Bentuk Waktu Mendatang Pengertian Bentuk Waktu

Tetapi pada peristiwa yang akibatnya tidak dapat dipersepsikan, bentuk ‘te iru’ dari tipe verba ini dapat berarti ‘kenangan’ 「回想 ‘kaisoo’ 」 atau pengalaman 「経験 ‘keiken’ 」 . 11. 花子 は 町で 次郎 を 見かけている Hanako wa machi de Jiro wo Mikaketeiru ‘Hanako melihat Jiro di kota’

2.3.2. Bentuk Waktu Mendatang

Dalam bahasa Jepang, bentuk waktu mendatang secara khusus tidak ada, namun karena ada peristiwa yang dipersepsikan terjadi setelah saat pengujaran, maka peristiwa yang menunjukkan waktu mendatang berkaitan dengan pandangan pembicara terhadap peristiwa yang dipersepsikan tersebut. Peristiwa yang bermakna ‘keinginan’ pun berkaitan dengan peristiwa mendatang. 1. 太郎 は 明日 東京 へ 行く。 Besok Taro akan pergi ke Tokyo 2. 太郎 は 明日 東京 へ 行くだろう。 Besok Taro mungkin pergi ke Tokyo 3. 太郎 は 明日 東京 へ 行くはずだ。 Besok Taro pasti pergi ke Tokyo 4. 太郎 は 明日 東京 へ 行くつもりだ。 Besok Taro bermaksud pergi ke Tokyo Universitas Sumatera Utara Berdasarkan kalimat di atas, perubahan gramatik verba yang menunjukkan bentuk mendatang hanya ditunjukkan pada kalimat 1. Pada kalimat-kalimat lainnya harus menyatakan verba bantu だろう maupun はず dan lain-lain. Sementara itu, karena konsep mendatang mengandung keterlibatan pembicara, maka dapat mengandung makna seperti : pernyataan ‘keinginan’ 「 意 志 ‘ishi’ 」 , rencana 「 予 定 ‘yotei’ 」 dan ramalan 「 運 命 ‘unmei’ 」 . Misalnya : 5. 我われ は 来月 まで 家 を 建てる。 Kita akan membangun rumah hingga bulan depan 6. 私 は 来月 必ず 泳げる Watashi wa raigetsu kanarazu oyogeru ‘Saya bulan depan pasti bisa berenang’ Kalimat-kalimat di atas memang mengukapkan bentuk waktu mendatang, tapi pada kalimat 1 tidak menyatakan ‘keinginan’, kalimat tersebut mengandung makna ‘rencana’. Kemudian kalimat 2 pun tidak menyatakan ‘keinginan’, tetapi ‘ramalan’. Maka untuk mengukapkan dengan jelas makna ‘keinginan’ tersebut biasanya menggunakan ungkapan つもりだ 4 . Dengan demikian, dalam bahasa Jepang bentuk waktu mendatang dapat bergeser ke modalitas. Hal tersebut karena waktu mendatang sangat mudah dipengaruhi oleh pandangan pembicara, bentuk waktu tersebut juga dibebani oleh muatan semantik modalitas. Di sinilah terdapat pertumpang tindihan antara modus pengukapan modalitas dengan bentuk waktu pengukapapan konsep mendatang . Universitas Sumatera Utara Apabila ditinjau dalam bahasa Indonesia keadaannya juga hampir sama, hanya saja bahasa Indonesia tidak menggunakan konsep waktu untuk menyatakan modalitas karena tidak memilikinya. Untuk mengukapkan waktu mendatang, bahasa Indonesia memiliki bentuk seperti akan, misalnya : Anak itu akan makan nanti siang Disini kata akan mengukapkan konsep waktu sehingga peristiwa makan dianggap terjadi di waktu mendatang. Meskipun demikian, bila ditinjau lebih jauh anggapan itu sendiri sudah mencerminkan keterlibatan pembicara bila keterlibatannya menyangkut keyakinannya bahwa peristiwa makan akan terjadi.

2.3.3 Bentuk Waktu Lampau