4.3 Hasil Uji Hipotesis
Dalam uji hipotesis ini, peneliti menggunakan tehnik analisis regresi berganda multiple regression yang mana hal pertama yang peneliti lakukan adalah
melihatkoefisien regresi untuk melihatarah hubungan variable independent terhadap variable dependen dengan melihat nilai betanya.
Tabel 4.13 Tabel Koefisien Regresi
Coefficients
a
,665 2,022
,329 ,743
,007 ,016
,041 ,427
,671 -,031
,031 -,097
-,998 ,321
,155 ,097
,199 1,603
,112 ,077
,081 ,111
,948 ,345
,057 ,032
,181 1,740
,085 Constant
Behavioral Belief Evaluation to
Behavioral Belief Normative Belief
Motivation to Comply Perceived
Behavioral Control Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Intensi Berselingkuh a.
Dengan melihat koefisien regresi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa: 1.
Pada sikap behavioral belief diperoleh nilai beta sebesar 0,007, yang berarti bahwa sikap behavioral belief secara positif mempengaruhi
intensi berselingkuh. Dengan demikian, semakin tinggi sikap behavioral belief
seseorang terhadap intensi berselingkuh, maka intensi berselingkuhnya pun semakin tinggi.
2. Pada sikap evaluation to behavioral belief diperoleh nilai beta sebesar -
0,31, yang berarti bahwa sikap evaluation to behavioral belief secara negatif mempengaruhi intensi berselingkuh. Dengan demikian, semakin
63
tinggi sikap evaluation to behavioral belief yang dimiliki seseorang terhadap intensi berselingkuh, maka intensi berselingkuhnya semakin
rendah, begitu pula sebaliknya. 3.
Pada norma subjektif normative belief diperoleh nilai beta sebesar 0,155, yang berarti bahwa norma subjektif normative belief secara positif
mempengaruhi intensi berselingkuh. Dengan demikian, semakin tinggi norma subjektif normative belief yang dimiliki seseorang terhadap
intensi berselingkuh, maka intensi berselingkuhnya semakin tinggi. 4.
Pada norma subjektif motivation to comply diperoleh nilai beta sebesar 0,077, yang berati bahwa norma subjektif motivation to comply secara
positif mempengaruhi intensi berselingkuh. Dengan deikian, semakin tinggi norma subjektif motivation to comply yang dimiliki seseorang
terhadap intensi berselingkuh, maka intensi berselingkuhnya semakin tinggi.
5. Pada perceived behavioral control diperoleh nilai beta sebesar 0,075, yang
berarti bahwa perceived behavioral control secara positif mempengaruhi intensi berselingkuh. Dengan demikian, semakin tinggi perceived
behavioral control yang dimiliki seseorang terhadap intensi berselingkuh,
maka intensi berselingkuhnya semakin tinggi. Sedangkan untuk melihat berapa proporsi varian masing-masing variabel
independen terhadap intensi berselingkuh, maka perlu dilihat R
2
masing-masing variabel pada uji regresi linear. Berikut ini tabel dari hasil uji regresi pengaruh
sikap terhadap intensi berselingkuh:
64
Tabel 4.14 Hasil Uji Regresi Pengaruh Sikap terhadap Intensi Berselingkuh
Model Summary
,064
a
,004 -,016
2,64374 ,004
,199 2
97 ,820
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
R Square Change
F Change df1
df2 Sig. F Change
Change Statistics
Predictors: Constant, Evaluation to Behavioral Belief, Behavioral Belief a.
Dari perhitungan dengan menggunakan SPSS 12 diketahui R square R
2
Sikap sebesar 0.004. Hal ini berarti sikap memberikan kontribusi 0,4 terhadap intensi berselingkuh. Dengan signifikansi F.Change sebesar 0,820 0,05, yang
berarti tidak ada pengaruh yang signifikan sikap terhadap intensi berselingkuh. Selanjutnya peneliti memasukkan variabel norma subjektif ke dalam
analisis regresi. Berikut ini adalah tabel dari uji regresi pengaruh norma subjektif terhadap intensi berselingkuh.
Tabel 4.15 Hasil Uji Regresi Pengaruh Norma Subjektif terhadap Intensi Berselingkuh
Model Summary
,349
a
,122 ,085
2,50901 ,122
3,285 4
95 ,014
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
R Square Change
F Change df1
df2 Sig. F Change
Change Statistics
Predictors: Constant, Motivation to Comply, Evaluation to Behavioral Belief, Behavioral Belief, Normative Belief a.
Jika melihat langsung dari tabel, maka diketahui R square R
2
sikap dan norma subjektif sebesar 0,122, untuk itu perlu dilakukan pengurangan kontribusi
varian dari norma subjektif untuk mendapatkan berapa kontribusi varian norma subjektif sendiri, sehingga 0,122 - 0,004 = 0,118 yang berarti norma subjektif
memberikan kontribusi sebesar 11,8 terhadap intensi berselingkuh.
65
Signifikansi sumbangan tiap varibel diperoleh dari F
hitung
dibandingkan dengan F
tabel
. Untuk memperoleh F
hitung
, digunakan rumus sebagai berikut: r
2
k 1-r
2
n-k-1 F=
Jika F
hitung
F
tabel
maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan variabel-variabel tersebut terhadap intensi berselingkuh
Dari perhitungan dengan menggunakan rumus di atas, diperoleh F
h
6,35 Ft 3,09, yang berarti ada pengaruh yang signifikan norma subjektif terhadap
intensi berselingkuh. Terakhir peneliti memasukkan variabel perceived behavioral control
dalam uji regresi. Berikut ini adalah tabel dari uji regresi pengaruh perceived behavioral control
terhadap intensi berselingkuh.
Tabel 4.16 Hasil Uji Regresi Pengaruh PBC terhadap Intensi Berselingkuh
Model Summary
,386
a
,149 ,104
2,48265 ,149
3,290 5
94 ,009
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
R Square Change
F Change df1
df2 Sig. F Change
Change Statistics
Predictors: Constant, Perceived Behavioral Control, Evaluation to Behavioral Belief, Behavioral Belief, Motivation to Comply, Normative Belief
a.
Jika melihat langsung dari tabel, maka diketahui R square R
2
sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control sebesar 0,149, untuk itu perlu
dilakukan pengurangan kontribusi varian dari sikap dan norma subjektif untuk mendapatkan berapa kontribusi varian PBC sendiri, sehingga 0,149 - 0,118=
66
0,031 yang berarti PBC memberikan kontribusi sebesar 3,1 terhadap intensi berselingkuh.
Dari perhitungan dengan menggunakan rumus di atas, diperoleh F
h
0,02 F
t
3,09 yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan PBC terhadap intensi
berselingkuh. Selanjutnya untuk melihat interaksi sikap, norma subjektif, dan perceived
behavioral control terhadap intensi berselingkuh, maka peneliti memasukkan
semua variabel pada uji regresi. Berikut ini tabel dari hasil uji regresi pengaruh interaksi sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control terhadap intensi
berselingkuh:
Tabel 4.17 Hasil Uji Regresi Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, dan
Perceived Behavioral Control terhadap Intensi Berselingkuh
Model Summary
,386
a
,149 ,104
2,48265 ,149
3,290 5
94 ,009
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
R Square Change
F Change df1
df2 Sig. F Change
Change Statistics Predictors: Constant, Evaluation to Behavioral Belief, Motivation to Comply, Behavioral Belief, Perceived Behavioral Control,
Normative Belief a.
Interaksi antara sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control memberikan kontribusi sebesar 14,9 terhadap intensi berselingkuh, dengan
signifikan F Change sebesar 0,009 0,05. Dengan demikian, ada pengaruh yang signifikan interaksi antara sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral
control terhadap intensi berselingkuh.
67
Berikut ringkasan gambaran R square dan tingkat signifikansinya pada tabel:
Tabel 4.18 Proporsi Varian Oleh Masing-Masing Variabel Independen
terhadap Intensi Berselingkuh IV R
2
R
2
change F
hitung
F
table
Signifikansi
X
1
0,004 0,004 0,199 3,09 Tidak
Signifikan X
12
0,122 0,118 6,35 3,09 Signifikan
X
123
0,149 0,031
0,02 3,09
Tidak Signifikan
Keterangan : X
1
: Sikap X
12
: Sikap, Norma Subjektif X
123
: Sikap, Norma Subjektif, Perceived Behavioral Control.
Tabel 4.19 Kesimpulan Hasil Uji Hipotesis
Intensi Berselingkuh Prediktor
Kontribusi Kesimpulan Sikap
0,4 Tidak Signifikan terima H0
Norma Subjektif 11,8
Signifikan tolak H0 Perceived Behavioral Control
3,1 Tidak signifikan terima H0
Interaksi Sikap, Norma Subjektif dan Perceived Behavioral Control
14,9 Signifikan tolak H0
68
69
4.4 Analisis Tambahan Tabel 4.20