bentuk ‘te iru’. Sedangkan bentuk ‘ru’ dan ‘te iru’ disebut bentuk ‘ru’ dan bentuk ‘ta’ dan ‘te ita’ disebut bentuk ‘ta’. Sehingga secara skematis dapat digambarkan
sebagai berikut : bentuk ‘bukan te iru’
bentuk ‘te iru’ bentuk ‘ru’
ru te iru
bentuk ‘ta’ ta
te ita
Bentuk ‘ru’ dapat menunjukkan bentuk kini 「 現 在
‘genzai’ 」
atau bentuk mendatang
「 未 来 ‘mirai’
」 sedangkan bentuk ‘ta’ dapat menunjukkan bentuk
lampau 「過去
‘kako’ 」
. Bentuk ‘ru’ dikenal juga sebagai bentuk kamus 「辞書形
‘jishokei’ 」
sedangkan bentuk ‘ta’, cara pembentukkannya adalah dengan menambah akhiran ‘ta’ tanpa merubah akar katanya. Hal ini sama dengan bentuk
‘ed’ dalam bahasa Inggris untuk menunjukkan bentuk lampau past tense. Bentuk waktu dalam bahasa Jepang sangat dipengaruhi oleh tipe-tipe verba yang
telah diungkapkan oleh Machida seperti di atas.
2.3.1 Bentuk Waktu Kini
Dalam bahasa Jepang bentuk waktu kini 「 現 在 」
diungkapkan dengan bentuk ‘te iru’, tetapi bentuk ‘ru’ juga termasuk nomina dan adjektif.
1. 太郎
は 医者だ。
Taro wa isha da ‘Taro adalah dokter’
Universitas Sumatera Utara
2. 次郎
は げんきだ。
Jiro wa genki da ‘Jiro sehat’
3. 花子
は 美しい。
Hanako wa utsukushi ‘Hanako cantik’
4. ここに
本 が
ある Koko ni hon ga aru
‘Disini ada buku’ Bentuk ‘ru’ pada nomina + da 1 , adjektif-i 2, serta adjektif-na 3 selalu
menunjukkan kala kini, tetapi bila prediketnya adalah verba terbatas pada verba jotai 4. Tetapi pada verba jotai selain verba yang berarti ‘ada’, ‘keperluan’ dan
kemampuan, bukan hanya bentuk ‘ru’, bentuk ‘te-iru’ pun dapat menunjukkan bentuk waktu kini.
5. a
論理と理論は異なる。 b
論理と理論は異なっている。 Ronri dan Riron berbeda
6. a
太郎には遠く山が見える。 b
太郎には遠く山が見えている。 Kelihatan gunung yang jauh oleh Taro
Diterimanya bentuk ‘te iru’ pada verba jotai 5b dan 6b karena dianggap bahwa ‘kadar keadaan’ yang ditunjukkan oleh verba tersebut lebih rendah dari
verba yang berarti ‘ada’, ‘keperluan’, dan ‘kemampuan’ Machida, 1989 : 57 .
Universitas Sumatera Utara
Pada verba keizoku yang menunjukkan kala kini, baik itu peristiwa telis 「
限界的 ‘genkai-teki’
」 maupun peristiwa atelis
「非限界的 higenkai-teki
」 adalah bentuk ‘te iru’. Peristiwa telis adalah peristiwa yang memiliki sifat
penyelesaian sedangkan peristiwa atelis adalah peristiwa yang tidak memiliki sifat penyelesaian Comrie, 1976 : 71 .
7. 太郎
は 走っている
Taro wa hashitteiru ‘Taro sedang berlari’
8. 太郎
は 椅子
を 作っている
Taro wa isu wo tsukutteiru ‘Taro sedang membuat kursi’
Pada verba shukan, karena peristiwa tersebut terjadi secara sekejap maka tidak mungkin untuk menyatakannya pada saat pengujaran. Bentuk ‘te iru’ dari
verba tersebut biasanya menunjukkan ‘kelanjutan akibat’ 「結果の継続
‘kekka no keizoku
」 .
9. 太郎
は 眠っている
Taro wa nemutteiru ‘Taro sedang tidur
10. 花子
は 結婚している
Hanako wa kekkoshiteiru ‘Hanako sudah menikah’
Universitas Sumatera Utara
Tetapi pada peristiwa yang akibatnya tidak dapat dipersepsikan, bentuk ‘te iru’ dari tipe verba ini dapat berarti ‘kenangan’
「回想 ‘kaisoo’
」 atau pengalaman
「経験 ‘keiken’
」 .
11. 花子
は 町で
次郎 を
見かけている Hanako wa machi de Jiro wo Mikaketeiru
‘Hanako melihat Jiro di kota’
2.3.2. Bentuk Waktu Mendatang