Pengertian Gender Pandangan Gender

12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Gender

1. Pengertian Gender

Secara bahasa gender berasal dari bahasa Inggris, gender yang berarti jenis kelamin. Namun sekarang gender menjadi bahasa Indonesia dan sudah dapat digunakan sebagai bahasa masyarakat. Menurut Mansour Fakih 1999 dalam Trisnaningsih 2004 pengertian gender yang pertama ditemukan dalam kamus adalah: “Penggolongan secara gramatikal terhadap kata-kata benda dan kata-kata lain yang berkaitan dengannya, yang secara garis besar berhubungan dengan keberadaan dua jenis kelamin serta ketiadaan jenis kelamin atau kenetralan.” Umar 1999 dalam Yusfi 2009 mengungkapkan berbagai pengertian gender antara lain sebagai berikut: 1. Di dalam Womens’s Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa gender adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat pembedaan distinction dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang di masyarakat. 2. Elaine Sdhowalter 1989 mengartikan gender lebih dari sekedar pembedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari konstruksi sosial budaya. Ia menekannya sebagai konsep analisis an analytic concept yang dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu. 13 Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa gender adalah suatu konsep analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki- laki dan perempuan dilihat dari sudut non-biologis, yaitu dari aspek sosial, budaya maupun psikologi.

2. Pandangan Gender

Pandangan mengenai gender dapat diklasifikasikan, pertama; kedalam dua model yaitu equity model dan complementary contribution model, kedua; kedalam dua stereotipe yaitu Sex Role Stereoypes dan Managerial Stereotypes. Model pertama mengasumsikan bahwa antara laki-laki dan wanita sebagai profesional adalah identik sehingga perlu ada satu cara yang sama dalam mengelola dan wanita harus diuraikan akses yang sama. Model kedua berasumsi bahwa antara laki-laki dan wanita mempunyai kemampuan yang berbeda sehingga perlu ada perbedaan dalam mengelola dan cara menilai, mencatat serta mengkombinasikan untuk menghasilkan suatu sinergi. Pengertian klasifikasi stereotype merupakan proses pengelompokan individu kedalam suatu kelompok, dan pemberian atribut karakteristik pada individu berdasarkan anggota kelompok. Sex role stereotypes dihubungkan dengan pandangan umum, bahwa laki-laki itu lebih berorientasi pada pekerjaan, obyektif, independen, agresif dan pada umumnya mempunyai kemampuan lebih dibandingkan wanita dalam pertanggungjawaban manajerial. Wanita di lain pihak dipandang lebih pasif, lembut, orientasi pada pertimbangan, lebih sensitif dan lebih rendah posisinya pada pertanggungjawaban dalam 14 organisasi dibandingkan laki-laki. Manajerial stereotypes memberikan pengertian manajer yang sukses, sebagai seseorang yang memiliki sikap, perilaku, dan temperamen yang umumnya lebih dimiliki laki-laki dibanding wanita. Bidang akuntan publik merupakan salah satu bidang kerja yang paling sulit bagi wanita karena intensitas pekerjaan. Meski demikian, bidang ini adalah bidang yang sangat potensial terhadap perubahan, dan perubahan tersebut dapat meningkatkan lapangan pekerjaan bagi wanita. Sangat mudah untuk mengetahui mengapa jumlah wanita yang menjadi partner lebih sedikit dibandingkan dengan laki-laki. Salah satu alasan yang dikemukakannya adalah adanya kebudayaan yang diciptakan untuk laki- laki patriarkhi, kemudian adanya stereotype tentang wanita, terutama adanya pendapat yang menyatakan, bahwa wanita mempunyai keterikatan komitmen pada keluarga, yang lebih besar daripada keterikatan komitmen terhadap karier.

3. Teori Gender

Dokumen yang terkait

Pengaruh Auditor spesialis industri ukuran KAP auditor tenure dan independensi auditor terhadap manajemen laba pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

10 110 142

Analisis kinerja auditor dari perspektif gender pada kantor akuntan publik di Jakarta (studi empiris pada kantor akuntan publik di Jakarta)

3 32 147

Pengaruh kepemimpinan, kepuasan kerja, dan motivasi kerja terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta

0 8 146

Analisis Perbedaan Kinerja Auditor Dan Etika Profesi Auditor DiTinjau Dari Perspektif Gender : Studi Empiris Auditor Eksternal Di Dki Jakarta

0 16 133

ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA, KOMITMEN ORGANISASI, STRES KERJA TERHADAP TURNOVER INTENTION AUDITOR DENGAN KINERJA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Pada KAP di Semarang)

1 34 149

PENGARUH KOMITMEN TERHADAP KEPUASAN KERJA AUDITOR DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Survey pada Auditor pada KAP Wilayah Jawa Tengah).

0 0 8

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA AUDITOR (Survei pada Auditor di KAP Wilayah Jateng dan DIY).

0 0 8

ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI AUDITOR BERDASARKAN LEVEL HIERARKIS AUDITOR TERHADAP LINGKUNGAN KERJA ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI AUDITOR BERDASARKAN LEVEL HIERARKIS AUDITOR TERHADAP LINGKUNGAN KERJA AKUNTAN PUBLIK (Survey pada KAP di Solo dan Semarang).

0 0 13

PENDAHULUAN ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI AUDITOR BERDASARKAN LEVEL HIERARKIS AUDITOR TERHADAP LINGKUNGAN KERJA AKUNTAN PUBLIK (Survey pada KAP di Solo dan Semarang).

0 0 7

Perbedaan Motivasi, Kepuasan Kerja, Keinginan Berpindah Kerja, dan Persepsi Diskriminasi antara Auditor Pria dan Wanita pada KAP di Kota Semarang - Unika Repository

0 0 15