Perumusan Masalah Ruang Lingkup Pembahasan

1.2. Perumusan Masalah

Orang yang baru belajar Bahasa Jepang, tanpa menguasai gramatika bahasa Jepang dengan baik akan mendapatkan kesulitan dalam memahaminya. Misalnya, hanya dengan membuka kamus barangkali akan mengerti apa yang dimaksud dengan kata watashi, hon, dan yomu, namun jika kita berbicara tentang partikel atau joshi pasti tidak ada di dalam kamus tetapi mungkin artinya dapat diperkirakan apa makna dan fungsinya. Tetapi apabila dihadapkan pada suatu kalimat yang pada verbanya mengalami berbagai perubahan bentuk dan proses morfologis, maka barulah akan muncul permasalahan. Contoh : - 山田先生 は 学校 へ 行きます。 - 山田先生 は 学校 へ 行っています。 - 山田先生は 学校 へ 行きました。 - 山田先生 は 学校 へ 行けます。 - 山田先生 は 学校 へ 行きたい。 Bertitik tolak dari hal tersebut maka penulis ingin mengajukan permasalahan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah perubahan bentuk verba dalam bahasa Jepang yang diakibatkan oleh proses morfologis ? 2. Bagaimanakah membedakan bentuk waktu dalam bahasa Jepang ?

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan

Sesuai dengan permasalahan yang ada, maka penulis menganggap perlu adanya ruang lingkup pembahasan permasalahan agar masalah penelitian tidak Universitas Sumatera Utara terlalu luas dan berkembang jauh sehingga masalah yang akan dikemukan lebih dapat terarah dalam penulisan. Kalimat bahasa Jepang dapat terbentuk dari sebuah bunsetsu, dua buah bunsetsu, atau terdiri dari sejumlah bunsetsu. Kalaupun sebuah kalimat terdiri dari beberapa bunsetsu, namun kalimat tersebut tidak dibentuk secara sembarangan, melainkan harus tersusun rapi berdasarkan struktur yang benar sesuai dengan aturan-aturan gramatikanya. Bunsetsu adalah satuan kalimat yang lebih besar dari pada tango yang pada akhirnya dapat membentuk sebuah kalimat bun. Struktur kalimat dalam bahasa Jepang dapat dibentuk dengan pola ‘subjek-prediket’ atau ‘subjek-objek-prediket’ yang nantinya disesuaikan dengan perubahan verba dan mengacu pada keadaan dan kontek dari kalimat tersebut. 食べる = 私 は 昼ご飯 を 食べます。 私 は 昼ご飯 を 食べています。 私 は 昼ご飯 を 食べました。 私 は 昼ご飯 を 食べたい。 Dalam bahasa Jepang bentuk waktu atau テンス tensu merupakan suatu bentuk kategori gramatikal yang selalu terikat pada verbanya. Bentuk waktu atau テンス tensu dalam bahasa Jepang ada dua bentuk yaitu bentuk ‘ru’ termasuk bentuk ‘te iru’ dan bentuk ‘ta’ termasuk bentuk ‘te ita’. Berkaitan dengan permasalahan tersebut, maka penulis akan membahas permasalahan mengenai perubahan verba pada kalimat berbahasa Jepang tinjauan morfologis. Permasalahan yang dimaksud, difokuskan pada pembahasan mengenai perubahan bentuk verba yang bisa berfungsi menjadi prediket dalam suatu kalimat berkaitan dengan waktu kejadian. Waktu kejadian yang dimaksud Universitas Sumatera Utara yaitu waktu yang sebelumnya atau waktu yang telah berlalu 「 過 去 ‘kako’ lampau, waktu yang sedang berlangsung 「現在 ‘genzai’ 」 sekarang, dan waktu yang akan datang 「未来 ‘mirai’ 」 . Kemudian dianalisis lebih diarahkan kepada penjabaran verba secara morfologi yang dikaitkan pada bentuk waktu. 1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1 Tinjauan Pustaka