2.2 Intensi Berselingkuh
2.2.1 Definisi Perselingkuhan Perselingkuhan adalah suatu kondisi dimana satu pasangan yang terikat dalam
pernikahan menyalurkan sumber-sumber emosi seperti cinta romantis, waktu, dan perhatian kepada orang lain atau bahkan melakukan aktivitas seksual dengan
orang lain selain pasangan sahnya Buss Shackelford, 1997, h.1035.
2.2.2 Pengertian intensi berselingkuh Intensi berselingkuh yaitu kemungkinan subjektif seseorang untuk berselingkuh.
Intensi berselingkuh ditentukan oleh tiga faktor, yaitu sikap terhadap tingkah laku evaluasi positif atau negatif terhadap perilaku berselingkuh, dan norma subjektif
persepsi orang apakah orang lain akan menyetujui atau menolak perilaku berselingkuh serta kontrol tingkah laku yang dipersepsikan penilaian terhadap
kemampuan sikap untuk berselingkuh yaitu perceived behavior control.
2.2.3 Tipe-tipe perselingkuhan Menurut Buss Shackelford 1997 perselingkuhan dibedakan menjadi dua tipe,
yaitu: 1.
Perselingkuhan seksual Perselingkuhan seksual mengacu pada aktivitas seksual yang dilakukan
dengan orang lain selain pasangan.
20
2. Perselingkuhan emosional
Peselingkuhan emosional terjadi saat salah satu pasangan menyalurkan sumber-sumber emosi seperti cinta romantis, waktu, dan perhatian kepada
orang lain. Menurut Glass Staeheli serta Subtonik Harris dalam Ginanjar, 2009
terdapat tiga komponen dari perselingkuhan emosional, yaitu keintiman emosional, kerahasiaan, dan sexual chemistry, walaupun hubungan yang terjalin
tidak diwarnai oeh hubungan seks, namun perselingkuhan ini tetap membahayakan keutuhan pernikahan karena hubungan ini dapat menjadi lebih
penting dari pada pernikahan itu sendiri. Perselingkuhan dapat dibagi menjadi beberapa bentuk. Penggolongannya
didasarkan derajat keterlibatan emosional dari pasangan yang berselingkuh Subtonik Harris, 2005. Beberapa bentuk perselingkuhan antara lain:
1. Serrial Affair
Tipe perselingkuhan ini paling sedikit melibatkan keintiman emosional tetapi terjadi berkali-kali. Hubungan yang terbentuk dapat berupa perselingkuhan
semalam atau perselingkuhan yang berlangsung cukup lama. Dalam serial affair
tidak terdapat keterlibatan emosional, hubungan yang dijalin hanya untuk memperoleh kenikmatan atau pertualangan sesaat. Inti dari
perselingkuhan ini hanya untuk mendapatkan gairah baru dan seks. 2.
Flings Hampir sama dengan serial affair, flings juga ditandai oleh minimnya
keterlibatan emosional antar pasangan selingkuh. Hubungan yang terjadi dapat
21
berupa perselingkuhan satu malam atau hubungan yang terjadi selama beberapa bulan, tetapi hanya terjadi satu kali saja.
3. Romantic Love Affair
Perselingkuhan tipe ini melibatkan hubungan emosional yang mendalam. Hubungan yang terjadi antara pasangan selingkuh menjadi amat penting.
Seringkali pasangan selingkuh berpikir untuk melepaskan pernikahannya dan menikahi kekasihnya. Bila perceraian tidak memungkinkan maka
perselingkuhan ini dapat berlangsung lama. 4.
Long Term Affair Perselingkuhan ini melibatkan keterlibatan emosional yang paling mendalam.
Hubungan dapat bertahan bertahun-tahun atau bahkan berlangsung sepanjang kehidupan pernikahan. Cukup banyak pasangan yang merasa memiliki
hubungan yang lebih baik dengan pasangan selingkuh dari pada pasangan sahnya. Karena perseligkuhan telah berlagsung cukup lama, tak jarang
perselingkuhan ini diketahui oleh pasangan sah atau keluarga dekat lainnya. Menurut Clanton dalam Hyde, 1990 perselingkuhan seksual sendiri
memiliki tiga tipe, antara lain: 1.
Clandestine extramarital sex Perselingkuhan ini tersembunyi dari pasangan
2. Consensual extramarital sex
Aktifitas perselingkuhan seksual ini diketahui oleh pasangan, dan pasangan tersebut menyetujuinya.
22
3. Ambiguous extramarital sex
Yang mana aktivitas perselingkuhan ini diketahui oleh pasangan, tetapi pasangan tersebut pura-pura tidak tahu.
Akhir-akhir ini pun perselingkuhan tidak hanya terjadi di dunia nyata, tetapi juga terjadi di dunia maya, apalagi jejaring sosial dapat di akses dengan
mudah. Cyberaffair perselingkuhan di dunia maya secara umum di definisikan sebagai hubungan seksual atau romantis dimulai melalui komunikasi secara
online , percakapan melalui elektronik ini terjadi di dalam komunitas seperti chat
rooms , game interaktif, dan grup berita Young, 2000.
2.2.4 Faktor-faktor penyebab perselingkuhan Menurut Blow dalam Ginanjar, 2009 penyebab perselingkuhan amat beragam
dan biasanya tidak hanya disebabkan oleh satu hal saja. Ketidakpuasan dalam pernikahan merupakan penyebab utama yang dikeluhkan oleh pasangan, tetapi
ada pula faktor-faktor lain di luar pernikahan yang mempengaruhi masuknya orang ketiga dalam pernikahan. Berdasarkan beberapa sumber, ada sejumlah
alasan terjadinya perselingkuhan antara lain: 1.
Kecemasan menghadapi transisi, seperti mendapatkan anak pertama, anak memasuki usia remaja, anak yang telah dewasa meninggalkan rumah, dan
memasuki masa pensiun. 2.
Pelarian dari pernikahan yang tidak membahagiakan. 3.
Tidak tercapainya harapan-harapan dalam pernikahan dan ternyata didapat dari pasangan selingkuh.
23
4. Perasaan kesepian.
5. Suami atau istri memiliki ide tentang pernikahan atau cinta yang tidak
realistis. Ketika pernikahan mulai bermasalah, pasangan menganggap bahwa cinta mereka telah padam.
6. Kebutuhan yang besar akan perhatian.
7. Terbukanya kesempatan untuk melakukan perselingkuhan, yaitu kemudahan
bertemu dengan lawan jenis di tempat kerja, tersedianya hotel dan apartemen yang memudahkan untuk melakukan pertemuan rahasia, dan berbagaimacam
sarana yang mendukung perselingkuhan. 8.
Kebutuhan seks yang tidak terpenuhi dalam perkawinan 9.
Ketidakhadiran pasangan baik secara fisik maupun emosional. Misalnya pada pasangan yang bekerja di kota yang berbeda, pasangan yang terlalu sibuk
berkarir, dan pasangan yang sering berpergian dalam jangka waktu yang lama. 10.
Perselingkuhan sudah sering terjadi di dalam keluarga besar sehingga memudarkan nilai-nilai kesetiaaan.
Schwartz Rutter mengidentifikasi tujuh faktor yang terlibat dalam perselingkuhan seksual dalam Regan, 2003. Ke tujuh faktor tersebut antara lain:
1. Ketidakcocokan emosi antara kedua pasangan
Pasangan bertahan dalam hubungan pernikahan yang kurang kasih sayang demi anak atau demi alasan ekonomi dan sosial mungkin mencari selingkuhan
untuk memperoleh gairah, kegembiraan, dan kasih sayang. 2.
Kebosanan Seseorang kadang-kadang terikat dalam perselingkuhan semata-mata karena
motif hiburan. Mereka mungkin mencintai pasangan mereka dan memiliki
24
kehidupan seks yang menyenangkan, tetapi pada saat itu juga mereka merasa membutuhkan pertualangan seks.
3. Ketidakcocokan seksual
Seseorang yang memiliki hasrat seks lebih dari orang lain, atau seseorang yang mengharapkan terikat dalam aktivitas – aktivitas yang orang lain tidak
ingin mencobanya memungkinkan untuk mengejar seks di luar suatu hubungan.
4. Kemarahan
Seseorang terikat dalam hubungan seks di luar pernikahan karena kemarahan atau sebagai cara menghukum pasangan. Seperti yang diungkapkan oleh
Schwartz dan Rutter, “Kemarahan membuat hubungan seks dengan pasangan menjadi sulit dan juga membuat hubungan seks di luar pernikahan terlihat
menyenangkan”. Kemarahan juga mengurangi perasaan perasaan bersalah atau malu, di balik kemarahan juga ketidaksetiaan pasangan bisa dipahami,
rasionalisasi, atau pembenaran pelanggaran seks. 5.
Rayuan Tentunya, terkadang seseorang berselingkuh karena mereka bertemu dengan
seseorang yang sangat menarik dan menggairahkan, yang mana mereka kalah dengan godaan.
6. Hasrat untuk mengakhiri hubungan
Laki-laki atau perempuan yang menggunakan strategi ini karena ketidakyakinan apakah mereka benar-benar ingin meninggalkan hubungan
mereka atau tidak mampu berbicara langsung dengan pasangan mereka
25
tentang perasaan mereka, dengan berselingkuh mereka menciptakan situasi yang dapat membuat pasangannya marah.
7. Cinta
Beberapa hubungan perselingkuhan berawal dari hubungan persahabatan yang telah lama terjalin atau hubungan sesama pekerja, mereka terlibat dalam kasih
sayang dan cinta yang kuat, dan lama kelamaan perasaan mereka mengarah ke hubungan seksual.
Menurut Sadarjoen 2005, perselingkuhan dapat disebabkan berbagai penyebab internal dan penyebab eksternal.
A. Penyebab internal
Perselingkuhan dapat disebabkan berbagai penyebab internal, diantaranya : 1.
Konflik dalam perkawinan yang tidak kunjung selesai dan terus menerus oleh perbedaan latar belakang pendidikan, perkembangan kepribadian,
subkultur, serta pola hidup yang menyebabkan ketidakserasian relasi antar pasangan.
2. Kecewaaan oleh berbagai macam sebab seperti sifat yang berbeda, cara
berkomunikasi yang kurang terasa pas, dan sebagainya. 3.
Ketidakpuasan dalam kehiupan seksual oleh disfungsi seksual atau penyimpangan perilaku seksual lainnya.
4. Problem finansial.
5. Persaingan antar pasangan baik dalam karier dan perolehan penghasilan.
6. Avonturir sebab kejenuhan relasi dengan pasangan perkawinan terasa
rutin.
26
B. Penyebab eksternal
Penyebab eksternal perselingkuhan, yaitu: 1.
Lingkungan pergaulan yang mendorong seseorang untuk mengambil keputusan mencoba menjalin hubungan perselingkuhan, demi tidak
mendapat sebutan STS Suami Takut Istri di kalangan rekan sepergaulannya.
2. Kedekatan dengan teman lain jenis ditempat kerja yang berawal dari saling
mencurahkan kesusahan dan kekecewaan dalam rumah tangga. Dari curhat, terjalin kedekatan emosional yang berlanjut dengan kontak fisik
intim. 3.
Godaan erotis-seksual dari berbagai pihak dengan motif untuk memperoleh pekerjaan atau menjadi rekananpemasok peralatan atau
prasarana dari departeman atau organisasi tertentu. Macklin 1987 menggambarkan keterlibatan dalam perselingkuhan
seksual tergantung pada faktor-faktor di bawah ini, antara lain: 1.
Merasa memiliki kesempatan. Memiliki pasangan selingkuh yang cocok dan tempat bertemu yang bersifat
pribadi. 2.
Siap untuk mengambil keuntungan dari kesempatan yang ada. Memiliki kebutuhan yang tidak terpenuhi, seperti ketergantungan, kedekatan
emosi, keintiman fisik, dan menganggap akan mendapatkan kepuasan di luar dari pernikahan.
27
3. Harapan akan kepuasan.
Tertarik pada seseorang, berdasaran pengalaman yang lampau atau dari perkatan orang lain bahwa perselingkuhan itu akan menyenangkan.
4. Harapan konsekuensi negatif yang kecil
Keyakinan bahwa hanya sedikit waktu yang dimiliki dengan pasangan selingkuh untuk keluar bersama, atau pemikiran bahwa keluar bersama orang
lain memiliki konsekuensi negatif yang sedikit.
2.2.5 Tahapan dalam perselingkuhan seksual Aktivitas seksual yang dilakukan dalam hubungan pria-wanita heteroseksual
umumnya berkembang intensitasnya dari ringan hingga berat dan demikian pula aktivitas seksual yang terjadi dalam perselingkuhan.
Menurut Duvall Miller 1985 aktivitas seksual pada hubungan heteroseksual biasanya berjalan sebagai berikut:
1. Bersentuhan touching
Sentuhan di sini seperti bergandengan tangan dan berpelukkan. 2.
Berciuman kissing Ciuman ini berkisar dari ciuman ringan ke ciuman yang lama dan intim yang
biasa di sebut “deep kissing”. 3.
Bercumbuan petting Mengelus atau membelai daerah erotis dari tubuh pasangan, biasanya berlanjut
dari elusan ringan menuju elusan berat. 4.
Berhubungan seksual sexual intercourse atau coitus
28
2.2.6 Cyberaffair
Cyberaffair perselingkuhan di dunia maya secara umum di definisikan sebagai
hubungan seksual atau romantis dimulai melalui komunikasi secara online, percakapan melalui elektronik ini terjadi di dalam komunitas seperti chat rooms,
game interaktif, dan grup berita Young, 2000. Tidak seperti pasangan-pasangan yang dapat menangkap suami atau
istrinya saat berselingkuh di dunia nyata, pasangan pada awalnya dapat mengevaluasi situasi dari tanda-tanda peringatan sebagai sebuah petunjuk untuk
mendeteksi perselingkuhan jenis ini Young, 2000. Tanda-tanda tersebut antara lain:
1. Perubahan dalam pola tidur
Chat rooms dan tempat-tempat bertemunya perselingkuhan di dunia maya
tidak berhenti sampai malam, sehingga pasangan yang berselingkuh cenderung bergadang.
2. Menuntut privasi
Jika seseorang mulai berselingkuh, baik melalui dunia maya atau dunia nyata, mereka seringkali menjaga jarak untuk menutupi kebenaran dari pasangannya.
Dalam perselingkuhan di dunia maya, ia akan cenderung memiliki privasi yang lebih besar dalam penggunaan computer, seperti menaruh computer di
tempat yang lebih tersembunyi atau bahkan mengganti password. 3.
Menolak pekerjaan rumah tangga Dengan penggunaan internet yang meningkat, tentunya pekerjaan rumah
tangga menjadi terbengkalai. Saat pasangan mulai menginvestasikan banyak waktu dan energi pada aktiviats di internet da megabaikan pekerjaan rumah,
itu merupakan sinyal berkurangnya komitmen dalam hubungan itu sendiri. 29
4. Menunjukkan kebohongan
Pasangan yang berselingkuh mungkin akan menyembunyikan rekening kartu kredit untuk servis online, rekening telepon, dan berbohong tentang alasan
pengunaan internet yang berlebihan. 5.
Perubahan kepribadian Pasangan seringkali terkejut dan bingung melihat banyak perubahan dari mood
pasangan mereka dan tingkah laku tersebut berubah sejak internet elanda mereka. Sebagai contoh, seorang istri yang hangat dan sensitive menjadi
dingin dan tertutup. Suami yag tadinya baik hati dan periang menjadi suami yang pendiam dan serius.
6. Kehilangan ketertarikan dalam urusan seks
Beberapa perselingkuhan dalam dunia maya pada akhirnya dapat mengadakan pertemuan atau melakukan seks dalam telepon dan masturbasi dengan arahan
dari seseorang di dalam komputer tersebut. Ketika pasangan tiba-tiba menunjukkan kekurangtertarikan dengan seks, itu merupakan indikator bahwa
ia telah memiliki penyaluran seks yang lain. Jika hubungan seks tersebut tetap dilanjutkan maka pasangan yang berselingkuh akan terlihat kurang antusias.
7. Penurunan kualitas hubungan
Pasangan yang berselingkuh enggan berlama-lama dalam hubungan pernikahan walaupun ia memiliki waktu luang, ia lebih memilih bersenang-
senang dengan pasangan selingkuhnya dari pada pasangan sahnya.
30
2.2.7 Dampak Perselingkuhan Menurut Bringle dan Buunk dalam Regan, 2003 banyak penelitian yang
menunjukkan konsekuensi negatif dari perselingkuhan. Perselingkuhan juga memberikan dampak yang negatif terhadap hubungan interpersonal. Pasangan
yang terikat dalam aktifitas seksual di luar pernikahan seringkali merasa bersalah dan mengalami konflik karena menipu pasangannya dan melanggar moral atau
standar individu tentang kesetiaan, kecemasan dan ketakutan tertular penyakit melalui hubungan seksual, takut akan kehamilan, dan tertangkap basah pasangan
yang lain. Sedangkan pasangan yang diselingkuhi akan merasa dikhianati, cemburu, marah, dan kecewa.
Menurut Sadarjoen 2005 dari sepuluh kasus perselingkuhan yang berkonsultasi dengannya, terdeteksi bahwa yang paling menderita secara batin
oleh perilaku selingkuh adalah itri dari laki-laki yang berselingkuh. Reaksi emosional yang muncul antara lain:
a. Reaksi depresi terselubung yang ringan hingga moderat dengan penurunan
gairah hidup yang ditandai runtuhnya kepercayaan terhadap suami, penurunan keyakinan diri, kecemasan dan rasa cemburu.Reaksi ini biasanya diikuti
dengan keinginan kuat untuk mencermati dan mengetahui isi kantung, tas, dan dompet, serta nomor telepon yang sering dihubungi suami melalui telepon
seluler. Kecenderungan untuk mengabaikan aspek privasi kehidupan suami pun meningkat dan justru perilaku ini menjadi salah satu sumber pertengkaran
hebat yang terjadi antara suami istri.
31
b. Reaksi depresi terselubung ekstem yang ditandai oleh penyertaan berbagai
keluhan psikosomatis, seperti sesak napas, ketidakstabilan tekanan darah yang bersifat fluktuatif, badan menggigil, reaksi histeris yang tidak terkendali,
seperti menjerit-jerit, yang terkadang juga disertai amukan tanpa terkendali. Santrock 2003 mengungkapkan bahwa dampak perselingkuhan tidak
hanya di rasakan oleh pasangan yang berselingkuh dan pasangan yang diselingkuhi saja tetapi juga oleh anak. Berawal dari masalah keluarga yang
terjadi antara suami-isteri, akhirnya sering menimbulkan keributan dan pertengkaran. Konflik yang terjadi pada kedua orangtua pasti akan berimbas pada
anak-anak mereka. Remaja dalam keluarga yang bercerai lebih baik dari pada remaja dalam keluarga yang tidak bercerai tetapi memiliki konflik yang tinggi.
Dengan demikian, hidup di lingkungan keluarga yang sering bertengkar, akan menyulitkan bagi remaja untuk mengembangkan kepribadian yang sehat. Hal ini
membuka peluang bagi perkembangan rasa kurang percaya diri yang intensi, yang membuat mereka sering mengalami kegagalan dalam meraih prestasi sosial yang
optimal. Hubungan keluarga yang buruk merupakan bahaya psikologis pada setiap
usia, terlebih selama masa remaja karena pada saat ini anak laki-laki dan perempuan sangat tidak percaya pada diri sendiri dan bergantung pada keluarga
untuk mendapatkan rasa aman. Yang lebih penting lagi, mereka memerlukan bimbingan dan bantuan dalam menghadapi tugas perkembangan masa remaja.
Jika hubungan keluarga ditandai dengan pertentangan-pertentangan serta perasaan-perasaan tidak aman yang berlangsung lama, maka remaja akan
32
memiliki kesempatan yang kurang untuk mengembangkan pola perilaku yang tenang dan matang. Remaja yang hubungan keluarganya kurang baik juga dapat
mengembangkan hubungan yang buruk dengan orang-orang di luar rumah Hurlock, 2002, h. 238.
2.2.8 Proses healing Perselingkuhan Menurut Subotnik Harris dalam Ginanjar, 2009 kesedihan dalam
perselingkuhan dapat dijelaskan melalui model “proses berduka” dari Kubler- Ross yang terdiri dari 5 tahapan, antara lain:
1. Tahap penolakan denial
Awal tahap ini diwarnai dengan perasaan tidak percaya, penolakan terhadap informasi tentang perseligkuhan yang dilakukan pasangan. Bahkan beberapa
pasangan yang merasa mati rasa yang merupakan respon perlindungan terhadap rasa sakit yang berlebihan. Bila tidak berlarut-larut, penolakan ini
menjadi mekanisme otomatis yang menghindarkan diri dari luka batin yang mendalam.
2. Tahap kemarahan anger
Setelah melewati masa penolakan, pasangan yang diselingkuhi akan mengalami perasaan marah yang amat dahsyat. Mereka biasanya memaki-
maki pasangannya atas perbuatan tersebut atau bahkan melakukan kekerasan fisik terhadap pasangan. Kemarahan seringkali di lampiaskan pula kepada
pasangan selingkuh suami istri. Keinginan untuk balas dendam kepada pasangan yang berselingkuh amatlah besar, muncul keinginan untuk
melakukan perselingkuhan atau membuat pasangan menderita.
33
3. Tahap tawar menawar bargaining
Ketika perasaan marah sudah mereda, maka pasangan yang diselingkuhi akan memasuki tahap tawar menawar bargaining. Karena menyadari kondisi
pernikahan yang sedang dalam masa krisis maka pasangan yang diselingkuhi mencoba melakukan hal yang positif asalkan pernikahan tidak hancur.
4. Tahap depresi depression
Kelelahan fisik, perubahan mood yang terus menerus, dan usaha untuk memperbaiki pernikahan dapat membuat pasangan yang diselingkuhi masuk
ke dalam kondisi depresi. 5.
Tahap penerimaan acceptance Setelah istri mencapai tahap penerimaan barulah dapat terjadi perkembanagn
yang positif. Penerimaan ini terbagi menjadi dua tipe, pertama penerimaan intelektual yang artinya menerima dan memahami apa yang telah terjadi.
Kedua, penerimaan emosional yang artinya dapat mendiskusikan perselingkuhan tanpa reaksi-reaksi berlebihan. Proses menuju penerimaan ini
tidak sama bagi semua orag dan rentang waktunya juga berbeda.
2.3 Determinan Intensi