Beberapa teori mutakhir menekankan bahwa penonton sebenarnya aktif di dalam usaha menekankan kekuatan pengaruh televisi tidak seperti yang
diasumsikan teori kultivasi. Teori kultivasi menganggap bahwa penonton itu pasif. Teori kultivasi lebih memfokuskan pada kuantitas menonton televisi atau
“terpaan” dan tidak menyediakan perbedaan yang muncul ketika penonton menginterpretasikan siaran-siaran televisi.
Penonton tidak perlu secara pasif menerima apa yang mereka lihat di televisi sebagai kenyataan. Nurudin, 2007 : 173-174. Menurut Perse “efek
dominan kultivasi kekerasan televisi pada individu adalah pada kognitif meyakini tentang realitas sosial dan afektif takut akan kejahatan” Hadi, 2007 : 10.
Penelitian ini menggunakan Cultivation Theory sebagai landasan teori.
Seperti yang diungkapkan oleh Perse, mengenai efek afektif yang ditimbulkan oleh berita kasus
suspect flu H1N1 yang ditayangkan di televisi, peneliti ingin mengetahui seberapa besar tingkat kecemasan, yang merupakan salah satu efek
afektif pada pemirsa televisi, dalam masyarakat Desa Helvetia Kecamatan Sunggal Deli Serdang Sumatera Utara.
II.8. TEORI S-O-R STIMULUS ORGANISM RESPONSE
Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response semulaberasal dari psikologi, namun kemudian menjadi toeri komunikasi, karena
objekmodel dari psikologi dan ilmu kominikasi adalah sama yaitu manusia yangjiwanya meliputi komponen komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi,
afeksi dan konasi. Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan
Universitas Sumatera Utara
dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur- unsur dalam model ini adalah sebagai berikut :
a Pesan Stimulus, S,
b Komunikan Organism, O,
c Efek Response, R.
Dr. Mar’at dalam bukunya Sikap manusia, Perubahan serta Pengukurannya, mengutip pendapat Hovland, Jani dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam
menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu : a
Perhatian. b
Pengertian. c
Penerimaan.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 2.1 : S-O-R Theory Stimulus Organism Response
Stimulus Organisme :
Perhatian
Pengertian
Penerimaan
Response
Perubahan Sikap
Universitas Sumatera Utara
Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada
komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan, proses berikutnya komunikan
mengerti maka kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah
kesediaan untuk mengubah sikap. Effendy, 2003 Effendy 2004 menjelaskan dampak atau efek sebuah pesan dapat
diklasifikasikan menurut kadarnya, yakni: 1.
Dampak Kognitif.
Dampak kognitif adalah dampak yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya. Di sini
pesan yang disampaikan komunikator ditujukan kepada pikiran si komunikan. 2.
Dampak Afektif.
Dampak afektif lebih tinggi kadarnya daripada dampak kognitif. Di sini tujuan komunikator bukan hanya sekedar supaya komunikan tahu, tetapi
tergerak hatinya; menimbulkan perasaan tertentu, misalnya perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah, cemas dan sebagainya.
3. Dampak
Behavioral. Dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan,
atau kegiatan Effendy, 2004 : 7.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut M. Chaffee dalam Ardianto dan Erdinaya, 2005 : 49 “media massa mempunyai efek yang berkaitan dengan perubahan sikap,perasaan,
dan perilaku dari komunikannya”. Dari pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa media massa mempunyai efek kognitif, afektif dan konatif atau behavioral.
1. Efek Kognitif.
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang
bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya.
Melalui media massa seseorang dapat memperoleh informasiberita tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi sebelumnya.
2. Efek Afektif.
Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu
tetapi lebih dari itu khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah,takut,cemas dan sebagainya.
3. Efek KonatifBehavioral.
Efek konatifbehavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan. Seperti misalnya, adegan
kekerasan dalam televisi atau film dapat menjadi pemicu seseorang berbuat seperti yang ada di televisi atau film tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Maka sesuai dengan teori yang telah dijelaskan diatas, stimulus dalam penelitian ini adalah terpaan media mengenai tayangan berita kasus flu H1N1 di
televisi yang menyampaikan pesan mengenai kasus penularan dari flu H1N1, jumlah korban penderita, dampaknya bagi masyarakat, dan lain sebagainya.
Sedangkan organisme dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada di desa Helvetia Kecamatan Sunggal Deli Serdang Sumatera Utara, dan response
yang akan diteliti pada penelitian ini adalah efek afektif. Karena ingin mengetahui efek dari terpaan media yakni pemberitaan televisi sebagai salah satu bentuk
media massa terhadap tingkat kecemasan masyarakat setelah menyaksikan mengenai berbagai kejadian atau fenomena tertentu.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN III.1.1 Sejarah Berdirinya Desa Helvetia.
Sebelum kita membicarakan tentang Desa Helvetia ini, sebaiknya kita sedikit memahami tentang apa yang dimaksud dengan Desa. Disini peneliti akan
mencoba untuk menyampaikan beberapa arti defenisi dari desa. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang desa,
disebut bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas – batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sedangkan menurut Sutardjo Kartohadikusumo desa adalah suatu kesatuan hukum tempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan
sendiri. Ciri utama desa adalah kepala desanya dipilih oleh masyarakat setempat. Kewenangan desa adalah sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak
asal usul desa tersebut. 2.
Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupatenkota yang diserahkan pengaturannya kepada desa, yakni urusan
pemerintahan yang secara langsung dapat meningkatkan pelayanan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara