3.8. Kerangka Konsep
Foto Toraks
CT Scan Toraks Gejala Klinis Kanker Paru
Bronkoskopi
Pengambilan Spesimen Penampakan Bronkoskopi
Tidak Mengarah Keganasan
Mengarah Keganasan
Sitologi Bronkus
Negatif Kanker Positif Kanker
Gambar 15. Kerangka konsep
3.9. Definisi Operasional
a. Kanker paru adalah penyakit keganasan pada paru, baik yang berasal dari
jaringan paru itu sendiri kanker primer atau yang berasal dari organ lain yang bermetastasis ke paru kanker sekunder.
b. Sitologi positif didapat dari pemeriksaan sputum, TTLB, biopsi dan cairan pleura,
FNAB.
Universitas Sumatera Utara
c. Bronkoskopi adalah suatu teknik visualisasi keadaan di dalam saluran napas dengan
menggunakan satu alat instrumen yang di sebut bronkoskop yang dimasukkan ke dalam saluran napas melalui hidung, mulut ataupun trakeostomi. Hal ini digunakan
untuk memeriksa secara visual kelainan pada saluran napas seperti peradangan, tumor, perdarahan dan untuk mengambil sampel jaringan atau sputum.
d. Sitologi adalah ilmu penilaian interpretasi sel-sel tubuh manusia, baik yang berasal
dari sel-sel yang terlepas dari epitel eksfoliatif maupun yang berasal dari daerah lain dengan cara tertentu.
e. Umur dikelompokkan dalam : a. 40 tahun
b. 40-60 tahun d. 60 tahun
f. Adapun kriteria penampakan bronkoskopi yang biasa dinilai yaitu : 1.
Massa a.
Obstruktif : Total atau parsial b.
Permukaan : Berbenjol-benjol atau rata c.
Mukosa : Compang-camping, licin, mudah berdarah atau tidak mudah berdarah.
2. Infiltratif minimal memenuhi 3 kriteria
a. Hiperemis
b. Sub mukosa tidak rata
c. Nekrosis
d. Edema
3. Stenosis
a. Total
Universitas Sumatera Utara
b. Tidak total
c. Kompresif
d. Non kompresif
e. Infiltratif
4. Peradangan
a. Hiperemis
b. Edema
5. Bronkus dan cabang-cabangnya normal
3.10. Cara Kerja
a. Penderita yang memenuhi kriteria inklusi dilakukan pencatatan data: nama, umur,
jenis kelamin, keluhan, gambaran foto toraks dan CT Scan toraks.
b. Dilihat gambaran kriteria penampakan bronkoskopi.
c. Sampel BAL yang didapat dari tindakan bronkoskopi dimasukkan kedalam wadah
pot, sampel dari sikatan bronkus yang didapat diletakkan pada objek gelas
kemudian dimasukkan dalam wadah yang berisi alkohol 90.
d. Dilakukan pemeriksaan sitologi dari BAL dan sikatan bronkus menggunakan
prosedur pewarnaan sitologi dengan Diff-Quik Stain, dengan tahapan:
1. Sebelum membuat sediaan apus, sediaan hasil BAL dilakukan centrifuge
dengan menggunakan alat cytospin selama 3 menit dengan kecepatan 1000 rpm sehingga supernatant melekat pada objeck glass.
2. Sediaan apus BAL dan brushing dicelupkan ke dalam larutan fiksatif
selama 5 detik 5 kali celup masing-masing satu detik. Kelebihannya biarkan mengalir.
Universitas Sumatera Utara
3. Celupkan sediaan kedalam larutan I selama 5 detik 5 kali celup masing-
masing satu detik. Kelebihannya biarkan mengalir. 4. Celupkan sediaan kedalam larutan II selama 5 detik 5 kalai celup masing
masing satu detik. Kelebihannya biarkan mengalir. 5. Cuci sediaan dengan air destilasi atau air diionisasi.
6. Keringkan dan siap untuk dibaca. Kemudian hasil pemeriksaan bronkoskopi dikonfirmasi dengan hasil
pemeriksaan sitologi bronkus.
3.11. Kerangka Operasional