3.2.1.5. Biaya Menurut Fungsi Manajemen atau Jenis Kegiatan Fungsional
Pengklasifikasian biaya menurut jenis dari kegiatan fungsional bertujuan untuk membantu manajemen dalam perencanaan, analisis dan pengendalian biaya
atas dasar fungsi yang ada dalam suatu organisasi perusahaan. Berdasarkan jenis kegiatan fungsional maka biaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Biaya Produksi Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk menghasilkan
produk hingga siap untuk dijual. 2. Biaya Penjualan
Biaya penjualan merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk menjual suatu produk atau jasa.
3. Biaya Umum atau Administrasi Biaya umum atau administrasi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk
memimpin, mengendalikan dan menjalankan suatu perusahaan.
3.3. Biaya Perunit Produk
Perhitungan biaya perunit produk secara konseptual adalah total biaya yang berkaitan dengan unit produk yang diproduksi dibagi dengan jumlah unit
produk yang diproduksi. Pada perusahaan manufaktur biaya perunit merupakan salah satu bagian informasi yang penting, yang digunakan untuk menilai
persediaan, penentuan laba, dan pengambilan sejumlah keputusan penting. Pengungkapan biaya biaya persediaan dan penentuan laba adalah kebutuhan
dalam membuat laporan keuangan
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan jasa juga memerlukan informasi biaya perunit. Perusahaan jasa dalam menentukan biaya perunit terlebih dahulu harus mengidentifikasi unit jasa
yang disediakan, misalnya saja rumah sakit membebankan biaya-biaya kepada pasien, pasien yang dirawat perhari, dan jenis prosedur pelayanan lain yang
ditawarkan sinar X, tes darah, dan sebaginya. Perusahaan jasa menggunakan data biaya yang sama dengan perusahaan
manufaktur di dalam menentukan profitabilitas, kelayakan untuk memperkenalkan layanan baru, membuat keputusan harga, dan lain-lain. Akan tetapi, karena
perusahaan jasa tidk menghasilkan produk fisik, mengakibatkan perusahaan jasa tidak perlu menilai persediaan barang jadi.
3.4. Activity Based Costing
Activity Based Costing ABC merupakan sistem akuntansi yang memfokuskan pada aktivitas dalam perhitungan harga pokok produk. Biaya
sumber daya ditelusuri ke aktivitas dan aktivitas ditelusuri ke produk berdasarkan pemakaian aktivitas dari setiap produk. ABC terkenal juga dengan
transaction costing pembebanan harga pokok produk
berdasarkan transaksi
. Activity Based Costing ABC juga merupakan suatu hasil upaya
perbaikan oleh akuntan manajemen untuk mengevaluasi profitabilitas lini produk yang berbeda, dimana dilakukan penelusuran terhadap biaya overhead secara
tepat. Hal ini dikarenakan biaya overhead secara tidak langsung berhubungan dengan produk akhir.
Universitas Sumatera Utara
Activity Based Costing ABC bukan sekedar sistem informasi biaya untuk tujuan penentuan secara akurat objek biaya. Namun lebih jauh dari itu ABC
didesain untuk tujuan penyediaan informasi bagi semua pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan individu dan pemberdayaan karyawan informing and
empowering untuk membangun daya saing perusahaan melalui cost leadership strategy. Obyek biaya adalah seluruh item seperti produk, pelanggan, departemen,
proyek, aktifitas, dan lain-lain dimana untuk itu biaya diukur dan dibebankan. Biaya aktivitas atau kegiatan yang tidak mendatangkan nilai tambah dapat
dihilangkan atau dikurangi dengan beberapa cara, seperti
5
1. Kegiatan inspeksi dapat dihilangkan dengan mengembangkan total quality control dan zero defect manufacturing, movement time dapat dikurangi dengan
mengembangkan celluler manufacturing, dan waiting storage time dapat dikurangi dengan mengembangkan sistem persediaan just in time JIT.
:
2. Memilih alternatif-alternatif kegiatan yang membutuhkan biaya terendah. 3. Mengurangi waktu dan sumber daya yang dikonsumsi oleh suatu kegiatan
4. Meningkatkan efisiensi kegiatan yang mendatangkan nilai tambah ke tingkat skala ekonomi tanpa diikuti oleh kenaikan total biaya kegiatan tersebut
sehingga biaya perunit kegiatan yang dibebankan kepada produk akan menurun.
5
I Ketut Sujana, Aplikasi Activity Based Costing ABC dalam Analisis Value Chain dan Keunggulan Kompetitif, Buletin Studi Ekonomi, Volume 11 No 3 Tahun 2006, p. 285-286.
Universitas Sumatera Utara
3.4.1. Sejarah Activity Based Costing ABC
Pada permulaan tahun 1971, George J Staubus mengusulkan suatu sistem manajemen baru yang dibangun berdasarkan akativitas, akan tetapi kurang
mendapatkan perhatian karena dibutuhkan suatu sistem komputer untuk mengumpulkan data aktivitas yang pada saat itu belum ada. Pada awal tahun
1980-an, industri dan akademisi mengetahui kelemahan mengenai sistem akuntansi biaya, dimana arus kas dan nilai pemegang saham menjadi tujuan utama
dari kebanyakan perusahaan. Dan pada tahun 1984 Robert S. kaplan dan Dr. Tom Johnson mulai menguraikan secara terperinci kelemahan-kelemahan yang
ditimbulkan dari sistem akuntansi biaya sekarang, dan pada saat yang bersamaan Dr. Robin Cooper mengembangkan suatu sistem biaya baru yang mengalokasikan
biaya berdasarkan transaksi biaya overhead dan activity yang disebut dengan metode Activity Based Costing ABC.
Activity Based Costing ABC mulai mendapatkan perhatian dan menyebar luas. Northerm Telecom, Hewlett Packkard, Honeywell, dan Avery International
adalah beberapa perusahaan yang telah menggunakan sistem ABC. Jika pada awal perkembagannya sistem ABC hanya difokuskan kepada
biaya overhead pabrik, pada tahap perkembangan selanjutnya sistem ABC diterapkan ke semua biaya mulai dari biaya desain, biaya produksi, biaya
penjualan, sampai biaya administrasi dan umum. Sistem ABC menggunakan aktivitas sebagai titik pusat untuk mempertanggungjawabkan biaya, karena
aktivitas tidak hanya dijumpai di perusahaan manufaktur dan tidak terbatas di
Universitas Sumatera Utara
tahap produksi, maka sistem ABC dapat dimanfaatkan di perusahaan non manufaktur dan mencakup biaya di luar kegiatan produksi.
3.4.2. Pengertian Activity Based Costing ABC
Menurut Amin Widjaja 1992, “
ABC adalah sistem manajemen biaya yang tidak hanya memberikan kalkulasi biaya produk yang lebih akurat, tetapi juga
memberikan kalkulasi apa yang menimbulkan biaya dan bagaimana mengelolanya, sehingga sistem ABC dikenal sebagai sistem manajemen yang pertama”.
6
Sedangkan menurut Blocher, Chen dan Lin 2000 memberikan defenisi mengenai Activity Based Costing ABC, adalah pendekatan penentuan biaya
produk yang membebankan biaya ke produk atau jasa berdasarkan konsumsi sumber daya yang disebabkan aktivitas. Dasar pemikiran pendekatan penentuan
biaya ini adalah bahwa produk atau jasa perusahaan dilakukan oleh aktivitas dan aktivitas yang dibutuhkan tersebut menggunakan sumber daya yang menyebabkan
timbulnya biaya.
7
Pengertian lain ABC “merupakan suatu sistem pengalokasian kembali biaya keobjek biaya dengan dasar aktivitas yang menyebabkan biaya. Sistem
ABC ini menelusuri biaya ke produk sebagai dasar aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk tersebut”.
8
6
Amin Widjaja Tunggal, Activity Based Costing Suatu Pengantar Jakarta: PT. Rineka Cipta,1992, p.27
7
Edward J. Blocher, Kung H. Chen, Thomas W. Lin, Manajemen Biaya, Jilid 1 Jakarta: Salemba Empat, 2000, p.120-121
8
Nurhayati, Perbandingan Sistem Biaya Tradisional dengan Sistem Biaya ABC, Jurnal Teknik Industri USU, 2004, p.2.
Universitas Sumatera Utara
Aktivitas didefinisikan sebagai suatu tindakan, gerakan atau rangkaian pekerjaan yang dilakukan dalam organisasi yang berguna untuk tujuan penentuan
biayaberdasarkan aktivitas. Sumber daya merupakan unsur ekonomis yang dibebankan atau digunakan dalam pelaksanaan aktivitas. Objek biaya merupakan
bentuk akhir dimana biaya pengukuran biaya diperlukan. Elemen biaya merupakan jumlah yang dibayarkan untuk sumber daya yang dikonsumsi oleh
aktivitas. Activity Based Costing ABC bukan sekedar sistem informasi biaya untuk
tujuan penentuan secara akurat cost object, yang menjadi cost object adalah pelanggan, produk, jasa, proyek atau unit kerja lainnya dimana manajemen
menginginkan pengukuran biaya secara terpisah. Namun lebih jauh dari itu ABC didesain untuk tujuan penyediaan informasi bagi semua pihak yang terlibat dalam
pengambilan keputusan personel dan pemberdayaan karyawan informing and empowering untuk membangun daya saing perusahaan melalui cost leadership
strategy.
3.5. Perbedaan Sistem Biaya Berbasis Aktivitas ABC dengan Sistem
Biaya Tradisional
Activity based costing system berbeda dari sistem penentuan biaya tradisional yang umum digunakan karena dianggap murah dan mudah
perhitungannya untuk diterapkan.
Sistem biaya tradisional dimana sumber bahan baku langsung dan tenaga
kerja langsung dapat ditelusuri secara langsung dalam produk, sedangkan seluruh
Universitas Sumatera Utara
sumber daya tidak langsung ditelusuri melalui cost drivernya yang dibebankan pada produk. Semua biaya yang tidak dialokasikan pada proses penciptaan nilai
value chain tidak dapat dialokasikan pada produk yang dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Traditional costing system umum digunakan karena dianggap murah dan mudah perhitungannya untuk diterapkan. Kelemahan yang muncul akibat
penggunaan traditional costing system di atas, nampaknya dapat diatasi dengan mengunakan activity based costing sistem ABC.
Sumber Bahan Baku Langsung
Produk Seluruh Sumber
Daya Tidak Langsung
Sumber Tenaga Kerja Langsung
Semua Biaya yang Tidak Dialokasikan
pada Proses Penciptaan Nilai
Dibebankan Secara Langsung
Dibebankan Melalui Cost Driver
Dibebankan Secara Langsung
Tidak dapat Dialokasikan pada
Produk
Gambar 3.1. Sistem Biaya Tradisional
Sumber: Horngren, Sundem dan Stratton, Introducing to Management Accounting, Prentice Hall Business Publishing, 2002.
Sedangkan sistem biaya berbasis aktivitas lebih memahami hubungan antara aktivitas, sumber daya, biaya, dan pemicu biaya adalah kunci dalam
memahami ABC dan bagaimana ABC dapat membantu para manajer dalam memahami kegiatan operasional yang dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Universitas Sumatera Utara
ABC system tidak saja hanya menggunakan unit output sebagai cost driver tetapi juga menggunakan non unit driver. ABC system juga dapat mengarahkan
manajer untuk memfokuskan diri terhadap pengaturan aktivitas yang ada sehingga aktivitas yang tidak menghasilkan nilai tambah dapat diminimalkan, karena sistem
ini memberikan informasi yang lengkap mengenai semua aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan secara terintegrasi.
Keputusan yang diambil oleh para manajer berdasarkan informasi yang dihasilkan ABC dikenal sebagai activity based management ABM, yang
dijabarkan sebagai sistem yang luas, dengan pendekatan terintegrasi yang mengarahkan manajemen untuk berfokus pada aktivitas-aktivitas untuk
meningkatkan customers value sehingga meningkatkan profit.
Sumber Bahan Baku Langsung
Produk Sumber
Langsung lainnya
Sumber Tenaga Kerja Langsung
Semua Biaya yang Tidak Dialokasikan
pada Proses Penciptaan Nilai
Dibebankan Secara Langsung
Dibebankan Secara Langsung
Tidak dapat Dialokasikan pada
Produk Sumber Tidak
Langsung Z
Sumber Tidak Langsung
A
Aktivitas 1
Aktivitas 10
Cost Driver Cost Driver
Gambar 3.2. Sistem Biaya Berbasis Aktivitas
Sumber: Horngren, Sundem dan Stratton, Introducing to Management Accounting, Prentice Hall Business Publishing, 2002.
Universitas Sumatera Utara
3.6. Manfaat dan Keunggulan