siklus III pertemuan ke-1 ... 59

20. Tabel 20 Daftar Nilai Hasil Belajar siklus III pertemuan ke-2 ... 50

21. Tabel 21 Daftal Nilai Ulangan Harian sebelum tindakan ... 52

22. Tabel 22 Daftar Frekuensi Nilai Ulangan Harian sebelum tindakan ... 52

23. Tabel 23 Persentasi Aspek Aktifitas siswa siklus I ... 53

24. Tabel 24 Daftar Frekuensi Nilai IPA siklus I ... 53

25. Tabel 25 Persentasi Aspek Aktifitas siswa siklus II ... 54

26. Tabel 26 Data Frekuensi Nilai IPA siklus II ... 55

27. Tabel 27 Persentasi Aspek Aktifitas siswa siklus III ... 55


(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

30. Tabel 30 Persentasi Nilai > 65 sebelum dan sesudah tindakan siklus I .... 57 31. Tabel 31 Nilai Rata-rata Kelas sebelum dan sesudah tindakan siklus II ... 58 32. Tabel 32 Persentasi Nilai > 65 sebelum dan sesudah tindakan siklus II ... 58 33. Tabel 33 Nilai Rata-rata Kelas sebelum dan sesudah tindakan siklus III .. 59 34. Tabel 34 Persentasi Nilai > 65 sebelum dan sesudah tindakan siklus III . 59


(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

1. Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 65

2. Lampiran 2 Skenario Perbaikan ... 94

3. Lampiran 3 Modul IPA ... 101

4. Lampiran 4 Lembar Kegiatan Siswa ... 109

5. Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa ... 116

6. Lampiran 6 Soal Evaluasi ... 121

7. Lampiran 7 Daftar Nilai ... 125

8. Lampiran 8 Perhitungan Nilai ... 130

9. Lampiran 9 Observasi ... 134

10. Lampiran 10 Silabus ... 140

11. Lampiran 11 Foto Kegiatan ... 145

12. Lampiran 12 Jadwal Pelaksanaan ... 151


(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

1. Foto 1 dan 2 Siklus I pertemuan 1 ... 145

2. Foto 3 dan 4 Siklus I pertemuan 2 ... 146

3. Foto 5 dan 6 Siklus II pertemuan 1 ... 147

4. Foto 7 dan 8 Siklus II pertemuan 2 ... 148

5. Foto 9 dan 10 Siklus III pertemuan 1 ... 149


(17)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan Sains atau Ilmu Pengetahuan IPA merupakan pendidikan bidang studi dengan alam semesta serta segala proses yang terjadi di dalamnya sebagai objeknya. Oleh karena perkembangan ilmu pengetahuan alam erat kaitannya dengan perkembangan teknologi, maka pendidikan ilmu pengetahuan alam berkaitan pula dengan perkembangan teknologi serta manfaatnya bagi masyarakat. Melalui pendidikan ilmu pengetahuan alam diharapkan peserta didik memahami proses dan produk sains, nilai sain, memiliki sikap ilmiah, masalah lingkungannya.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk mengalami fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, memiliki sikap ilmiah. IPA hakekatnya merupakan suatu cara untuk memecahkan masalah dengan prosedur tertentu mengenai gejala-gejala alam dalam memahami gejala itu.

Tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar (SD) seperti yang diamanatkan dalam kurikulum tidaklah hanya sekedar agar siswa memiliki pengetahuan tentang gejala-gejala alam saja, melainkan juga melalui pendidikan IPA diharapkan siswa memiliki kemampuan berpikir yang kritis dan kreatif. Kritis dalam menganalisis masalah dan kreatif dalam mencarai alternatif pemecahan masalah. Pola pikir seperti itu dapat diperoleh melalui belajar IPA. Oleh karena itu, IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang penting bagi siswa karena perananannya sangat besar dalam kehidupan sehari-hari.

Kenyataan yang ada pada saat ini meskipun banyak dimensi kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan IPA ironisnya pelajaran IPA kurang disukai siswa. Sebagian siswa menganggap IPA sebagai pelajaran yang sulit. Akibatnya rata-rata prestasi belajar mereka cenderung lebih rendah dibanding pelajaran lainnya.

Mengacu pada kenyataan di atas maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar IPA, yaitu siswa


(18)

terjebak dalam rutinitas yang membosankan sehingga pembelajaran kurang menarik, pembelajaran lebih banyak terpusat pada guru, media pembelajaran kurang, motivasi belajar siswa rendah, siswa lebih banyak menghafal dan mengandalkan aspek kognitif yang rendah, siswa kurang terlatih berpikir memecahkan masalah yang dihadapi sehingga pembelajaran menjadi kurang bermakna.

Selain pembelajaran kurang bermakna berdasarkan informasi dari guru kelas III SD Negeri 02 Lemahbang selama mengajar IPA selama 1 Tahun mendapatkan bahwa nilai mata pelajaran IPA di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal atau (KKM) yaitu dengan rata-rata nilai 48,63 sedangkan nilai KKM yang telah ditetapkan adalah 65. Berarti pencapaian target daya serap adalah sangat terbatas. Selain dilihat dari nilai rata-rata kelas yang masih berada di bawah KKM. Rendahnya kualitas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat diamati dari sikap peserta didik yang merasa jenuh dengan pembelajaran klasikal di kelas. Perasaan jenuh itu terlihat sekali ketika guru menyampaikan materi pembelajaran banyak siswa yang berbicara dengan teman sebangku, malas mengikuti pelajaran, ada juga beberapa siswa menulis atau menggambar sesuatu yang tidak jelas di buku mereka sewaktu pembelajaran berlangsung.

Masalah ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor salah satu diantaranya adalah tidak adanya pendekatan praktek.

Masalah ini akan diatasi dengan pendekatan Inkuiri. Inkuiri adalah suatu strategi pembelajaran di mana guru dan murid mempelajari peristiwa-peristiwa ilmiah dengan pendekatan yang dipakai oleh ilmuwan. Arti inkuiri adalah proses penemuan dan penyelidikan masalah-masalah, menyusun hipotesis, merencanakan eksperimen, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan tentang hasil pemecahan masalah.

Menurut Webster’s New Collegiate Dictionary kata inkuiri (‘inquiry”) pertanyaan atau penyelidikan. Piaget memberikan definisi pendekatan inkuiri sebagai: Pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri. Mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri jawaban atas


(19)

commit to user

1986) mendefinisikan pendekatan inkuiri sebagai pengajaran guru dan siswa mempelajari peristiwa-peristiwa ilmiah dengan pendekatan-pendekatan inkuiri mempunyai karakteristik sebagai berikut: Menggunakan keterampilan-keterampilan proses IPA, tidak keharusan untuk menyelesaikan unit tertentu dalam waktu tertentu, jawaban-jawaban yang dicari tidak diketahui lebih dahulu, dan tidak ada dalam buku pelajaran, buku-buku petunjuk yang dipilih berisi pertanyaan-pertanyaan dan saran-saran untuk menentukan jawaban, bukan memberi jawaban, siswa bersemangat sekali untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka sendiri, proses pembelajaran berpusat pada pertanyaan-pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana kita mengetahui serta betulkah kesimpulan kita ini, suatu masalah ditemukan lalu dipersempit hingga terlihat kemungkinan masalah itu dapat dipecahkan oleh siswa, hipotesis dirumuskan oleh siswa, siswa mengusulkan cara-cara pengumpulan data, melakukan eksperimen, pengadaan pengamatan, membaca dan menggunakan sumber-sumber lain, semua usul ini dinilai bersama, bila ditentukan pula asumsi-asumsi, keterlibatan-keterlibatan dan kesukaran-kesukaran, siswa melakukan penelitian, secara individu atau kelompok, untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menguji hipotesis, siswa mengolah data sampai kepada kesimpulan sementara. Juga diusahakan untuk memberikan penjelasan-penjelasan secara ilmiah.

Proses inkuiri adalah menemukan masalah, menyusun hipotesis merencanakan eksperimen untuk menguji hopotesis, mensintensis pengetahuan pengembangan beberapa sikap yaitu sikap objektif, ingin tahu, terbuka dan bertanggung jawab. Jadi pendekatan inkuiri lebih menekankan pada pencarian pengetahuan daripada perolehan pengetahuan. Dalam pelaksanaan pendekatan inkuiri keterampilan guru bertanya berperan penting dalam membimbing siswa-siswa melakukan semua kegiatan yang dipandang perlu.

Untuk siswa SD guru membimbing penuh langkah demi langkah menuju kesimpulan. Pertanyaan-pertanyaan guru memegang peranan penting dalam pendekatan inkuiri, karena dianjurkan agar guru mengajukan pertanyaan yang meminta murid berpikir tingkat tinggi. Dalam kelas, pendekatan inkuiri dapat dillaksanakan dengan berbagai cara. setiap cara mempunyai lima karakteristik


(20)

yaitu: Situasi yang menyediakan stimulus untuk inkuiri, masalah yang akan di cari pemecahannya, perumusan masalah, pencarian pemecahan masalah, kesimpulan yang diperoleh.

Adapun kelebihan pembelajaran menggunakan model inkuiri adalah: Kemungkinan yang besar untuk membantu, memperbaiki, memperluas keterampilan proses kognitif siswa, memungkinkan pengetahuan yang melekat erat pada diri siswa, menimbulkan gairah belajar pada siswa, memberikan kesempatan pada siswa untuk maju berkelanjutan, menyebabkan siswa termotivasi untuk belajar, membantu memperkuat konsep diri siswa, berpusat pada siswa, berperan aktif sebagai fasilitator dan pendinamisator di penemuan, membantu perkembangan siswa, dan tidak menjadikan guru satu-satunya sumber belajar. Ada juga kekurangan dalam pembelajaran menggunakan model inkuiri antara lain adalah: Kurang efektif untuk mengajar siswa dengan jumlah yang banyak, memerlukan fasilitas yang memadahi, kebebasan yang dapat diberikan kepada peserta didik selamanya dapat dimanfaatkan secara optimal.

Pembelajaran IPA akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna pada siswa terutama siswa kelas III. Apabila siswa dalam memahami berbagai konsep mereka mempelajari melalui pengalaman langsung. Untuk itu sudah menjadi tugas dan tanggungjawab guru untuk memilih model pembelajaran yang tepat agar pembelajaran IPA lebih menarik siswa, dan pembelajaran lebih bermakna. Metode pembelajaran yang diharapkan adalah model pembelajaran melalui pendekatan inkuiri. Pembelajaran Inkuiri adalah suatu srategi pembelajaran di mana guru dan siswa mempelajari peristiwa-peristiwa ilmiah dengan pendekatan yang dipakai oleh ilmuwan yang melibatkan siswa secara langsung menyelidiki masalah-masalah, menyusun hipotesis, merencanakan eksperimen, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan tentang hasil pemecahan masalah. Sehingga dapat menemukan kesimpulan yang meyakinkan. Metode pembelajaran tersebut adalah Model Pembelajaran Inkuiri.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik mempelajari lebih dalam tentang “Peningkatan Prestasi Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Inkuiri


(21)

commit to user

pada Siswa Kelas III SDN 02 Lemahbang Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2009/2010.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yaitu “Apakah Model Pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan Prestasi Belajar IPA pada Siswa Kelas III SD?”

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah dapat ditetapkan tujuan penelitian sebagai berikut: Untuk meningkatkan prestasi belajar IPA kelas III SD Negeri 02 Lemahbang.

D. MANFAAT DAN HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat mempunyai beberapa manfaat yaitu:

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai wawasan guru mengenai model pembelajaran inkuiri untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPA.

b. Memberikan masukan pada peneliti dalam mengambil kebijakan yang dapat menunjang proses pembelajaran.

2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa

1) Memperoleh keterampilan inkuiri

2) Meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam.

3) Mempunyai kemampuan intelektual, emosional, sistematis serta mempunyai sikap percaya diri dalam belajar IPA.


(22)

b. Bagi Guru

1) Terampil mendesain Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) inkuiri. 2) Terampil melakukan pembelajaran inkuiri.

c. Bagi Sekolah

1) Mengembangkan keterampilan intelektual di sekolah.


(23)

commit to user BAB II

LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi

Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu “prestatie” yang artinya sebagai hasil yang dicapai atau hasil yang sebenarnya dicapai. (Zaenal Arifin 1990:2). Sedangkan menurut Winkel (1984:162) bahwa “Prestasi merupakan bukti adanya keberhasilan yang dicapai”. Semua hasil karya yang dicapai oleh seseorang merupakan bukti keberhasilan usaha yang dilakukan.

Sedangkan menurut Buchori (1997:85) berpendapat bahwa “Prestasi adalah hasil yang dicapai anak sebagai hasil belajar yang berupa angka, huruf, serta tindakan hasil belajar yang dicapai. Adapun hasil belajar yang berupa angka atau huruf selain sebagai bukti hasil karya yang dicapai juga dapat untuk memotivasi agar prestasinya lebih meningkat”. Senada dengan pengertian tersebut Sutratinah Tirtonegoro (1988:43) berpendapat prestasi adalah ”Penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang kalimatnya dapat mencerminkan hasil yang dinyatakan dalam bentuk simbul angka, huruf maupun yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”.

Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil karya anak yang dicapai dan merupakan bukti keberhasilan belajar yang berupa huruf atau angka untuk memotivasi agar prestasinya lebih baik dan dalam periode tertentu.

b. Pengertian Belajar

Untuk memahami tentang pengertian belajar di sini akan diawali dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa pendapat para ahli tentang definisi belajar. Cronbach, Harold Spears dan Geoch dalam sardiman A.M (2005:20) sebagai berikut:


(24)

Learning is shown by a change in behavior as a result of experience.

Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman.

2) Harold spears memberikan batasan:

Learning is to observi, to read, to initiate, to try something themselves, to listen, to follow direction.

Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan.

3) Geoch, mengatakan :

Learning is achange in performance as a result of practice.

Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek.

Dari ketiga definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan. Dengan demikian terjadinya kegiatan belaja yang dilakukan oleh seorang individu dapat dijelaskan dengan rumus antara individu dan lingkungan.

Fontana seperti yang dikutip oleh Udin S. Winata Putra (1995:2) dikemukakan bahwa learning (belajar) mengandung pengertian proses perubahan yang relatife tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman.Pengertian belajar juga dikemukakan oleh Slameto (2003:2) yakni belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secar keselurahan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Selaras dengan pendapat-pendapat di atas, Thursan Hakim (2000:1) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk


(25)

commit to user

pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikeir, dll. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang tersebut sebenarnya belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan di dalam proses belajar.

Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal adalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, seperti kesehatan, keterampilan, kemampuan dan sebagainya. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan prasarana belajar yang memadai.

c. Pengertian Prestasi Belajar

Pengertian prestasi belajar adalah kemampuan intelek siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar, maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Adapun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu. Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia, proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan.

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar


(26)

secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “Hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport“.

Selanjutnya Winkel (1996:162) menyatakan bahwa “Prestasi belajar adalah bukti keberhasilan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya”. Sedangkan menurut S.Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah:“ Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berpikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi 3 aspek yakni: kognitif, afektif, psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi terget dalam ketiga kriteria tersebut.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi, informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.

Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperhatikan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.

2. Tinjauan tentang IPA a. Pengertian tentang IPA

Kata “IPA” merupakan singkatan kata “ Ilmu Pengetahuan Alam”. Kata-kata “Ilmu Pengetahuan Alam” merupakan terjemahan dari kata-kata bahasa Inggris “Natural Science”secara singkat sering disebut “Science”. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam. Science artinya Ilmu Pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam


(27)

commit to user

ini, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Untuk selanjutnya kita akan menggunakan kata IPA sebagai suatu istilah.

Webster’; New Lollegiate Dictionary (1981) menyatakan natural

science knowledge concerned with the physical and its phenomena, yang

artinya Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan tentang alam dan gejala-gejalanya. Sedangakan di alam Purnell’s: Concise Dictionary of Science

(1983) tercantum definisi “Science the broad field of human knowledge, acquired by systenatic obsrvation and experiment, and expiained by means of

rules, laws, priciples, theories, and hypotheses”, artinya Ilmu Pengetahuan

Alam adalah pengetahuan yang luas yang didapatkan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori, dan hipotesis-hipotesis. Ada pula pula yang mendefinisikan demikian: “IPA adalah apa yang dilakukan oleh para ahli IPA”.

Dari pendapat di atas IPA ialah apa yang dilakukan oleh para ahli, kedengarannya sangat sederhana. Tetapi bila kita telaah benar-benar dan kita pikirkan dalam-dalam, akan ternyata bahwa banyak kebenaran yang terkandung didalamnya. IPA apa yang dilakukan oleh ilmuwan. Apa yang dilakukan ilmuwan itu? Seorang ilmuwan selalu menaruh perhatian terhadap peristiwa-peristiwa alam. Ia mengamati peristiwa alamiah itu. Dengan kata-kata lain, peristiwa-peristiwa alamiah itu menjadi masalah baginya. Ia ingin mencari jawaban terhadap masalah: “Apa”, “Bagaimana”, dan “Mengapa”. Tentu ia tidak dapat mencari jawaban untuk semua masalah yang dihadapinya. Ia membatasi masalah yang dihadapinya.

b. Tujuan IPA di SD

Mata pelajaran IPA di SD bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. 2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang


(28)

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

6) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

c. Ruang Lingkup IPA di SD

Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD meliputi aspek-aspek berikut: 1) Makluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan

interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

2) Benda, materi sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas. 3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrk,

cahaya, dan pesawat sederhana.

4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainya.

d. Tujuan IPA di kelas III SD

1) Siswa mampu mengamati objek dengan menggunakan segenap indera, mengajukan pertanyaan tentang objek-objek yang diamati, mengkomunikasikan dengan menggunakan kosa kata IPA sederhana dan mengembangkan sikap ilmiah.

2) Siswa mampu memahami bagian anggota tubuh serta kegunaannya, kebutuhan dan cara perawatannya serta mampu memelihara lingkungan yang sehat.

3) Siswa mampu memahami berbagai sifat benda dan kegunaanya melalui pengamatan pada perubahan bentuk benda.


(29)

commit to user

4) Siswa mampu memahami berbagai energi dan manfaatnya bagi kehidupan sehai-hari.

5) Siswa mampu mengenali berbagai benda langit serta peristiwa alam (cuaca dan musim) dan pengaruhnya terhadap kegiatan manusia.

e. Fungsi Pelajaran IPA di SD

Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai lingkungan pemanfaatanya bagi kehidupan sehari-hari.alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan

Berbagai masalah yang dapat diperoleh dari buatan misalnya pada lingkungan rumah. Gejala-gejala IPA yang dapat dipelajari dari lingkungan rumah misalnya: detergen (seperti rinso, dan soklin), pelarut lemak seperti sabun, gas, pemuaian dan penyusutan, penyemprot nyamuk, pupuk buatan, dan berbagai makanan. Perangai (sifat-sifat) benda tersebut diatas perlu dipelajari siswa dengan cara mengaitkan pelajaran IPA yang sedang dipelajari. Hal ini sangat penting agar siswa terhindar dari hal-hal yang tidak kita inginkan.

Lingkungan alam merupakan lingkungan alamiah yang terjadi secara alam. Yang paling penting dalam hal ini ialah mengenal berbagai komponen yang membangun alam itu sehingga siswa memiliki prinsip-prinsip bertindak terhadap alam agar lingkungan dapat tetap memberikan dukungan hidup manusia yang memadai.

3. Tinjauan Tentang Pembelajaran Inkuiri

a. Pengertian Pembelajaran

Di dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung efektif. Pemahaman seorang guru terhadap pengertian pembelajaran akan mempengaruhi cara guru itu mengajar.


(30)

Secara umum, pembelajaran merupakan suatu proses perubahan, dalam perilaku sebagai hasil interaksi antara dirinya dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara lengkap pengertian pembelajaran adalah “suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Beberapa prinsip yang menjadi landasan pengertian tersebut ialah:

Pertama, Pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan

perilaku. Prinsip ini mengandung makna bahwa ciri utama proses pembelajaran ialah adanya perubahan perilaku dalam diri individu. Seseorang yang telah mengalami pembelajaran akan berubah perilakunya. Tetapi tidak semua perubahan perilaku adalah hasil pembelajaran. Perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran mempunyai ciri-ciri: (a) Perubahannya disadari, artinya individu yang melakukan proses pembelajaran menyadari bahwa pengetahuannya telah bertambah, keterampilannya telah bertambah, ia lebih yakin terhadap dirinya; (b) Perubahannya bersifat kontinyu, artinya suatu perubahan yang telah terjadi menyebabkan terjadinya perubahan perilaku yang lain; (c) Perubahannya bersifat fungsional, artinya perubahan yang telah diperoleh sebagai hasil pembelajaran memberikan manfaat bagi individu yang bersangkutan; (d) Perubahannya bersifat positif, artinya terjadi adanya pertambahan perubahan dalam diri individu. Perubahan yang diperoleh senantiasa bertambah sehingga berbeda dengan keadaan sebelumnya; (e) Perubahannya bersifat aktif, artinya perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, akan tetapi melalui aktivitas individu. Perubahan yang terjadi karena kematangan, bukan hasil pembelajaran karena terjadi dengan sendirinya sesuai dengan tahap-tahapan perkembangan; (f) Perubahannya bersifat permanent, artinya perubahan yang terjadi sebagai hasil pembelajaran akan berada secara kekal dalam diri individu, setidak-tidaknya untuk masa tertentu; (g) Perubahannya bertujuan dan terarah, artinya perubahan itu trjadi


(31)

commit to user

karena adanya sesuatu yang akan dicapai. Dalam proses pembelajaran, semua aktivitas terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu.

Kedua, hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara

keseluruhan. Prinsip ini mengandung makna bahwa perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran adalah meliputi semua aspek perilaku dan bukan hanya satu atau dua aspek saja. Perubahan perilaku itu meliputi aspek perilaku kognitif, konatif, afektif, dan motorik.

Ketiga, pembelajaran merupakan suatu proses. Prinsip ini mengandung

makna bahwa pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang berkesinambungan. Di dalam aktivitas itu terjadi adanya tahapan-tahapan aktivitas yang sistematis dan terarah. Jadi, Pembelajaran bukan sebagai suatu benda atau keadaan yang statis, melainkan merupakan suatu rangkaian aktivitas yang dinamis dan saling berkaitan. Proses pembelajaran dapat dilepaskan antara interaksi individu dengan lingkungannya.

Keempat, proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang

mendorong dan ada sesuatu tujuan yang akan dicapai. Prinsip ini mengandung makna bahwa aktivitas pembelajaran terjadi karena ada sesuatu yang mendorong (misalnya adanaya kebutuhan yang harus dipuaskan) dan ada sesuatu yang ingin dicapai.

Kelima, pembelajaran merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman

pada dasarnya adalah kehidupan melalui situasi yang nyata dengan tujuan tertentu. Pembelajaran merupakan bentuk interaksi individu dengan lingkungannya sehingga banyak memberikan pengalaman dari situasi nyata.

Memperhatikan kelima prinsip tersebut, maka belajar merupakan perubahan suatu kecenderungan perilaku yang relatif permanen sebagai hasil praktek yang diperkuat yaitu (Kimble & Gamerzy, 1963: 133). Dalam proses belajar, suatu perubahan yang relative permanen menunjuk kepada perubahan dalam penampilan (performance). Bagaimanapun, penampilan dapat diamati, tetapi belajar (learning) itu sendiri tidak dapat diamati. Dapat disimpulkan bahwa seseorang telah melakukan belajar apabila ia telah dapat melakukan


(32)

sesuatu yang sebelumnya tidak dapat ia lakukan, tetapi tidak semua yang dipelajari mengahsilkan perubahan perilaku atau penampilan.

b. Pengertian Pembelajaran Inkuiri

Menurut Webster’s New Collegiate Dictionary kata inkuiri (‘inquiry”) pertanyaan atau penyelidikan. Menurut Suchman, Massialas, Cox, dan Schwab (Joyce dan Weil, 1980). Pembelajaran dengan menggunakan inkuiri menekankan pada pengembangan berpikir individual lewat penelitian, peningkatan mempraktekan metode dan teknik penelitian, latihan keterampilan khusus sesuai dengan dengan cabang ilmu tertentu, dan menemukan sesuatu.

John Dewey (dalam How We Think, 1933) pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri memperkenalkan istilah berpikir reflektif yaitu usaha yang aktif, hati-hati, dan pengujian secara tepat terhadap keyakinan seseorang atau pengetahuan tertentu berdasarkan dukungan kenyataan. Kuslan dan Stone (dalam Dahar dan Liliasasi, 1986) mendefinisikan pendekatan inkuiri sebagai pengajaran dimana guru dan siswa mempelajari peristiwa-peristiwa ilmiah dengan yang pendekatan inkuiri yang mempunyai karakteristik: Menggunakan keterampilan-keterampilan proses IPA, tidak keharusan untuk menyelesaikan unit tertentu dalam waktu tertentu, jawaban-jawaban yang dicari tidak diketahui lebih dahulu, dan tidak ada dalam buku pelajaran. Buku-buku petunjuk yang dipilih berisi pertanyaan-prtanyaan dan saran-saran untuk menentukan jawaban bukan memberi jawaban, siswa bersemangat sekali untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka sendiri. Proses pembelajaran berpusat pada pertanyaan-pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana kita mengetahui, serta betulkah kesimpulan kita ini, suatu masalah ditemukan lalu dipersempit hingga terlihat kemungkinan masalah itu dapat dipecahkan oleh siswa, hipotesis dirumuskan oleh siswa, siswa mengusulkan cara-cara pengumpulan data, melakukan, eksperimen, pengadaan pengamatan, membaca dan


(33)

commit to user

Berdasarkan pendapat di atas inkuiri adalah menemukan masalah, menyusun hipotesis, merencanakan eksperimen untuk menguji hipotesis, mensintesis pengetahuan pengembangan beberapa sikap yaitu sikap objektif, ingin tahu, terbuka dan bertanggung jawab. Jadi pendekatan menggunakan inkuiri menekankan pada pengembangan berpikir individual lewat penelitian, peningkatan mempraktekan metode dan teknik penelitian, latihan keterampilan khusus sesuai dengan dengan cabang ilmu tertentu, dan menemukan sesuatu. Serta pencarian pengetahuan daripada perolehan pengetahuan. Dalam pelaksanaan pendekatan inkuiri keterampilan guru bertanya berperan penting dalam membimbing siswa melakukan semua kegiatan yang dipandang perlu.

c. Tujuan Pembelajaran Inkuiri

Tujuan penggunaan inkuiri adalah menolong anak didik mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan intelektual berpikir kritis, mampu memecahkan masalah secara ilmiah.yang dibutuhkan dengan memberikan pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar keingintahuan mereka. Dalam belajar dengan model inkuiri anak mulai dihadapkan dengan peristiwa atau problema yang menimbulkan “teka-teki” yang memotivasi anak untuk pemecahan masalahnya. Oleh karena itu karakteristik umum kegiatan belajar mengajar dengan model inkuiri adalah terdiri: Penentuan problema atau masalah, perumusan hipotesis atau jawaban tentatif, pengumpulan data pengolah data, dan merumuskan kesimpulan.

d. Langkah-langkah Pembelajaran Inkuiri

Langkah-langkah pengajaran dengan menggunaan metode inkuiri adalah sebagai berikut; Pertama siswa dikelompokkan dalam tiap kelompok terdiri dari lima murid seorang sebagai ketua, seorang pencatat, seorang pengarah, seorang pemantau diskusi, dan seorang perangkum. Kedua guru mengajukan permasalahan dalam bentuk pertanyaan atau hipotesis. Masalah jangan terlalu umum, tetapi dipersempit. Contoh pertanyaan yang terlalu umum


(34)

“Apa yang dimaksud fotosintesis?” Sebaiknya dipersempit “Faktor apa yang mempengaruhi fotosintesis?” Ketiga untuk mejawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis, siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai keterangan yang sesuai dengan masalah yang akan dikaji. Jawaban terhadap pertanyaan hendaknya tidak diperoleh dari kepustakaan. Informasi diperoleh dengan jalan mengamati objeknya, mencoba sendiri atau malakukan percobaan, wawancara narasumber. Keempat keterangan-keterangan yang terkumpul dari hasil percobaan diolah, diklasifikasikan, ditabulasi, bila perlu dihitung dan ditafsirkan. Dari hasil pengolahan data tadi nantinya akan diperoleh jawaban terhadap masalah diatas. Kemudian ditarik kesimpulan umum. Jadi sekali lagi perlu disadari bahwa pendekatan inkuiri ini berdasarkan kepada prosedur yang dilakukan untuk sampai pada penemuan-penemuan bukan penemuan itu sendiri. Pendekatan inkuiri jauh lebih mengaktifkan siswa daripada ceramah yang diberikan guru, membaca buku, pemberian informasi, dan lain-lainya.

e. Keunggulan Pembelajaran Inkuiri

1) Kemungkinan yang besar untuk membantu, memperbaiki, memperluas persediaan dan pengajuan keterampilan proses kognitif siswa.

2) Memungkinkan pengetahuan yang melekat erat pada diri siswa. 3) Menimbulkan gairah belajar pada siswa.

4) Memberikan kesempatan pada siswa untuk maju berkelanjutan. 5) Menyebabkan siswa termotivasi untuk belajar.

6) Membantu memperkuat konsep diri siswa.

7) Berpusat pada siswa, berperan aktif sebagai fasilitator dan pendinamisator di penemuan.

8) Membantu perkembangan siswa.


(35)

commit to user f. Kekurangan Pembelajaran Inkuiri

1) Mempersyaratkan suatu proses persiapan kemampuan berpikir yang dapat dipercaya.

2) Kurang efektif untuk mengajar siswa dengan jumlah yang banyak. 3) Memerlukan fasilitas yang memadahi.

4) Kebebasan yang dapat diberikan kepada peserta didik selamanya dapat dimanfaatkan secara optimal.

g. Peran guru dalam proses Pembelajaran Inkuiri.

Dalam kegiatan belajar mengajar yang menggunakan metode inkuiri guru mempunyai peran sebagai berikut:

1) Menciptakan suasana bebas berpikir sehingga siswa berani bereksplorasi dalam penemuan dan pemecahan masalah.

2) Fasilitator dalam penemuan.

3) Rekan diskusi dan dalam klasifikasi dan pencarian alternatif pemecahan masalah.

4) Pembimbing penelitian, pendorong keberanian berpikir alternatif dalam pemecahan masalah.

h. Peran siswa dalam pelaksanaan pembelajaran Ikuiri:

1) Pengambil prakarsa dalam pencarian masalah dan pemecahan masalah. 2) Pelaku aktif dalam belajar melakukan penelitian.

3) Penjelajah tentang masalah dan metode pemecahan. 4) Penemu pemecahan masalah

B. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN Beberapa penelitian yang relevan antara lain:

1. Penelitian oleh Ester Dwi Kartika Sari (2010). Yang berjudul“ Peningkatan Kemampuan Membaca Melalui Media Pembelajaran Kartu Bergambar Pada Siswa Kelas 1 SDN Jajar 1 No 73 Laweyan Solo Tahun 2009/2010”. Kesimpulanya adalah bahwa ada peningkatan kemampuan membaca


(36)

permulaan setelah diadakan tindakan kelas dengan menggunakan media pembelajaran kartu bergambar.

2. Penelitian oleh Winarti (2010). Yang berjudul“ Perbedaan Pembelajaran Guide

Discovery dan Cooperative Learning Terhadap Kreativitas Penerapan Konsep

Gaya Magnet Siswa Kelas V Sekolah Dasar Kecamatan Nguter Sukoharjo Tahun 2010”. Kesimpulannya adalah (1) Terhadap perbedaan yang signifikan kreativitas penerapan konsep gaya magnet antara yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran guide discovery dan

cooperative learning dengan hasil Fo > Ftabel = 22,71 . 0,17, atau 14,29 > 0,17

pada taraf signifikan 5%. (2) Terdapat perbedaan yang signifikan kreativitas penerapan konsep gaya magnet antara siswa yang memiliki kreativitas awal tinggi dengan siswa yang memiliki kreativitas awal rendah yang pembelajarannya menggunakan model guided discovery dan model

cooperative learning dengan hasil pengujian Fo Ftabel = 53,49. 0,17 pada taraf

signifikan 5%, (3) Terdapat interaksi antara pembelajaran model guided

discovery dan cooperative learning terhadap kreativitas penerapan konsep

gaya magnet dengan hasil pengujian Fo. Ftabel atau 0,35. 0,17 pada taraf

signifikan 5%.

C. KERANGKA BERPIKIR

Pada kondisi awal menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan lebih berpusat pada guru, pembelajaran belum menggunakan model pembelajaran inkuiri, sehingga mengakibatkan prestasi belajar IPA rendah.

Oleh karena itu, seorang pendidik merasa terpanggil untuk mengadakan penelitian dan memperbaiki proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri, dengan melakukan tindakan siklus I, melakukan tindakan siklus II, dan guru memberi penjelasan tentang cara belajar IPA. Pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri mempunyai kelebihan di antaranya kemungkinan yang besar untuk membantu, memperbaiki, memperluas persediaan dan pengajuan keterampilan proses kognitif siswa. Memungkinkan pengetahuan


(37)

commit to user

Dengan menggunakan pembelajaran model inkuiri

Tindakan

Kondisi Akhir

Memberikan kesempatan pada siswa untuk maju berkelanjutan. Menyebabkan siswa termotivasi untuk belajar. Membantu memperkuat konsep diri siswa. Berpusat pada siswa, berperan aktif sebagai fasilitator dan pendinamisator di penemuan. Dan membantu perkembangan siswa. Tidak menjadikan guru satu-satunya sumber belajar.

Diharapkan pada kondisi akhir, penilaian yang diberikan oleh guru yang untuk memperbaiki pembelajaran prestasi IPA meningkat.

Berdasarkan kajian teoritik yang telah diuraikan sebelumnya diperoleh alur kerangka berpikir dalam penelitian ini yang dapat divisualkan pada gambar 1.

Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir

D. HIPOTESIS

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut: Dengan menerapkan model Pembelajaran Inkuiri dalam pembelajaran IPA, maka dapat meningkatkan prestasi belajar IPA kelas III Negeri 02 Lemahbang.

Selama kegiatan belajar mengajar belum menggunakan model pembelajaran inkuiri, prestasi belajar IPA rendah. Maka untuk meningkatkan prestasi belajar IPA tersebut peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran inkuiri sebagai tindakan untuk mengatasinya.

Belum menggunakan Pembelajaran model Inkuiri

Kondisi Awal

Menggunakan model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran IPA.

Prestasi belajar IPA rendah

Siklus I

Prestasi belajar IPA meningkat


(38)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Arti kata yang terkait dengan Metodologi Penelitian adalah, metodos (Yunani). Metodologi adalah Pengetahuan tentang Penyusunan gagasan, tindakan atau kerja secara beraturan atau terarah.

Penelitian ialah pengkajian (Study) atau penyelidikan (Investigasion) secara teliti dan teratur dalam bidang Ilmu Pengetahuan.

A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

a. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 02 Lemahbang, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karangarnyar.

b. Waktu Penelitian pada semester II Tahun Pelajaran 2009/2010 mulai bulan Maret 2010 sampai bulan Desember 2010 Selama 10 Bulan.

B. BENTUK DAN STRATEGI PENELITIAN

a. Bentuk Penelitian

Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yang lebih menekankan pada masalah proses dan makna, maka jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Dengan menggunakan bentuk penelitian ini peneliti berharap akan mendapat informasi yang sebanyak-banyaknya.

b. Strategi Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan strategi model siklus. Adapun rancangan penelitiannya sebagai berikut:

1. Perencanaan 2. Tindakan 3. Observasi 4. Refleksi


(39)

commit to user C. SUMBER DATA

Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini sebagian besar berupa data kualitatif. Informasi tersebut akan digali dari berbagai sumber data dan jenis data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi:

1. Informan, yang terdiri dari guru kelas III dan siswa kelas III SD Negeri 02 Lemahbang.

2. Hasil pengamatan pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Sesuai dengan bentuk penelitian juga sumber data yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Dokumentasi

Dokumentasi yang dilakukan adalah pengambilan gambar menggunakan kamera foto, terhadap kegiatan pembelajaran antara guru dan siswa kelas III SD Negeri 02 Lemahbang selama dilaksanakan pembelajaran.

2. Test

Untuk mengetahui adanya peningkatan prestasi belajar IPA kelas III SD Negeri 02 Lemahbang peneliti menggunakan test yang terdiri test awal (preetest), test proses dan test akhir (postest) setiap akhir siklus.

3. Observasi

Observasi yang dilakukan adalah observasi terhadap guru dan siswa kelas III SD Negeri 02 Lemahbang selama dilaksanakan pembelajaran.

E. VALIDITAS DATA

Untuk menjamin dan mengembangkan validitas data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah menggunakan trianggulasi. Adapun trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:


(40)

1. Trianggulasi data (sumber) yaitu mengumpulkan data sejenis dari sumber yang berbeda.

2. Trianggulasi metode yaitu mengumpulkan data dengan metode pengumpulan

data yang berbeda mengarah pada data yang sama.

F. ANALISIS DATA

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif. Model analisis interaktif mempunyai tiga buah komponen pokok yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Aktifitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses siklus.

Gambar 2.Model Analisis Interaktif

Pengumpulan Data Sajian Data

Reduksi data

Sumber HB Sutopo (1996:87)

Langkah-langkah analisis:

1. Melakukan analisis awal, bila data yang didapat di kelas sudah cukup, maka dapat dikumpulkan.

2. Mengembangkan bentuk sajian data dengan menyusun coding dan matrik yang berguna untuk penelitian lanjut.

3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar kasus. 4. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman data apabila dalam

persiapan analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus.

5. Melakukan analisis antar kasus, dikembangkan struktur sajian datanya bagi susunan laporan.


(41)

commit to user

6. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.

7. Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran dalam laporan akhir penelitian.

G. PROSEDUR PENELITIAN

Penelitian ini direncanakan akan dilakukan dalam empat langkah atau tahap yaitu: 1. Tahap Perencanaan atau persiapan.

a. Mengumpulkan data yang diperlukan.

b. Merencanakan model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran IPA di kelas III SD.

c. Menyiapkan soal masalah. d. Menyiapkan blangko observasi e. Menyiapkan blangko evaluasi 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

a. Guru menerapkan model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran IPA di kelas III SD.

b. Siswa belajar dengan menggunakan model pembejaran inkuiri pada pembelajaran IPA.

3. Observasi

a. Tindakan guru memonitor siswa selama proses pembelajaran. b. Menilai hasil prestasi dalam pembelajaran IPA.

4. Tahap Refleksi

Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan 1,2 dan 3.

Bila hasil refleksi dan evaluasi siklus I menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar IPA. Siswa kelas III tidak perlu dilanjutkan dengan siklus II. Namun apabila belum memperlihatkan adanya peningkatan prestasi belajar IPA siswa kelas III maka dibuat siklus II yang meliputi tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan dan tahap observasi.

Demikian juga untuk siklus III selanjutnya sampai prestasi belajar IPA meningkat.


(42)

Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dapat divisualkan seperti gambar 3. Gambar 3 Rencana Siklus

Identifikasi masalah

Perencanaan

Tindakan Refleksi

Siklus I

Observasi


(43)

commit to user

H. INDIKATOR KETERCAPAIAN TUJUAN

Untuk mencapai keberhasilan tindakan, peneliti harus merumuskan indikator-indikator ketercapaian. Merumuskan persentasi, target ketercapaian pada indikator yang telah ditetapkan di dalam penelitian ini yaitu 65. Bedasarkan pada observasi awal, dikatakan indikator akan berhasil apabila siswa kelas III mendapat nilai IPA di atas KKM yaitu 65 dengan persentasi > 65% dari 22 siswa. Pada pratindakan atau sebelum diadakan penelitian ini nilai rata-rata IPA siswa kelas III mencapai 48,63 di bawah KKM dengan persentasi 16,21%.


(44)

commit to user BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

1. Tinjauan Historis SD Negeri 02 Lemahbang

Sekolah Dasar Negeri 02 Lemahbang Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar tempat dilaksanakan PKM ini berdiri pada tanggal 2 Pebruari 1978. Ketika berdiri memiliki Nomor Statistik Sekolah (NSS) 101031303017. Nomor Induk Sekolah (NIS) 10017. Saat ini SD Negeri 02 Lemahbang merupakan SD Daerah Binaan (DABIN) II yang ada di wilayah Desa Lemahbang, Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar.

Semenjak berdiri pada tahun 1978 hingga tahun 2010 sekarang ini Sekolah Dasar Negeri 02 Lemahbang telah mengalami 5 kali pergantian Kepala Sekolah. Yang pertama dijabat oleh Tino hingga tahun 1983, kedua oleh A.Mijan sampai tahun 1996, yang ketiga dijabat oleh R.Sugiyono hingga tahun 2002, keempat dijabat oleh Sunarso, S.Pd hingga tahun 2009 dijabat oleh Slamet Riyadi, S.Pd. Sistem pergantian Kepala Sekolah Dasar Negeri 02 Lemahbang ini melalui mekanisme mutasi.

2. Letak Geografis SD Negeri 02 Lemahbang

Secara geografis sekolah Dasar Negeri 02 Lemahbang berada di wilayah Desa Lemahbang, tepatnya terletak di Jalan Lemahbang, Dusun Dlangin Lor, Desa Lemahbang, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar. Letak SD Negeri 02 Lemahbang dengan batas-batas:

Sebelah Utara : Jalan PU Kabupaten Sebelah Timur : Desa

Sebelah Selatan : Gedung TK 02 Lemahbang Sebelah Barat : Lapangan Sepak Bola.


(45)

commit to user

Sekolah Dasar Negeri 02 Lemahbang Desa Lemahbang dengan kota Kecamatan Jumapolo, Kantor Dinas Pendidikan dan Olah Raga UPT PUD, NFI, dan SD Kecamatan Jumapolo, berjarak 7 km. Dengan arah ke timur. Karena letaknya di desa, maka sulit dijangkau dengan kendaraan umum.

3. Keadaan personil SD Negeri 02 Lemahbang

Tahun 2009/2010 Sekolah Dasar 02 Lemahbang, Desa Lemahbang, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar dipimpin oleh Kepala Sekolah, dan memiliki 8 guru dengan 1 penjaga sekolah. Kedelapan guru tersebut terdiri dari 4 guru wiyata bakti yang masing-masing sebagai guru kelas 1 sampai guru kelas VI dan 1 guru Agama Islam (PAI).

Lebih jelasnya tentang keadaan dan susunan personil di Sekolah Dasar Negeri 02 Lemahbang, Desa Lemahbang, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten karanganyar dapat dilihat pada bagan berikut ini:

Gambar 4. Bagan Personil SD Negeri 02 Lemahbang

G KELAS I

MULYANI D.A.

G KELAS II EKA SRI W.

G KELAS III GIYARDI

G KELAS IV

SRIWIYANTI PENJAGA SURIPTO SISWA MASYARAKAT SEKITAR KEPALA SEKOLAH SLAMET RIYADI,S.Pd KOMITE MARDI R

TATA USAHA PERPUSTAKAAN

SRI WIYANTI

G KELAS V SRI SUJARAH

G KELAS VI GIYATO,S.Pd

G AGAMA GIYARDI

G B. INGGRIS


(46)

commit to user

Demi kelancaran program-program sekolah dan semakin meningkatnya mutu pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 02 Lemahbang, maka segenap komponen pengelola Sekolah Dasar Negeri 02 Lemahbang baik Kepala Sekolah, Komite Sekolah, guru, karyawan senantiasa melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab masing-masing. Sebagaimana tertuang dalam program kerja yang telah direncanakan pada setiap tahun pelajaran. Namun pada bulan Desember Guru kelas III SDN 02 Lemahbang meninggal dunia karena sakit, maka untuk sementara sambil menunggu adanya guru, kelas III SDN 02 Lemahbang di ajar seorang guru Agama. Pada jam siang seorang guru agama mengajar sesuai bidangnya di kelas lain maka kelas III di ajar guru kelas 1. Adapun untuk wali kelas III SDN 02 Lemahbang untuk sementara yaitu guru Agama yaitu Giyardi, S.Ag. Mekanisme kerja segenap pengelola Sekolah Dasar Negeri 02 Lemahbang tersebut berada di bawah koordinasi dan pengawasan kepala sekolah.

4. Keadaan siswa SD Negeri 02 Lemahbang

Pada tahun 2009/2010 jumlah siswa yang bersekolah di sekolah SD Negeri 02 Lemahbang, Desa Lemahbang, Kecamatan Jumapolo dari kelas I-VI berjumlah 110 siswa, terdiri dari kelas I sebanyak 16 siswa, kelas II sebanyak 20 siswa, kelas III sebanyak 22 siswa, kelas IV sebanyak 18 siswa, kelas V sebanyak 28 siswa, kelas VI sebanyak 16 siswa.

Jumlah siswa kurang besar namun tetap merupakan aset yang berharga bagi sekolah sepanjang dapat memunculkan semua potensi yang ada. Usaha itu tak sia-sia terbukti dengan banyaknya prestasi yang telah diukir dalam sejarah perjalanan Sekolah Dasar Negeri 02 lemahbang baik dalam akademik maupun non akademik. Pernah 2 kali mengikuti MTQ dengan juara pertama, mengikuti TPA mendapatkan juara pertama, siswa berprestasi mendapatkan sepuluh besar tingkat kecamatan dan sering dalam kegiatan pramuka mengikuti jambore nasional.


(47)

commit to user

5. Sarana dan prasarana SD Negeri 02 Lemahbang

Sekolah Dasar Negeri 02 Lemahbang, Desa Lemahbang, Kecamatan Jumapolo berdiri di atas tanah seluas 2.550 M2 dengan luas bangunan 366 M2, luas halaman 720 M2, luas kebun 100 M2, dan terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang guru (kantor) dan untuk ruang kepala sekolah dan ruang tamu. Ada rumah dinas untuk rumah dinas guru, peraga. Selain bangunan pokok tersebut juga ada mushola, ruang MCK, tempat parkir siswa dan tempat parkir guru. Dengan luasnya halaman maka siswa dapat bermain dengan leluasa, dan pada waktu pelajaran olahraga siswa dapat melakukan olahraga dengan leluasa karena dihalaman sekolah terdapat tempat untuk berolahraga.

B. DESKRIPSI KONDISI AWAL

Sebelum melaksanakan proses penelitian, peneliti mengumpulkan data dan informasi tentang subjek penelitian. Data-data yang dikumpulkan antara lain daftar nama, daftar nilai IPA kelas III SD Negeri 02 Lemahbang.

Dari pengumpulan data daftar nilai ulangan harian siswa kelas III dan diperoleh dari 22 siswa, baru 4 siswa atau 18,18% yang mencapai ketuntasan belajar (mendapat nilai 65 ke atas). Nilai yang diperoleh siswa antara 20-80 dengan nilai rata-rata 48,64 perolehan nilai rata-rata siswa tersebut jauh dari ketuntasan minimal hasil belajar yaitu 65.

Di bawah ini adalah daftar nilai ulangan harian kelas III SD.

Tabel 1. Daftar Nilai ulangan IPA Harian sebelum tindakan No Nilai No Nilai No Nilai No Nilai No Nilai

1. 60 6. 40 11. 75 16. 60 21. 55

2. 50 7. 40 12. 20 17. 55 22. 40

3. 20 8. 30 13. 60 18. 40

4. 20 9. 75 14. 65 19. 60

5. 40 10. 60 15. 20 20. 75


(48)

commit to user

Tabel 2. Daftar Frekuensi Nilai Ulangan Harian sebelum tindakan. No Nilai Frekuensi Persentasi

1. 0 -20 4 18,18

2. 21 – 40 6 27,27

3. 41 -60 8 36,37

4. 61 – 80 4 18,18

5. Junlah 22 100,00

C. DESKRIPSI PERMASALAHAN PENELITIAN

1. Tindakan Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan selama 2 minnggu. Siklus 1 dilaksanakan 2 kali pertemuan. Tiap-tiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Pertemuan ke-1 dilaksanakan hari Kamis tanggal 18 Maret 2010 dan pertemuan ke-2 dilaksanakan hari Selasa tanggal 23 Maret 2010. Tahap-tahap yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan

Pada tahapan ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran IPA yang dilaksanakan di kelas III untuk mengetahui media yang digunakan oleh guru, serta aktifitas siswa dalam mengikuti pelajaran yang dilaksanakan. Di samping itu peneliti juga mencatat hasil belajar siswa berupa nilai formatif mata pelajaran IPA pada daftar nilai guru.

Berdasarkan pengamatan dan pencatatan terhadap proses pembelajaran IPA dan hasil belajar tersebut diperoleh informasi sebagai data awal bahwa siswa kelas III SD Negeri 02 Lemahbang sebanyak 22 siswa sebagian siswa belum memahami menerapkan konsep memahami berbagai gerak benda melalui percobaan. Dengan keadaan tersebut peneliti mengadakan konsultasi dengan kepala sekolah mengenai alternatif peningkatan prestasi belajar IPA siswa kelas III yaitu dengan melaksanakan pembelajaran IPA menggunakan model


(49)

commit to user

Menggunakan pedoman Kurikulum Pendidikan Dasar 2009 (KTSP) kelas III. Peneliti melakukan langkah-langkah untuk merencanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri.

Peneliti memilih indikator yang sesuai dengan tema yaitu membuat model sesuai rancangan dengan membuat kincir angin. Energi angin dapat diubah menjadi energi gerak. Alasan memilih indikator terebut adalah indikator membuat model sesuai rancangan misalnya membuat rancangan pada pembuatan mainan baling-baling yang menggunakan prinsip penerapan konsep energi gerak karena hal tersebut mempermudah penguasaan materi IPA. Indikator tersebut membuat siswa mampu bersikap ilmiah dengan penekanan pada sikap ingin tahu, bertanya, bekerjasama. Indikator berdasarkan pada Kurikulum yang berlaku. Dalam menyusun rencana pembelajaran berdasarkan indikator dan memuat satu materi yaitu membuat baling-baling dari kertas. Dengan standar kompetesi yaitu menerapkan konsep energi gerak. Masing-masing pertemuan dalam satu minggu ada 2 jam pada jam terstruktur.

Setiap mengadakan pembelajaran guru menyiapkan media model pembelajaran inkuiri yang akan digunakan dalam pembelajaran. Mempersiapkan kelompok, mengatur diatur sesuai dengan kelompok, membagi media inkuiri untuk masing-masing kelompok.

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini guru menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah di susun. Pembelajaran yang telah di susun pada siklus I dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri ini dilaksanakan 2 kali pertemuan, masing-masing 1 x pertemuan waktunya 2 jam x 35 menit.

1) Pertemuan ke-1

Pada materi ini, materi yang diajarkan tentang membuat mainan baling-baling dari kertas dan menguji di tempat yang banyak hembusan angin. Sebagai kegiatan awal guru mengajak siswa bernyanyi yang berjudul “Heli Kopter” tujuan


(50)

commit to user

untuk memusatkan perhatian siswa dan mengarahkan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran. Setelah itu guru mengadakan tanya jawab tentang baling-baling.

Kegiatan inti dimulai guru bersama siswa mengkondisikan tempat duduk dengan kelompok, siswa menyesuaikan tempat duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Guru menyuruh siswa untuk menyiapkan alat-alat dan bahan yang akan dipergunakan untuk melakukan percobaan, siswa menyiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan untuk malakukan percobaan. Dilanjutkan siswa mulai kegiatan malakukan percobaan membuat mainan baling-baling dari kertas. Dengan kompak dan penuh semangat siswa membuat mainan baling-baling dari kertas. Setelah selesai membuat baling-baling, siswa menguji pesawat hasil rancangan ke tempat yang lebih luas di mana terdapat hembusan angin yang kuat. Ketiga kelompok telah selesai menguji pesawat hasil rancangan, guru bertanya pada siswa, apakah ada masalah dengan pesawat baling–baling yang kamu buat? Apabila ada masalah, apa yang kamu temui? Tulis di buku kerjamu diskusikan dengan teman kelompokmu bagaimana cara memecahkan masalah tersebut? Ternyata pada masing-masing kelompok mempunyai masalah yang berbeda-beda, dari masing-masing kelompok berdiskusi memecahkan masalah dari menguji pesawat hasil rancangan tersebut. Dalam perumusan masalah siswa mengisi tabel yang disediakan dari guru.

Tabel 3. Perumusan masalah siklus I pertemuan ke-1

Baling-baling Kelompok

Lubang AS

Diameter daun baling-baling

Putaran Keadaan angin

Keadaan daun baling-baling

Setelah merumuskan masalah, siswa bersama kelompok menarik kesimpulan.


(51)

commit to user

Selesai diskusi dan menarik kesimpulan guru menyuruh siswa untuk mempresentasikan dengan perwakilan dari masing-masing kelompok. Guru mengamati aktifitas/partisipasi siswa dalam pembelajaran. Setelah siswa mengerjakan kesimpulan lalu dikumpulkan pada guru, dilanjutkan membahas bersama tentang lembar kesimpulan atau membahas hasil meneliti tiap-tiap kelompok. Selesai membahas kesimpulan, guru bertanya pada siswa, siapa yang belum jelas? Ada siswa yang belum jelas, guru mengulang penjelasan, setelah siswa jelas. Guru memberi kegiatan akhir, dengan mengevaluasi siswa selama 15 menit kemudian membahas soal evaluasi dilanjutkan guru memberikan penilaian secara individu pada siswa.

2) Pertemuan ke-2

Pada pertemuan ke-2 ini materi IPA adalah tentang Membuat Model sesuai rancangan dan menguji pada tempat yang hembusan anginnya kurang kencang.

Kegiatan diawali dengan berdoa bersama, mengabsen siswa. Sebagai apersepsi guru mengadakan tanya jawab mengulang pembelajaran yang lalu tentang alat-alat membuat mainan baling-baling. Selanjutnya guru menjelaskan secara cara membuat mainan baling-baling. Dengan kelompok masing-masing siswa membuat mainan baling-baling.

Kegiatan ini hampir sama dengan kegiatan pertemuan ke-1, namun pada pertemuan ke-2 pembuatan mainan baling-baling siswa dapat membuat dengan sendiri dengan kelompok tanpa di bimbing oleh guru.

Setelah selesai membuat mainan baling baling, siswa mencoba menguji pesawat hasil rancangan pada tempat yang hembusan anginnya kurang kencang di dalam rungan kelas. Secara bergantian dengan kelompok yang lain.

Ketiga kelompok selesai menguji pesawat hasil rancangan, guru bertanya pada siswa, apakah ada masalah dengan pesawat balin-baling yang kamu buat? Apabila ada masalah, apa yang kamu temui? Tulis di buku kerjamu dan diskusikan dengan teman kelompokmu bagaimana cara memecahkan masalah tersebut? Ternyata pada masing-masing kelompok mempunyai masalah yang


(52)

commit to user

berbeda-beda. Dari masing-masing kelompok mendiskusikan masalah dan memecahkan masalah dari menguji pesawat hasil rancangan tersebut.

Dalam perumusan masalah siswa mengisi tabel yang disediakan dari guru dan pembelajaran diakhiri dengan evaluasi, setelah selesai dikumpulkan pada guru.

Tabel 5. Perumusan masalah siklus I pertemuan ke-2 Baling-baling

Kelompok

Lubang AS

Diameter daun

baling-baling

Putaran Keadaan angin

Keadaan daun baling-baling

Setelah merumuskan masalah siswa bersama kelompok menarik kesimpulan.

Tabel 6. Menarik kesimpulan siklus I pertemuan ke-2

c. Observasi

Dalam tahap ini peneliti melaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan perekaman dengan kamera foto, lembar soal evaluasi. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan model inkuiri dengan rencana pembelajaran yang telah disusun dan untuk mengetahui seberapa besar pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri yang dilaksanakan menghasilkan perubahan pada prestasi belajar IPA pada siswa kelas III. Pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktivitas/partisipasi dalam proses pembelajaran, namun juga pada tindakan guru dalam membuat suasana kelas dapat menyenangkan.


(1)

commit to user

59 model inkuiri yang dilaksanakan pada siklus II dengan materi “Gerak benda” dinyatakan meningkat. Dalam pelaksanaan pembelajaran IPA siswa dapat mengenal istilah berpikir reflektif, berusaha aktif, hati-hati, dan pengujian secara tepat terhadap keyakinan seorang atau pengetahuan tertentu berdasarkan dukungan kenyataan. Hal tersebut sesuai dengan pemikiran John Dewey. Di dalam bukunya How we Think (1933) Bab II hal 16.

Peneliti belum merasa puas karena peningkatan nilai yang dicapai siswa belum sesuai dengan nilai KKM. Peneliti masih terus melanjutkan ke siklus yang ke III.

Setelah dilaksanakan siklus III dengan materi “Pengaruh energi” selama dua pertemuan ada perkembangan prestasi belajar IPA di siklus III dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 33. Nilai Rata-rata Kelas Sebelum dan sesudah tindakan siklus III.

Materi IPA Rata-rata Nilai Tes hasil Belajar

Keterangan

Pengaruh Energi

Sebelum tindakan Sesudah tindakan

60,00 72,72 Berhasil

Selanjutnya dari perhitungan jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 65 sebelum dan sesudah tindakan siklus III.


(2)

commit to user

menggunakan keterampilan-keterampilan proses IPA, tidak keharusan untuk menyelesaikan unit tertentu dalam waktu tertentu, jawaban-jawaban yang dicari tidak diketahui lebih dahulu, tidak ada dalam buku pelajaran. Buku-buku petunjuk yang dipilih berisi pertanyaan-pertanyaan saran-saran untuk menentukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka sendiri, siswa memecahkan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, melakukan eksperimen mengadakan pengamatan.

Dengan demikian dapat direkomendasikan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan model inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas III SDN 02 Lemahbang Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar tahun 2009/2010.


(3)

commit to user

61

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilaksanakan dengan tiga siklus melalui model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas III SDN 02 Lemahbang Kecamatan Jumapolo dapat meningkatkan prestasi belajar IPA.

Hasil Penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan: Dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas III SDN 02 Lemahbang, dapat di lihat dengan persentasi siswa yang mendapat nilai ketuntasan belajar terus meningkat dari siklus I sampai siklus III. Pada siklus I ketuntasan belajar siswa adalah 6 anak atau 27,27%, pada siklus II ketuntasan belajar siswa 11 atau 50% dan siklus ke III mengalami perningkatan yang cukup, menjadi 18 anak atau 81,81% dari 22 anak, yang mendapatkan nilai ketuntasan belajar. Serta pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri dapat meningkatkan aktifitas siswa kelas tiga dalam proses belajar IPA, hal ini terbukti pada siklus I persentasi siswa aktif dalam menyiapkan alat dan bahan percobaan mencapai 68,18%, siklus II 63,63%, siklus III 80,81%. Persentasi keurutan langkah-langkah melakukan percobaan siklus I 77,27%, siklus II 77,27%, dan siklus III 95,45%. Persentasi aktifitas dalam melakukan percobaan siklus I 50%, siklus II 72,72%, dan siklus III 77,27%. Persentasi kerjasama dalam diskusi siklus I 77,27%, siklus II 81,81%, siklus III 86,36%. Sedangkan persentasi dalam menyimpulkan akhir, siklus I 72,73%, siklus II 86,86 % dan siklus III adalah 90,90 %.

B. IMPLIKASI

Penetapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan dengan menggunakan pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran IPA. Model yang dipakai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah model siklus, adapun prosedur penelitiannya terdiri dari 3 siklus. Siklus I dilaksanakan selama 2 minggu materi membuat baling-baling dari kertas, siklus II dilaksanakan selama 2 minggu materi hal-hal yang mempengaruhi gerak benda. Sedangkan siklus III dilaksanakan


(4)

commit to user

selama 2 minggu dengan 2 materi pengaruh energi panas pada kehidupan, dan pengaruh gerak pada kehidupan yang belum berhasil pada siklus I dan pada siklus II dalam setiap siklus terdiri dari 4 tahapan kegiatan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Kegiatan ini dilaksanakan berdaur ulang.

Sebelum melaksanakan tindakan dalam tahap siklus, perlu perencanaan. Perencanaan ini selalu memperhatikan setiap perubahan yang dicapai pada siklus sebelumnya terutama pada setiap tindakan yang dapat meningkatkan belajar siswa. Hal ini didasarkan pada hasil analisis perkembangan dari pertemuan atau Kegiatan Belajar Mengajar pada yang satu ke yang lain dalam satu siklus pertama sampai ketiga.

Berdasarkan kriteria temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti yang diuraikan pada bab IV, maka penelitian ini layak dipergunakan untuk membantu guru dalam menghadapi permasalahan yang sejenis. Disamping itu perlu penelitian lanjut tentang upaya guru mempertahankan atau menjaga dan meningkatkan prestasi belajar siswa.

Pembelajaran dengan menggunakan Model inkuiri pada hakekatnya layak digunakan dan dikembangkan oleh guru yang menghadapi permasalahan yang sejenis, terutama untuk mengatasi masalah peningkatan prestasi belajar siswa, yang pada umumya dimiliki oleh sebagian besar siswa.

Adanya kendala yang dihadapi dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model inkuiri harus diatasi semaksimal mungkin. Oleh karena itu pembelajaran dengan proses Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi sangat diperlukan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

C. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa saran yang dipergunakan sebagai bahan pertimbangan, antara lain:

1. Bagi guru SDN 02 Lemahbang

a. Guru harus dapat malakukan Kegiatan Belajar Mengajar dengan aktif inofatif kreatif efektif dan menyenangkan.


(5)

commit to user

63

b. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri jauh lebih

mengaktifkan murid dari pada ceramah, maka guru untuk sedikit mengurangi ceramah.

c. Memperbanyak fasilitas belajar, sarana pendukung, alat peraga, sebab mempengaruhi efesiensi pembelajaran yang berpengaruh pada hasil belajar siswa.

d. Guru harus dapat mengatur kelas, penguasaan kelas sehingga Kegiatan Belajar Mengajar terasa nyaman.

e. Guru harus memahami, memilih metode, memvariasi metode yang tepat dan sesuai dengan mata pelajaran atau sesuai dengan tema yang akan di ajarkan.

2. Bagi siswa SDN 02 Lemahbang

a. Siswa selalu siap dalam menyiapkan alat atau bahan untuk melakukan Kegiatan Belajar Mengajar.

b. Siswa memperhatikan langkah-langkah dalam Kegiatan Belajar Mengajar

c. Siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran.

d. Siswa harus dapat bekerjasama dalam berdiskusi memecahkan suatu masalah.

e. Siswa diharapkan dapat menyimpulkan akhir sesuai dengan kegiatan pembelajaran.

f. Siswa harus rajin belajar dan dapat membagi waktu antara kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lain sehingga dapat memperoleh prestasi yang diharapkan.

3. Bagi Sekolah SDN 02 Lemahbang

a. Sekolah hendaknya memperbanyak media pembelajaran atau alat peraga mata pelajaran IPA.

b. Menyediakan lingkungan sekolah yang dapat untuk Kegiatan Belajar Mengajar yang sesuai dengan mata pelajaran IPA sehingga secara lebih nyata sekaligus meningkatkan aktifitas belajar siswa.


(6)

commit to user

4. Bagi Wali Murid SDN 02 Lemahbang

a. Berperan serta dalam meningkatkan prestasi belajar siswa sangat diharapkan, sebab dengan usaha guru saja keberhasilan prestasi belajar siswa kurang maksimal.

b. Di rumah orang tua membimbing dan memperhatikan dalam belajar sehingga prestasi belajar siswa meningkat.

c. Informasi, masukan, saran tentang kemajuan dan kekurangan dalam prestasi belajar siswa, sangat diharapkan sebab peran serta orang tua sangat diperlukan guna menunjang keberhasilan pendidikan siswa untuk kerjasama dan jalinan rasa kekeluargaan antara orang tua dan sekolah.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SLB A YKAB SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 3 16

SKRIPSI Peningkatan Motivasi Belajar IPA Dengan Model Pembelajaran Inquiry Pada Siswa Kelas III SDN Pasucen 02 Tahun 2014.

0 2 16

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY Peningkatan Motivasi Belajar IPA Dengan Model Pembelajaran Inquiry Pada Siswa Kelas III SDN Pasucen 02 Tahun 2014.

0 2 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG KONSEP GERAK MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS III SDN 03 KALIJIRAK KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 2011

0 3 135

OPTIMALISASI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BLOK DIENES PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 01 KADIPIRO KECAMATAN JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 3 9

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS III SD NEGERI 03 TLOBO KECAMATAN JATIYOSO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 0 8

PENDAHULUAN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRY TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI SUMBER DAYA ALAM SISWA KELAS IV SDN 02 KADIPIRO KECAMATAN JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 1 7

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V SDN 02 DOPLANG KECAMATAN KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PEL

0 1 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN STARTEGI INFORMATION SEACRH KELAS V SDN 02 GENENGAN Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Startegi Information Seacrh Kelas V SDN 02 Genengan Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran

0 0 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL INKUIRI MATERI IPA PADA SISWA KELAS IV SDN DADIREJO 02 PATI

0 0 21