30
Mesin cetak juga membawa ke perubahan paradigma besar dalam evolusi budaya. Seperti yang kita lihat pada bagian pembukaan, McLuhan
menamai tatanan dunia yang dibangkitkannya, yaitu Galaksi Gutenberg, yang dinamainya menurut tukang cetak Jerman, Johan Gutenberg penemu
mesin cetak modern. Melalui buku-buku dan artefak cetak lainnya suratkabar, pamflet, dan sebagainya setelah abad ke-15 kata-kata yang
tertulis menjadi cara utama dalam menyimpan dan meneruskan pengetahuan dan gagasan. Mesin cetak, secara ipso facto menjadi inovasi
teknologi yang membentuk tatanan dunia, atau metabudaya yang didasarkan atas kemelekhurufan, ketika gagasan mulai berkembang jauh
dan meluas, melintasi batas-batas politik melalui media buku. Samapai sekarang ini, cara yang paling utama dalam menyemaikan gagasan baru
adalah melalui barang cetakan.
22
4. Buku
Karena buku adalah benda material, buku bisa disimpan di dalam ‟museum buku‟ yang dikenal dengan pepustakaan. Perpustakaan ini
berawal di Timur Tengah sekitar 3000-2000 SM –kira-kira pada waktu
yang sama dengan mulai semakin besarnya peranan penulisan piktografik di zaman dahulu.
Salah satu perpustakaan kuno terbesar dibangun oleh orang yunani di Alexandria pada abad ke-3, sekitar abad ke-2 M perpustakaan umum
22
Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, Yogyakarta: Jalasutra, 2010, h. 72-73
31
dan pribadi didirikan di banyak tempat di dunia zaman dahulu. Beberapa abad kemudian, naskah-naskah matematis dan ilmiah disalin dan
diabadikan di dalam pelbagai perpustakaan oleh para sarjana Islam, dan mendorong bangkitnya kecendekiawanan dan akhirnya ke bangkitnya
perguruan tinggi di akhir abad ke-11. Bersama dengan bangkitnya kemelekhurufan, maka terkait
dengannya muncullah kebutuhan untuk mengorganisasikan pengetahuan yang terdapat di dalam pelbagai buku. Hal ini mendorong ditemukannya
‟ensiklopedia‟, suatu istilah yang pada awalnya terkait dengan petunjuk dalam seluruh cabang pengetahuan. Akan tetapi, pengekalan pengetahuan
bukan satu-satunya fungsi yang dibawa oleh buku. Selama paling sedikit lima abad, buku ini juag dibuat sebagi suatu bentuk seni sastra dan sarana
pengalihan perhatian massa. Karya-karya fiksi tak terhitung jumlahnya yang dikenal sebagai novel dan sampai kepada kita sejak zaman Abad
Pertengahan sudah dibaca, dan akan terus dibaca, oleh jutaan manusia hanya untuk kenikmatan membacanya saja.
Seperti sudah disebutkan di atas, penemuan dan perkembangan teknologi kertas dan mesin cetak yang menghasilkan revolusi dalam
pembuatan dan penerbitan buku-buku, penerbitan buku yang lebih sederhana, mudah, dan murah membuat orang-orang menjadi tidak sulit
untuk memiliki buku. Akibatnya kemelekhurufan masyarakat meningkat tajam. Gagasan tentang aliran buku juga muncul pada waktu yang tidak
jauh berbeda, ketika penulisan buku tidak lagi hanya untuk tujuan-tujuan