BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN III.1.1 Sejarah Berdirinya Desa Helvetia.
Sebelum kita membicarakan tentang Desa Helvetia ini, sebaiknya kita sedikit memahami tentang apa yang dimaksud dengan Desa. Disini peneliti akan
mencoba untuk menyampaikan beberapa arti defenisi dari desa. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang desa,
disebut bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas – batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sedangkan menurut Sutardjo Kartohadikusumo desa adalah suatu kesatuan hukum tempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan
sendiri. Ciri utama desa adalah kepala desanya dipilih oleh masyarakat setempat. Kewenangan desa adalah sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak
asal usul desa tersebut. 2.
Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupatenkota yang diserahkan pengaturannya kepada desa, yakni urusan
pemerintahan yang secara langsung dapat meningkatkan pelayanan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
3. Tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
KabupatenKota. 4.
Urusan pemerintahan lainnya yang diserahkan kepada desa.
Untuk berdiri atau terbentuknya sebuah desa harus memperhatikan syarat – syarat luas wilayah, serta jumlah penduduk dan syarat – syarat lain yang diatur
dan ditentukan peraturan Menteri Dalam Negeri. http:id.wikipedia.orgwikiDesa
Pemerintahan desa terbentuk berdiri yang mempunyai organisasi pemerintahan yang terendah yang dipakai oleh Kepala Desa, dan mempunyai
perangkat desa antara lain; Sekretaris Desa, Kepala Dusun dan Lembaga Perwakilan Desa.
Penelitian ini dilakukan di Desa Helvetia Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Desa Helvetia ini adalah salah satu dari 17 tujujh belas Desa di
Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang, yang merupakan Desa Swadaya masyarakat. Desa Helvetia ini mempunyai luas wilayah ± 92,52 Km
2
, dan merupakan dataran rendah. Pada tahun 1974 Desa Helvetia mengalami
penyusutan sebagian wilayahnya karena diambil oleh pemerintahan Kodya Medan, yang mana sekarang telah menjadi daerah Kecamatan Medan Helvetia.
III.1.2 Letak Geografis dan Keadaan Alam.
Secara geografis Desa Helvetia berada di dalam wilayah Kabupaten Deli Serdang. Deli Serdang merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan
Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Deli Serdang berada
Universitas Sumatera Utara
pada 2º57” Lintang Utara, 3º16” Lintang Selatan dan 98º33” – 99º27” Bujur Timur dengan ketinggian 0 – 500 m diatas laut.
Gambar : Peta Wilayah Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang. Kabupaten Deli Serdang menempati area seluas 2.497,72 Km
2
yang terdiri dari 22 Kecamatan dan 403 DesaKelurahan Definitif. Wilayah Kabupaten Deli
Serdang di Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Selat Malaka, di sebelah selatan dengan Kabupaten Karo dan Simalungun, di sebelah
Barat berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan karo dan disebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Mendagai.
Universitas Sumatera Utara
Luas Wilayah dan Rasio terhadap Luas Kabupaten Deli Serdang menurut Kecamatan adalah sebagai berikut :
No Kecamatan
Luas Wilayah Km
2
Rasio terhadap luas total
1 Gunung Meriah 76,65
3,07 2 STM. Hulu
223,38 8,94
3 Sibolangit 179,96
7,20 4 Kutalimbaru
174,92 7,00
5 Pancur Batu 122,53
4,91 6 Namo Rambe
62,30 2,49
7 Sibiru – Biru 89,69
3,59 8 STM. Hilir
190,50 7,63
9 Bangun Purba 129,95
5,20 10 Galang
150,29 6,02
11 Tjg. Morawa 131,75
5,27 12 Patumbak
46,79 1,87
13 Deli Tua 9,36
0,37 14 Sunggal
92,52 3,70
15 Hamparan Perak 230,15
9,21 16 Labuhan Deli
127,23 5,09
17 Percut Sei Tuan 190,79
7,64
Universitas Sumatera Utara
18 Batang Kuis 40,34
1,62 19 Pantai Labu
81,85 3,28
20 Beringin 52,59
2,11 21 Lubuk Pakam
31,19 1,25
22 Pagar Merbau 62,89
2,52
Jumlah 2.497,72
100,00
Tabel : Luas Wilayah dan Rasio Luas Kabupaten Deli Serdang Sedangkan Desa Helvetia memiliki batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Labuhan Deli.
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kodya Medan.
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kodya Medan.
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Tanjung Gusta.
Dan letak geografisnya adalah : 1.
Ketinggian dari permukaan laut : 7 sd 25 meter.
2. Banyaknya curah hujan rata – rata : 223 mm.
3. Topografi
: Dataran rendah. 4.
Suhu udara rata – rata : 25ºC – 32ºC.
Daerah ini secara geografis terletak pada wilayah pengembangan pantai Timur Sumatera Utara serta memiliki topografi, kountur dan iklim yang
bervariasi. Kawasan hulu yang kounturnya mulai bergelombang sampai terjal, berhawa tropis pegunungan, kawasan dataran rendah yang landai sementara
kawasan pantai berhawa tropis pegunungan. Sementara itu, dilihat dari kemiringan lahan, Kabupaten Deli Serdang dibedakan atas :
Universitas Sumatera Utara
1. Dataran Pantai. ± 63.002 Ha 26,30 terdiri dari 4 kecamatan
Hamparan Perak, Labuhan Deli, Percut Sei Tuan, dan Pantai Labu. Jumlah Desa sebanyak 64 DesaKelurahan dengan panjang pantai 65 km.
Potensi Utama adalah ; Pertanian Pangan, Perkebunan Rakyat, Perkebunan Besar, Perikanan Laut, Pertambakan, Peternakan Unggas, dan Pariwisata.
2. Dataran Rendah. ± 68,965 Ha 28.80 terdiri dari 11 kecamatan
Sunggal, Pancur Batu, Namorambe, Deli Tua, Batang Kuis, Tanjung Morawa, Patumbak, Lubuk Pakam, Beringin, Pagar Merbau, dan Galang
dengan jumlah desa sebanyak 197 desakelurahan.Potensi Utama adalah : Pertanian Pangan, Perkebunan Besar, Perkebunan Rakyat, Peternakan,
Industri, Perdagangan, dan Perikanan Darat. 3.
Dataran Pegunungan. ± 111.970 Ha 44.90 terdiri dari 7 kecamatan Kutalimbaru, Sibolangit, Biru-biru, STMHilir, STM Hulu, Gunung
Meriah, Bangun Purba dengan jumlah desa sebanyak 133 desa. Potensi Utama adalah : Pertanian Rakyat, Perkebunan, dan Peternakan.
Kabupaten Deli Serdang terdapat 5 lima Daerah Aliran Sungai DAS yaitu DAS Belawan, DAS Deli, DAS Belumai, DAS Percut, dan DAS Ular,
dengan luas areal 378.841 Ha, yang kesemuanya bermuara ke Selat Malaka dengan hulunya berada di Kabupaten Simalungun, dan Karo. Pada umumnya sub
DAS ini dimanfaatkan untuk mengairi areal persawahan sebagai upaya peningkatan produksi pertanian.
http:bappedadeliserdangkab.infoindonesiaindex.php?option=com_contenttas k=viewid=44Itemid=65
Universitas Sumatera Utara
Desa Helvetia mempunyai jumlah penduduk sekitar ± 18.656 jiwa. Penduduk Desa Helvetia menganut beberapa agama, dengan mayoritas beragama
Islam dengan rincian sebagai berikut : 1.
Islam : 10.322 jiwa.
2. Kristen Protestan : 4.856 jiwa.
3. Kristen Katolik : 2.387 jiwa.
4. Hindu
: 96 jiwa. 5.
Budha : 995 jiwa.
Desa Helvetia berpenduduk beragam suku bangsa seperti : a.
Suku Batak. b.
Suku Melayu. c.
Suku Jawa. d.
Suku Minang e.
Suku Tionghoa, dan lain sebagainya. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin adalah sebagai berikut :
a. Laki – laki : 11.518 jiwa.
b. Perempuan : 7.138 jiwa.
Jumlah : 18.656 jiwa.
Jumlah Kepala keluarga : 4.396 KK.
Universitas Sumatera Utara
Jumlah penduduk menurut umur adalah sebagai berikut : a
00 – 03 tahun : 475 orang.
b 04 – 06 tahun
: 1.843 orang. c
07 – 12 tahun : 1.304 orang.
d 13 – 15 tahun
: 1.177 orang. e
16 – 18 tahun : 1.362 orang.
f 19 tahun keatas
: 12.486 orang. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan adalah sebagai berikut :
a Taman Kanak – kanak
: 207 orang. b
Sekolah Dasar SD : 1.210 orang.
c SMP SLTP
: 686 orang. d
SMU SLTA : 2.285 orang.
e Akademi D1 – D3
: 313 orang. f
Sarjana S1 – S3 : 184 orang.
III.2. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu metode yang berusaha meneliti sejauhmana variasi pada suatu
variabel hubungan dengan variasi – variasi pada variabel lainnya. Penelitian ini bertujuan menemukan ada tidaknya hubungan antara variabel – variabel tersebut
dan apabila ada, berapa eratnya hubunganpengaruh serta berarti atau tidak hubungan itu Nawawi, 1995 : 141 .
Kelebihan dari metode korelasional ini adalah dapat mengukur hubungan diantara berbagai variabel, meramalkan variabel tidak bebas, dan memudahkan
Universitas Sumatera Utara
untuk membuat rancangan penelitian eksperimental. Sedangkan kelemahan metode ini adalah korelasi tidak salalu menampilkan hubungan kausalitas
walaupun kadang – kadang korelasi yang tinggi dapat menunjukkan hubungan sebab akibat.
III.3. POPULASI DAN SAMPEL III.3.1. Populasi Population.
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, dan tumbuh-tumbuhan, gejala – gejala, nilai test atau
peristiwa – peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian Nawawi, 1997 : 141.
Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh masyarakat yang telah berumur 13 tahun keatas. Berdasarkan data yang diperoleh saat pra penelitian
pada tanggal 14 Oktober 2009, populasi berjumlah 15.025 orang jiwa. Sumber :
Kantor Kepala Desa Helvetia Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang, 2009
III.3.2. Sampel Sample.
Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Nawawi 1997 : 144
mendefinisikan sampel sebagai bagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan cara – cara tertentu. Berdasarkan data populasi yang ada, maka
untuk menghitung jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10 dengan tingkat kepercayaan 90 yaitu sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1
2
+ =
d N
N n
1 1
, 15025
15025
2
+ =
n
1 25
, 150
15025 +
= n
25 ,
151 15025
= n
n = 99,33 ≈99
n = 99 orang.
Keterangan :
N : Jumlah populasi. n : Jumlah sampel yang dicari.
2
d : Nilai presisi digunakan 10 atau 0,1 Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 99 orang.
III.4 TEKNIK PENARIKAN SAMPEL II.4.1. Purposive Sampling.
Pengambilan sampel dengan teknik ini disesuaikan dengan tujuan
penelitian, dimana sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. Kriteria sampelnya seluruh
masyarakat yang telah berumur 13 tahun keatas yang pernah menonton menyaksikan tayangan berita kasus flu H1N1 di televisi.
Universitas Sumatera Utara
Adapun kriteria sampel yang dimaksud adalah : a.
Sampel adalah semua masyarakat yang telah berumur 13 tahun keatas di Desa Helvetia Kecamatan Sunggal Deli Serdang Kabupaten Deli Serdang.
b. Sampel pernah menyaksikan tayangan berita kasus flu H1N1 di televisi.
II.4.1.2 . Accindental Sampling.
Sampel takterduga merupakan teknik pengamabilan sampel berdasarkan kebetulan dijumpai, atau siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dan
digunakan sebagai sampel yang sesuai dengan syarat – syarat sebagai sumber data Rakhmad, 1999 : 81 . Teknik ini digunakan jika peneliti merasa kesulitan untuk
menemui responden atau karena topik yang diteliti adalah persoalan umum dimana semua orang mengetahuinya Kriyantono, 2007 : 156 .
III.5 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua teknik pengumpulan data adalah Penelitian Lapangan Field Research, yaitu pengumpulan data yang
meliputi kegiatan survei di lokasi penelitian, pengumpulan data dari responden melalui :
1 Kuesioner, yaitu alat pengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyaan
tertulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh para responden. Dalam hal ini, peneliti akan menyebarkan kuisioner kepada masyarakat Desa
Helvetia yang telah terpilih menjadi sampel. 2
Pengamatan langsung Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala – gejala yang tampak pada objek
Universitas Sumatera Utara
penelitian. Observasi terhadap media televisi dilakukan dalam rangka mengamati gejala yang akan diteliti dari tayangan berita kasus flu H1N1 di
televisi.
III.6. TEKNIK ANALISIS DATA
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan Singarimbun, 1995 : 23. Data yang
diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahap analisa, yaitu sebagai berikut :
a Analisis Tabel Tunggal.
Merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi – bagikan variabel penelitian ke dalam kategori – kategori yang dilakukan atas dasar
frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari dua kolom yaitu kolom sejumlah frekuensi dan kolom presentasi untuk
setiap kategori. Singarimbun, 1995 : 266 b
Analisis Tabel Silang.
Teknik yang digunakan untuk menganalisa dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya, sehingga dapat diketahui
apakah variabel tersebut bernilai positif dan negatif. Singarimbun, 1995 : 273 c
Uji Hipotesis.
Yaitu pengujian data dan statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji tingkat hubungan antara
kedua variabel yang dikorelasikan, maka digunakan rumus Korelasi Rank – Order
Universitas Sumatera Utara
atau koefisien tata jenjang oleh Spearmen Spearman’s Rho Rank-Order Correlations.
Rhor
s
= 1 –
1 6
2 2
− Σ
N N
d
Dimana : Rs rho = koefisien korelasi rank order.
Angka 1 = angka satu; yaitu bilangan konstan. Angka 6 = angka enam; yaitu bilangan konstan.
d = perbedaan antara pasangan jenjang.
∑
= sigma atau jumlah.
N = jumlah individu dalam sampel Kriyantono, 2007 : 174-175.
Selanjutnya, untuk mengukur kekuatan derajat hubungan, digunakan nilai koefisien korelasi sebagai berikut :
Kurang dari 0,20 : hubungan rendah sekali; lemas sekali. 0,20 – 0,39
: hubungan rendah tapi pasti. 0,40 – 0,70
: hubungan yang cukup berarti. 0,71 – 0,90
: hubungan yang tinggi; kuat. Lebih dari 0,90
: hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan Kriyantono, 2007 :168 - 169.
Berdasarkan nilai r
s
hitung maka dapat diketahui besar kekuatan prediksi dari penelitian yang disebut Uji Determinan Korelasi, yaitu dengan rumus :
Rakhmat, 2004 : 30
K
p
= r
s 2
× 100 Dimana : K
p
: koefesien determinasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PEMBAHASAN