Spira dkk di Boston University Medical Center Amerika Serikat, melaporkan kombinasi sitopatologi dengan ekspresi gen biomarker meningkatkan sensitifitas diagnosis
dengan menggunakan prosedur bronkoskopi 53 sampai 95, negative predictive value 95, positive predictive value 70.
9
Penelitian Liam CK dkk melaporkan sensitifitas fleksibel bronkoskopi dalam menegakkan diagnosis kanker paru sekitar 82.
33
Penelitian yang dilakukan oleh Lauren G dkk melaporkan sensitifitas fleksibel bronkoskopi dalam menegakkan diagnosis kanker paru
letak sentral yaitu 90 dan sensitifitas tumor perifer 60-70.
10
Pada penelitian sebelumnya tentang profil pasien yang dilakukan tindakan bronkoskopi serat optik lentur di RSHAM, dijumpai diagnosis penyakit yang terbanyak yang
dilakukan tindakan bronkoskopi adalah tumor paru yaitu 219 63.66, kriteria penampakan bronkoskopi terbanyak adalah massa intrabronkial yaitu 97 28.20.
Penelitian mengenai akurasi tindakan bronkoskopi serat optik lentur dalam menegakkan diagnosis kanker paru dengan konfirmasi pemeriksaan sitologi bronkus belum
pernah dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan.
1.2. Perumusan Masalah
Dari uraian di atas diketahui peranan bronkoskopi sangat besar dalam membantu menegakkan diagnosis kanker paru, namun kadang hasil pemeriksaan sitologi tidak
menemukan tanda-tanda keganasan. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan uji diagnostik tindakan BSOL berupa penampakan yang mengarah keganasan yang dikonfirmasi dengan
hasil pemeriksaan sitologi kanker paru.
1.3. Hipotesis
Universitas Sumatera Utara
Ada hubungan kriteria penampakan bronkoskopi yang mengarah keganasan dengan hasil pemeriksaan sitologi bronkus.
1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan umum
Untuk mengetahui konfirmasi penampakan pemeriksaan bronkoskopi dengan pemeriksaan sitologi dalam menegakkan diagnosis kanker paru.
1.4.2. Tujuan Khusus
a. Untuk memperoleh gambaran karakteristik umur dan jenis kelamin
penderita kanker paru yang didiagnosis dengan peme-riksaan bronkoskopi di Instalasi Diagnosis Terpadu IDT dan pe-meriksaan sitologi di Instalasi
Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik Medan. b.
Untuk mengetahui sensitifitas, spesifisitas pemeriksaan bronkos-kopi yang dikonfirmasi dengan pemeriksaan sitologi bronkus dari ambilan spesimen
dengan cara BAL, brushing, BAL dan brushing dalam menegakkan diagnosis kanker paru.
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menilai keakuratan pemeriksaan bronkoskopi dalam menegakkan diagnosis kanker paru yang dikonfirmasikan
dengan hasil pemeriksaan sitologi bronkus pada sediaan yang sama sehingga dapat dilakukan
penatalaksanaan yang tepat.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Kanker Paru
Keganasan di rongga toraks mencakup kanker paru, tumor mediastinum, metastasis tumor di paru dan mesotelioma ganas kegasanan di pleura. Kasus keganasan rongga toraks
terbanyak adalah kanker paru. Di dunia, kanker paru merupakan penyebab kematian yang paling utama di antara kematian akibat penyakit keganasan. Laki-laki adalah kelompok kasus
terbanyak meskipun angka kejadian pada perempuan cenderung meningkat, hal itu berkaitan dengan gaya hidup atau kebiasaan merokok.
1,11
Kanker paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri primer dan metastasis tumor di paru sekunder.
Metastasis tumor di paru adalah tumor yang tumbuh sebagai akibat metastasis dari tumor primer organ lain. Definisi khusus untuk kanker paru primer yakni tumor ganas yang berasal
dari epitel bronkus. Meskipun jarang, dapat ditemukan kanker paru primer yang bukan berasal dari epitel bronkus misalnya bronchial gland tumors. Tumor paru jinak yang sering
adalah hamartoma.
1,11
2.2. Faktor Risiko
Faktor risiko terjadinya kanker paru adalah sebagai berikut:
1,11,12,13
•
Laki-laki, usia lebih dari 40 tahun dan perokok
Universitas Sumatera Utara