Jadi Soundtrack Sinetron, Lagu Religi Laris

F. Merilis Album Religi di Indonesia

Kelompok musik yang lahir di Amerika Serikat dan di bawah bimbingan Syekh Fattah yang juga pendiri Debu sekaligus guru tasawwuf mereka ini, saat di Amerika Serikat, nama kelompok musik ini yang sebelumnya bernama Dust on the Road atau Debu di Jalanan. Personel Dust on the Road adalah orang tua sebagian besar personel Debu yang sekarang. Mereka hijrah ke Indonesia pada tahun 1999. Setelah di Indonesia mereka mengubah nama mereka menjadi “Debu” dengan perubahan formasi. Beberapa personil terdahulu adalah pengajar di pesantren milik Universitas Muslim Indonesia di Makassar. “Debu” merupakan grup musik yang beraliran religi yang dekat dengan kehidupan kaum sufisme. Grup musik ini eksis di Indonesia sejak 2001 yang beranggotakan dari berbagai negara. Sebagian besar anggota “Debu” berasal dari Amerika Serikat, tetapi ada juga anggota yang berasal dari Swedia, Inggris, dan terakhir, bergabung juga anggota dari Indonesia. Sebelum hijrah ke Indonesia, sebagian besar personil “Debu” ini tinggal di sebuah kota kecil di daerah New Mexico, sebuah wilayah yang terletak di antara Texas dan Arizona, Amerika Serikat. Di New Mexico ini, komunitas “Debu” yang dibentuk berdasarkan prinsip dan ajaran Islam dibimbing oleh Syekh Fattah yang lebih menekankan tentang tasawuf dan hidup sesuai ajarannya menjadi golongan kaum sufi. Tahun 1997, sebagian dari personil “Debu” pindah ke sebuah negara dekat Amerika Serikat, yakni Republik Dominika. Kehidupan masyarakat di negara ini tidak jauh berbeda suasananya dengan Amerika Serikat yang dikenal sangat liberal dan sekuler. Bukan lingkungan yang ramah bagi mereka yang merindukan suasana Islami. Mereka pun mulai berpikir dan bertanya- tanya dalam hati, di manakah tempat di dunia ini yang bisa memberi kami kehidupan yang nyaman dan tenteram dengan suasana Islami. Berawal dari suatu malam terdengar bisikan halus diantara sadar dan tidak sadar, Syekh Fattah mendengar bisikan yang menyebut Indonesia. Beliau yang merasa tersentak oleh bisikan itu pun mengabarkan kepada istrinya kalau komunitas ini harus pergi ke Indonesia. Allah memang Maha Tahu, Dia lah yang punya kehendak dan rencana. Tetapi, di mana Indonesia? Pertanyaan ini menjadi masalah beliau dan sebagian komunitas. Mereka sama sekali tak tahu perihal Indonesia dan tak terpikir sebelumnya. Tetapi, Allah SWT telah membuka pintu-pintuNya sehingga tanpa kesulitan berarti, mereka akhirnya menemukan home page orang Indonesia di internet. Merekapun mulai menjalin silaturahmi dan menyampaikan keinginan untuk datang ke Indonesia. Tak lama di Indonesia, akhirnya terjadilah kontrak kerjasama antara Label Aquarius Forte Entertainment dengan grup musik “Debu”. Ciri khas irama lagu religi yang unik dari “Debu” yaitu dengan dentaman rebana seperti alunan irama ala Timur Tengah, country, bahkan jazz dan world music, dapat menarik perhatian Label CV. Forte Entertainment ini untuk menjalin kerjasama dengan grup musik tersebut. Setelah sekian lama menjalin kerja sama, akhirnya di tahun 2013 setelah personil “Debu” merilis album pertamanya, nama “Debu” semakin hits di belantika musik Indonesia khususnya untuk gendre religi Islam. Antusias warga Indonesiapun sangat baik sehingga grup musik “Debu” sangat luas untuk mengibarkan sayapnya dengan berkarya lebih baik lagi hingga penjualan melejit di pasaran. 8 8 http:arts-opini.blogspot.com201304profil-dan-karir-grup-debu-di-indonesia, diakses pada tanggal 4 November 2013 pada pukul 21.15 WIB