Rumusan Masalah Tujuan Penelitian
yang memiliki kesanggupan melekat pada bentuk-bentuk lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru.
”
2
Disampaikan oleh Kusno dalam buku Problematika Bahasa Indonesia “afiksasi atau imbuhan adalah bentuk atau morfem terikat secara morfologis,
yang terdiri dari awalan prefiks, sisipan infiks, akhiran sufiks, dan gabungan dari dua imbuhan secara serentak konfiks
”
3
Dalam pengertian lain mengenai imbuhan yaitu “Many english word are made by attaching a short form called an affix to either the beginning or
the and of a word. when this is done, the word itself is referred to as a stem. the form at the beginning of the stem called a prefix an the form at the end is
called a suffix.
4
Maksud dari pengertian di atas adalah kata dalam bahasa Inggris banyak dibuat dengan menyertakan bentuk singkat yang disebut afiks kepada
salah satu bagian awal atau dan dari sebuah kata. Saat ini dilakukan, kata itu sendiri disebut sebagai induk. Bentuk pada awal kata isebut prefiks, sebuah
bentuk di bagian akhir kata disebut sufiks. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
imbuhan adalah bubuhan yang berupa prefiks, sufiks, konfiks dan infiks yang melekat pada kata dasar untuk membentuk kata baru. Penulisan imbuhan
dilakukan dengan cara merangkaikan kata yang dibubuhi. Dengan kata lain penulisan imbuhan disatukan dengan kata yang mengikutinya.
Dalam penggunaan afiks, walaupun terdiri dari satu atau lebih dari satu huruf, tetapi tidak bisa dikatakan sebagai kata. Karena afiks tidak
memiliki makna tersendiri. Satu-satunya persamaan anatara afiks dan kata adalah kedua-duanya adalah morfem.
2
M. Ramlan, Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif, Yogyakarta: U.P. Karyono, 1980 Cet. Ke- 3, hlm. 31.
3
Kusno Budi Santoso, Problematika Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1990, hlm.34
4
Nasrun Mahmud, English For Muslim University Students, Ciputat: PT Siwibakti Darma,2010 Cet Ke-4, hlm. 99.
Kata merupakan satuan terkecil yang biasa dan dapat menduduki salah satu fungsi sintaksis, dan dalam morfologi kata merupakan satuan terbesar
dibentuk oleh salah satu proses morfologi. Sedangkan morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang bermakna.
“Morfem ini dibagi menjadi dua, yaitu morfem bebas fase morpheme dan morfem terikat”.
5
Morfem bebas yaitu morfem yang tanpa keterkaitannya dengan morfem lain dan dapat langsung digunakan dalam tuturan, sedangkan
morfem terikat yaitu morfem yang terlebih dahulu bergabung dengan morfem lain untuk dapat digunakan dalam tuturan.
Dan pengertian lain dari morfem yaitu “Morfem afiks adalah morfem
yang tidak dapat menjadi dasar dalam pembentukan kata, tetapi hanya menjadi unsur pembentuk dalam proses afiksasi. Dalam bahasa
Indonesia dibedakan adanya morfem afiks yang disebut: 1 Prefiks, yaitu afiks yang dibubuhkan di kiri bentuk dasar, yaitu prefiks ber-,
prefiks me-, prefiks per-, prefiks di-, prefiks ter-, prefiks se-, dan prefiks ke-. 2 Infiks, yaitu afiks yang dibubuhkan di tengah kata,
biasanya pada suku awal kata, yaitu infiks
–el-, infiks –em-, dan infiks –er-.3 Sufiks, adalah afiks yang dibubuhkan di kanan bentuk dasar
yaitu sufiks –kan, sufiks –i, sufiks –an, dan sufiks –nya. 4 Konfiks,
yaitu afiks yang dibubuhkan di kiri dan di kanan bentuk dasar secara bersamaan kerena konfiks ini merupakan satu kesatuan afiks, yaitu
konfiks ke-an, konfiks ber-an, konfiks pe-an, konfiks per-an, dan konfiks se-nya. 5 dalam bahasa Indonesia ada kata bentuk yang
berklofiks, yaitu kata yang dibubuhi afiks pada kiri dan kanannya; tetapi pembubuhannya itu tidak sekaligus, melainkan bertahap,. Kata-
kata berklofiks dalam bahasa Indonesia adalah yang berbentuk me- kan, me-i, memper, memper-kan, memper-i, ber-kan, di-kan, di-i,
diper-, diper-kan, diper-i, ter-kan, ter-i, ter-per, teper-kan, teper-i
”.
6
Maksud dari pengertian di atas morfem afiks yaitu morfem yang tidak dapat menjadi dasar dalam pembentukkan kata, tetapi hanya menjadi unsur
pembentukan dalam proses afiksasi. Morfem afiks dibedakan menjadi prefiks, infiks, sufiks, konfiks, dan berklofiks.
5
Zainurrahman, Menulis dari Teori Hingga Praktik, Bandung: Alfabeta,2011, hlm. 98
6
Abdul Chaer, Morfologi Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Rieneka Cipta, 2008, hlm.23.