48
2. Bagian Kedua: Kepemimpinan Politik
a. “Pemimpin, Kepemimpinan, dan para Pengikut”, Kompas, Selasa, 5
Jaanuari 1999. b.
“Ukurannya Jelas, Bukan Sekadar Nomor Sepatunya Akbat Tandjung Catatan Kecil Buat Saur Hutabarat”, Kompas, Selasa, 15 Desember
1998. c.
“Anwar, Mahathir, dan Kita di Indonesia”, Kompas,Sabtu, 3 Oktober 1998.
d. “Pasangan Soeharto-Try dan Masa Depan Kita”,Kompas, Sabtu, 13
Maret 1993. e.
“Presiden dan Agama”, Kompas, Sabtu, 21 November 1998. f.
“Presiden dan Agama”, Kompas, Sabtu, 21 November 1998.
3. Bagian Ketiga: Kepemimpinan Moral Spiritual
a. “Perjalanan Romo yang Bijaksana”, Kompas, Kamis, 11 februari 1999.
b. “Gus Miek: Wajah Sebuah Kerinduan”, Kompas, Minggu, 13 Juni
1993. c.
“In Memoriam: Kiai Achmad Shiddiq”, Kompas, Sabtu, 26 Januari 1991.
d. “Tuan Guru Faisal, Potret Kepribadian NU”, Kompas, Jumat, 23
Februari 1996.
4. Bagian Keempat: Membangun Tradisi Politik dan Demokrasi
a. “Individu, Negara, dan Ideologi”, Kompas, Jumat, 4 Februari 1994.
b. “Megawati dan KLB PDI”, Kompas, Jumat, 10 Desember 1993.
49
c. “Dwi Fungsi ABRI: Prinsip dan Cara”, Kompas, Selasa, 13 Oktober
1998. d.
“Situasi memang Tidak Memungkinkan”, Kompas, Sabtu, 5 Desember 1998.
e. “Dialog Nasional dan Persoalannya”, Kompas, Kamis, 7 Januari 1999.
f. “Masa Depan Demokrasi di Indonesia”, Kompas, Selasa, 1 September
1998.
50
BAB IV ANALISIS SEMIOTIKA PEIRCIAN
BUKU GUS DUR MENJAWAB PERUBAHAN ZAMAN
A. Sampul Buku Gus Dur Menjawab Perubahan Zaman
Tampak Depan Tampak Belakang
B.
Materi Pada Tema Kepemimpinan Moral Spiritual
Materi yang terdapat dalam tema Kepemimpinan Moral Spiritual pada bagian ketiga buku Gus Dur Menjawab Perubahan Zaman terdiri dari empat
judul di dalamnya. Yang akan terurai sebagai berikut; 1.
Judul pertama ialah “PERJALAN ROMO YANG BIJAK”, pada judul ini Alm. K.H. Abdurrahman Wahid menceritakan tentang pengalaman
persahabatannya dengan Romo Mangun dan Ibu Gedong selama lebih dari
51
dua puluh tahun. Yang masing-masing dari mereka mempunyai keyakinan dalam beragama yang berbeda. Namun, perbedaan berkayakinan itu tidak
menjadi penghalang bagi Gu Dur, Romo Mangun, dan Ibu Gedong melakukan pengabdian kemanusian. Persamaan pandangan inilah yang
membuat mereka bertiga saling menghormati dengan sepenuh hati. Bagi Gus Dur, Ibu Gedong, dan Romo Mangun lebih merupakan perwakilan
dari dunia yang sama dari pada perbedaan kami satu dari yang lain.
2. “GUS MIEK: WAJAH SEBUAH KERINDUAN”, ini merupakan judul
kedua dari tema Kepemimpinan Moral Spiritual. Pada judul ini Alm. K.H. Abdurrahman Wahid berkisah tentang kedekatannya dengan K.H. Hamim
Jazuli alias Gus Miek, seseorang yang dianggap oleh kebanyakan orang
mempunyai kekuatan supernatural, juga cara dakwah yang unik.
3. Judul ketiga dari tema Kepemimpinan moral spiritual ialah “IN
MEMORIAM: KIAI ACHMAD SHIDDIQ ”. Beliau merupakan generasi
kelima yang menjabat sebagai Rais Aam PBNU pimpinan tertinggi NU, yang dinilai mempunyai karakter unik dalam sikap dan kepemimpinannya
saat itu, sehingga mampu menemukan keberhasilan dalam visi dan
misinya saat mengembangkan PBNU sampai akhir hayatnya.
4. Pada judul terakhir “TUAN GURU FAISAL, POTRET KEPRIBADIAN
NU” tema Kepemimpinan Moral Spiritual ini di tutup dengan kenangan serta kerinduan sekaligus kehormatan Alm. K.H. Abdurrahman Wahid
pada sosok kepemimpinan generasi kedua di Nusa Tenggara Barat NTB yang saat itu dipimpin oleh Tuan Guru Faisal. Dalam konteks inilah Alm.