atau berita mengenai kasus penularan virus flu H1N1 di televisi. Penelitian ini juga melihat sejauh mana terpaan media mempengaruhi kecemasan masyarakat.
II.5. TERPAAN MEDIA MEDIA EXPOSURE
Media Exposure menurut Jalaluddin Rakhmat 1989 diartikan sebagai terpaan media, sedangkan Masri Singarimbun 1982 mengartikannya dengan
sentuhan media. Menurut Rakhmat, media exposure dapat dioperasionalkan sebagai frekuensi individu dalam menonton televisi, film, membaca majalah
atausurat kabar maupun mendengarkan radio. Selain itu media exposure berusaha mencari data audience tentang penggunaan media, baik jenis media, frekuensi
penggunaan, maupun durasi penggunaan atau longevity Prastyono, 1995 : 23. Pakar lainnya, Shore 1985 memberikan definisi sebagai berikut :
“ Media exposure is more complicated than acces because is ideal not onlywhit what her a person is within pysical range of the particular mass
medium but also whether person is actually exposed to the message.Exposure is hearing, seeing, reading, or most generally,
experiencing,with at least a minimal amount of interest the mass media message. Theexposure might occure to an individual or group level
Prastyono, 1995 : 23.” Terpaan media media exposure menurut Shore 1985 : 26 tidak hanya
menyangkut apakah seseorang secara fisik cukup dekat dengan kehadiran media massa, tetapi apakah seseorang itu benar-benar terbuka terhadap pesan-pesan
media tersebut. Terpaan media merupakan kegiatan mendengarkan, melihat, dan membaca pesan media massa ataupun mempunyai pengalaman dan perhatian
terhadap pesan tersebut, yang dapat terjadi pada tingkat individu ataupun kelompok. Sementara itu, Sari 1993 : 29 mengoperasionalkan terpaan media
sebagai frekuensi dan durasi pada setiap jenis media yang digunakan. Terpaan
Universitas Sumatera Utara
media berusaha mencari data khalayak tentang penggunaan mediabaik jenis media, frekuensi penggunaan maupun durasi penggunaan atau longevity dalam
Ardianto Erdinaya, 2004. Menurut pendapat Rosengren 1974 yang dikutip oleh Jalaluddin
Rakhmat 2004, penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media, jenis isi media yang dikonsumsi, dan berbagai hubungan
antara individu konsumen dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan. Dari pendapat tersebut, penulis menyimpulkan bahwa
terpaan informasi dapat dioperasionalkan melalui frekuensi menyaksikan tayangan berita tentang kasus Flu H1N1 Swine Flu di televisi.
Penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media, jenis isi media, media yang dikonsumsi atau dengan media secara
keseluruhan Rakhmat, 2004 : 66. Hubungan khalayak dan media juga meliputi attention atau atensi atau perhatian.
Kenneth E. Andersen mendefinisikan perhatian sebagai proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat
stimuli lainnya melemah. Apa yang kita perhatikan ditentukan oleh faktor-faktor situasional dan personal. Faktor situasional terkadang disebut sebagai determinan
perhatian yang bersifat eksternal atau penarik perhatian attention getter. Stimuli
diperhatikan karena mempunyai sifat - sifat menonjol, antara lain Rakhmat, 2005 : 52-53 :
Universitas Sumatera Utara
a. Gerakan.
Seperti organisme yang lain, manusia secara visual tertarik pada obyek- obyek yang bergerak.
b. Intensitas stimuli.
Setiap individu akan memperhatikan stimuli yang lebih menonjol dari stimuli yang lain. Misalnya warna merah pada latar belakang putih, tubuh
yang tinggi diantara tubh yang pendek. c.
Kebaruan novelity.
Hal-hal yang baru, yang luar biasa, yang berbeda, akan menarik perhatian. Beberapa eksperimen juga membuktikan stimuli yang luar biasa lebih
mudah dipelajari atau diingat. Tanpa hal-hal yang baru, stimuli menjadi monoton, membosankan dan lepas dari perhatian.
d. Perulangan.
Hal-hal yang disajikan berkali-kali, bila disertai dengan sedikit variasi, akan menarik perhatian. Disini unsur
familiarity yang kita kenal berpadu dengan unsur
novelity yang baru kita kenal. Perulangan juga mengandung unsur sugesti : mempengaruhi unsur bawah sadar kita. Bukan
hanya pemasang iklan, yang mempopulerkan produk dengan mengulang- ulang
jingles atau slogan-slogan, tetapi juga kaum politis memanfaatkan prinsip perulangan.
Universitas Sumatera Utara
II.6. BERITA NEWS II.6.1. Defenisi Berita News