23
peminjam debitur. Bentuk-bentuk jaminan dapat berupa harta berwujud seperti tanah dan bangunan.
b. Kredit tanpa jaminan Kredit tanpa jaminan dapat diberikan kepada seseorang atau
perusahaan tertentu dengan beberapa alasan. Pertama, orang tersebut sudah sangat dikenal, teruji dan terpercaya oleh pihak
bank. Kedua, prospek usaha debitur sangat baik dan biasanya juga terkait dengan penilain bank tentang reputasi orang atau
perusahaan tersebut. Kredit tanpa jaminan juga diberikan kepada perusahaan-perusahaan kecil dan atau pengusaha
lemah. Namun pemberiannya harus sangat selektif, karena pemberian kredit tanpa jaminan sangat beresiko.
c. Berdasarkan segmen usaha
Berdasarkan segmen usaha, kredit dapat digolongkan menjadi: 1. Kredit pertanian
Kredit yang disalurkan kepada sektor usaha pertanian, seperti peternakan dan perkebunan.
2. Kredit industri Kredit yang disalurkan kepada sektor industri kecil dan
rumah tangga. Di Indonesia, penyaluran kredit sektor industri umumnya lebih besar dibandingkan dengan sektor
pertanian.
24
3. Kredit jasa Kredit yang disalurkan kepada sektor jasa baik untuk UKM
maupun usaha besar.
d. Berdasarkan tujuannya
Berdasarkan tujuannya, kredit dikelompokkan menjadi: 1. Kredit komersial
Kredit komersial diberikan untuk memperlancar kegiatan nasabah yang bidang usahanya adalah perdagangan. Seperti
kredit usaha pertokoan dan kredit ekspor. 2. Kredit konsumtif
Kredit konsumtif adalah kredit yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan dan bagi debitur yang ingin membeli barang atau
kebutuhan-kebutuhan konsumtif. 3. Kredit produktif
Kredit produktif diberikan dalam rangka memperlancar kegiatan produksi debitur. Kredit ini mencakup antara lain kredit untuk
pembelian bahan baku dan pembayaran upah.
e. Berdasarkan penggunaan
1. Kredit modal kerja Kredit modal kerja pada prinsipnya adalah kredit untuk
penggunaan dana selama satu siklus usaha, mulai dari perolehan uang tunai dari kredit bank, kemudian penggunaanya untuk
25
membeli barang dagangan atau bahan baku, selanjutnya dijual sampai memperoleh uang kas kembali.
2. Kredit investasi Kredit investasi diberikan kepada debitur agar dapat membeli
barang-barang modal maupun jasa yang diperlukan dalam rangka rehabilitasi, modernisasi, dan pendirian usaha.
C. Return on Asset ROA
1. Pengertian profitabilitas
Manurung dan Rahardja 2004:209 mendefinisikan profitabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu. Menurut Dendawijaya 2001:119 rasio profitabilitas bank adalah
alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha yang dicapai oleh suatu perusahaan yang bersangkutan. Selain itu
profitabilitas di definisikan sebagai kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Hasibuan, 2004:104
Dari berbagai pendapat diatas, dapat diketahui bahwa tujuan analisis profitabilitas adalah untuk mengukur tingkat efisisensi usaha
dan profitabilitas yang dicapai oleh suatu bank. Dengan rasio-rasio keuangan akan dapat dilihat pada posisi dan kondisi keuangan suatu
bank dalam periode tertentu.
26
Return on Asset ROA menunjukkan manajemen bank dalam menghasilkan income dari pengelolaan asset yang dimiliki. Semakin
besar ROA menunjukkan kemampuan yang besar dari bank dalam mencetak income Ponttie Prasnasugraha, 2007
Menurut Mulyono 2003:94, ada beberapa cara mengukur profitabilitas, tetapi dalam penelitian ini digunakan ROA mengacu
pada surat edaran BI No. 265BPPP perihal tata cara penilaian tingkat kesehatan bank umum, mengemukakan bahwa untuk mengukur
tingkat kesehatan bank dari sudut rentabilitas salah satuanya adalah dengan melihat posisi ROA. Dengan demikian ROA merupakan
pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang
tersedia dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini , semakin baik keadaan perusahaan.
Rumus menghitung ROA Return on Asset
D. Loan to Deposit Ratio LDR.
Indikator efektivitas perbankan dalam menyalurkan kredit adalah Loan to Deposit Ratio LDR. Sesuai dengan Surat Edaran
Bank Indonesia No. 3023UPPB tanggal 19 Maret 1998, rasio Loan to