41
F. Kerangka Pemikiran
Model hubungan antar variabel untuk penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Sumber : Diolah dari berbagai sumber
Gambar 2.4 Model Penelitian
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
G. Keterkaitan Antar Variabel
1. Perbedaan kepuasan kerja antara auditor pria dan wanita
Kepuasan kerja adalah suatu sikap seseorang terhadap pekerjaan sebagai perbedaan antara banyaknya ganjaran yang diterima pekerja dan
banyaknya yang diyakini yang seharusnya diterima Robbins, 1996 dalam Trisnaningsih, 2004. Ward, et al. 1986 dalam Trisnaningsih 2004
meneliti tingkat kepuasan kerja wanita di lima area, yaitu pekerjaan secara umum, supervise, rekan kerja, promosi, dan gaji. Hasil dari studi ini
mengindikasikan bahwa meskipun secara umum akuntan publik wanita tampak puas terhadap kebanyakan aspek pada lingkungan kerjanya, hanya
saja area yang memberikan kepuasan yang terendah bagi mereka adalah
gaji dan kesempatan promosi yang tersedia.
Yamti 2003, hasil penelitiannya tentang kepuasan kerja menunjukkan tidak terdapat perbedaan antara auditor pria dan wanita yang
bekerja pada perwakilan BPKP Propinsi Jawa Tengah, begitu juga dengan 1.
Kepuasan Kerja 2.
Motivasi 3.
Prospek Karier Auditor Wanita
Auditor Pria
42
hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurasnida 2008 yang menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kepuasan kerja antara
auditor pria dan wanita di Kantor Akuntan Publik DKI Jakarta.
Namun Trisnaningsih 2004 dalam penelitiannya tentang kepuasan kerja antara auditor pria dan wanita di kantor akuntan publik Jawa Timur,
menunjukkan auditor wanita kurang puas dibandingkan dengan auditor laki-laki. Berdasarkan hal tersebut diatas maka dapat ditetapkan hipotesis
sebagai berikut:
Ha
1
: Terdapat perbedaan kepuasan kerja antara auditor pria dan
auditor wanita.
2. Perbedaan motivasi antara auditor pria dan wanita
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk
mencapai suatu tujuan. motivasi yang diberikan dibagi menjadi dua jenis motivasi, yaitu motivasi positif dan negatif. Motivasi positif merupakan
proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara memberikan penambahan tingkat kepuasan tertentu, misalnya dengan memberikan
promosi, insentif atau tambahan penghasilan, menciptakan kondisi tempat kerja yang baik agar mereka merasa aman tenteram dan betah bekerja, dan
sebagainya. Motivasi negatif merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara menakut-nakuti atau mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu secara paksa. Misalnya menakut-nakuti bawahan dengan memberikan gambaran seolah-olah mereka akan kehilangan
43
jabatan, diturunkan pangkatnya, dipotong gajinya, dan sebagainya. Trisnaningsih 2004, hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa tidak
terdapat perbedaan motivasi antara auditor pria dan wanita, begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahim Abdurahim 2000 yang
menunjukkan bahwa terdapat kesetaraan motivasi antara akuntan pendidik
pria dan wanita.
Namun hasil penelitian Hunton et al 1996 dalam Santosa 2001, menyimpulkan bahwa pegawai wanita pada jabatan pelaksana dan
supervisor kurang terstimulasi oleh pekerjaanya dibanding pegawai pria, secara umum pegawai wanita menyatakan bahwa pekerjaan mereka
membosankan dan kurang menantang, tanpa kecuali semua pegawai wanita di bagian akuntansi merasa kurang puas dengan pekerjaan
dibandingkan dengan pria. Sedangkan pegawai pria ternyata merasa lebih termotivasi baik karena pekerjaannya maupun perlakuan yang diterima
dari atasannya dibanding pegawai wanita. Penelitian yang dilakukan oleh Santosa 2001 menyimpulkan bahwa adanya perbedaan motivasi antara
auditor pria dan wanita.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka dapat ditetapkan hipotesis
sebagai berikut:
Ha
2
: Terdapat perbedaan motivasi antara auditor pria dan auditor
wanita.
44
3. Perbedaan prospek karier antara auditor pria dan wanita