Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan masyarakat modern, komunikasi merupakan suatu kebutuhan yang memegang peranan penting terutama dalam proses penyampaian informasi dari satu pihak kepada pihak lain. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memudahkan masyarakat dalam menerima informasi – informasi tentang peristiwa – peristiwa, pesan, pendapat, berita, ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya. Untuk menyebarkan informasi – informasi kepada khalayak yang bersifat massal diperlukan sebuah media. Media yang dapat mengakomodir semua itu adalah media massa. Menurut Effendy 1993 : 24 “media massa memiliki kemampuan untuk menimbulkan keserempakan Simultanety pada pihak khalayak dalam menerima pesan – pesan yang disebarkan”. Media massa dapat dibagi menjadi dua yaitu media cetak dan media elektronik Pareno, 2002 : 32. Media penyampai pesan seperti televisi dan radio sangat penting bagi kehidupan masyarakat dewasa ini. Terlebih media televisi yang menggabungkan antara audio dan visual sehingga para komunikan lebih mudah dan lengkap dalam menerima suatu pesan. Karena itulah isi berita media elektronik televisi yang memberi informasi dapat mempengaruhi sikap masyarakat, baik sikap, perilaku, dan hal – hal lainnya. Termasuk dalam hal mempengaruhi kepedulian, kecemasan pemirsa terhadap situasi yang ada. Sikap sendiri terdiri dari kognitif, afektif, dan konatif, sedangkan kecemasan merupakan bagian dari sikap afektif. Seperti yang Universitas Sumatera Utara dikatakan Yuliandri 2000 : 18, salah satu efek dari penerimaan pesan informasi adalah perasaan cemas yang berkaitan dengan efek afektif. Disini peneliti ingin mengetahui efek pemberitaan televisi sebagai salah satu bentuk media massa terhadap kecemasan masyarakat setelah menyaksikan mengenai berbagai kejadianfenomena tertentu. Salah satu fenomena pemberitaan yang menjadi objek penelitian adalah tentang kasus Flu H1N1 Swine Flu. Belum habis pembicaraan masyarakat tentang Flu Singapura, ancaman baru datang dari flu babi H1N1 Swine Flu. Mewabahnya flu babi Swine Flu ini berasal dari Meksiko sejak pertengahan April lalu, dan menjadi hottest issue di berbagai media massa saat ini. Pemerintah Kesehatan Meksiko melansir, menambah dua korban tewas flu A-H1N1 sehingga menjadi 121 orang. Jumlah kasus flu di negara itu menjadi 2.282, meningkat dari 2.059 kasus. Dan di Amerika Serikat AS sendiri telah melampaui Meksiko, dilaporkan sejumlah 3.009 orang yang dites positif tertular virus A-H1N1 di 45 dari 50 negara bagiannya, dengan jumlah 221 kasus kematian. Penyebaran kasus virus flu H1N1 ini juga telah sampai ke Eropa dan Asia. Satu badan kesehatan Eropa, menyatakan 334 kasus baru flu babi A-H1N1 dilaporkan di beberapa negara bagian Eropa. Pusat bagi Pemantauan dan Pencegahan Penyakit Eropa ECDC melaporkan di antara kasus A-H1N1 baru tersebut, 145 kasus dikonfirmasi di Jerman, 159 di Swedia dan 19 di Swiss, sementara sisa 11 kasus dilaporkan di Finlandia, Malta, Polandia dan Slowakia. http:www.detiknews.comread20090712073124116335710tambah-6- jumlah-korban-tewas-di-argentina-jadi-94-orang Universitas Sumatera Utara Sedangkan kasus penularan flu A-H1N1 di Inggris tergolong yang paling parah. Sebanyak 14 warga Inggris yang terinfeksi dilaporkan telah meninggal akibat virus ini. Departemen Kesehatan Inggris menyebutkan bahwa sekarang terdapat 9.718 kasus positif penularan A-H1N1 dan masih ada 335 penderita flu yang dirawat di rumah sakit di seluruh Inggr is. Dengan banyaknya jumlah kasus itu, Inggris kini berada di tempat ketiga kasus flu terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat dan Meksiko. Menurut Direktur Jenderal di Departemen Kesehatan Inggris, meningkatnya penyebaran infeksi flu A-H1N1 dikhawatirkan mendekati tingkat epidemi. Selain di Inggris, jumlah kasus penularan flu A-H1N1 juga meningkat di Thailand. Jumlah kematian akibat flu itu di Thailand dilaporkan menjadi 14 orang dan 146 kasus baru sehingga total jumlah kasus A-H1N1 di Thailand mencapai 3.071 orang. http:www.tvone.co.idberitaview2195720090903334_kasus_baru_flu_h1n1 _dikonfirmasi_di_eropa Karena begitu maraknya pemberitaan tentang kasus flu H1N1 ini tak urung pemerintah dan masyarakat di seluruh dunia siaga satu sekaligus cemas, akankah virus ini menyebar menjadi masalah global seperti halnya saat pandemi flu yang membunuh jutaan orang di seluruh dunia pada tahun 1918,1957 dan 1968. Bahkan badan kesehatan dunia World Health Organization WHO telah menetapkan sebagai kondisi akut atau darurat. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Jenderal WHO Margaret Chan dalam penjelasannya, mengatakan bahwa wabah yang tidak pernah dilihat sebelumnya, virus ini memiliki potensi menyebar keseluruh dunia Pandemi. Universitas Sumatera Utara Flu H1N1 Swine Flu ini salah satu turunan flu Spanyol yang menyebabkan pandemi pada manusia sangat efektif sekitar tahun 1918-1919, yang menyebabkan kematian hampir 100.000 orang lebih. Penyakit ini menunjukkan gejala-gejala, demam lebih dari 39 derajat Celcius, badan nyeri, batuk, sakit tenggorokan, pembengkakan Congestion jalan pernafasan, dan dalam beberapa kasus, muntah dan diare, dan akhirnya bisa menyebabkan kematian. Virus H1N1 ini biasanya hanya terdapat dan menginfeksi babi dan meyebabkan penyakit pada binatang tersebut, namun sekarang dapat ditemukan pada manusia penderita penyakit influenza. Hal itu karena virus tersebut mengalami mutasi dan berubah strain genetiknya dan akhirnya dapat tumbuh dan hidup dalam tubuh manusia, serta menimbulkan penyakit baru, yang kemungkinan lebih ganas dari flu burung. Selanjutnya dapat menyebar baik dari babi ke manusia maupun antar manusia. Sehingga wabah flu babi berpotensi menjadi pandemi dan kecemasan dunia. http:kesehatan.kompas.comreadxml2009071105402869440.tewas.oleh.a- h1n1 Data terakhir WHO menyebutkan virus ini telah menginfeksi sebanyak 168 Negara di dunia, dan 182.166 kasus positif flu A-H1N1 dengan 1.799 kematian angka kematian CFR= 0,98 yang tersebar di semua benua. Untuk jumlah kasus positif Flu A-H1N1 di Indonesia sendiri semakin hari semakin terus meningkat. Data terakhir dari Departemen Kesehatan Depkes menunjukkan jumlah Kumulatif Flu A-H1N1 di Indonesia sampai dengan 23 Agustus 2009 sebanyak 1.005 orang positif tertular flu tersebut, dengan 5 orang di antaranya Universitas Sumatera Utara telah meninggal dunia. Dengan semakin meluasnya penyebaran flu baru H1N1 dituntut peningkatan kegiatan surveilans influenza dalam menghadapi virus flu baru A-H1N1 ini. Untuk jumlah terduga penderita H1N1 di Sumatera Utara sendiri yakni daerah Medan dan sekitarnya sebanyak 21 orang dan salah satu diantaranya adalah warga dari desa Helvetia yang telah menjadi suspect flu H1N1 tersebut . Sebanyak 11 orang dirawat di ruang isolasi RSUP Adam Malik Medan. Dan sembilan orang dikarantina di rumah masing-masing sampai ada pemeriksaan lebih lanjut dari pihak rumah sakit atau departemen kesehatan Sumatera Utara. http:www.depkes.go.idh1n1 Hampir semua media massa dunia, termasuk Indonesia terus diwarnai oleh pemberitaan tentang kasus flu babi atau sekarang disebut Influenza A-H1N1. Banyak pemberitaan khususnya di televisi yang membahas seputar suspect flu A- H1N1 ini, terlebih semenjak penyakit tersebut telah masuk ke Indonesia dan menyerang beberapa warganya. Virus H1N1 ini sebelumnya hanya menjangkiti ternak babi, namun virus tersebut kemudian dapat ditularkan dari babi ke manusia. http:kesehatan.kompas.comreadxml2009070411082242jumlah.terduga.flu. h1n1.menjadi.21.orang Media massa terus gencar melansir berita tentang isu – isu seputar flu H1N1 Swine Flu ini. Mulai dari pola penyebaran virus sampai tentang penderitanya seperti halnya kasus kalangan selebritis, saat kelompok musik dari Elfa’s Music School yang terkena virus influenza A-H1N1 saat ikut festival Paduan Suara Asia di Seoul, Korea Selatan . Universitas Sumatera Utara Dalam pemberitaannya, media massa seakan memiliki agenda untuk merekonstruksi pikiran dan perhatian khalayak kepada sebuah isu tertentu yang diinginkan. Tentu saja, dapat diketahui maksudnya agenda media ini adalah untuk meyakinkan semua orang bahwa flu babi A-H1N1 itu nyata dan ada di sekitar kita. Satu yang diharapkan media adalah bagaimana sikap dan respons dari pemerintah terhadap penyebaran virus flu baru ini agar tidak semakin meluas di masyarakat dan masyarakat dapat lebih paham dan menghindar terhadap penularan flu H1N1 tersebut. Pemerintah telah melakukan berbagai langkah antisipatif, salah satunya pengecekan ke maskapai – maskapai penerbangan, terutama yang berasal dari luar negeri seperti Meksiko, Amerika Serikat, dan negara-negara yang telah tertular flu babi. Selain itu diberitakan, untuk berjaga-jaga pemerintah juga memasang alat deteksi suhu tubuh Thermal Scanner di 10 bandar udara dan pelabuhan Indonesia. Alat yang bisa mendeteksi suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius itu, antara lain dipasang di Medan, Batam, Bali, Makassar, Jakarta, Surabaya, dan Kalimantan Selatan. Seperti otoritas kesehatan pelabuhan Batam juga memasang Body Clean Disinfection Health Quarantine, mesin pembersih virus yang melekat di tubuh para pendatang. http:www.tvone.co.idberitaview1796820090713korsel_evakuasi_83_wni_ peserta_paduan_suara Pemerintah juga telah memperkuat kapasitas Kantor Kesehatan Pelabuhan KKP untuk memantau mobilisasi penduduk dari luar ke dalam negeri dan melakukan deteksi dini penyakit influenza. Pemerintah juga menyiagakan kembali Universitas Sumatera Utara 100 rumah sakit yang sebelumnya dijadikan rujukan penanganan kasus flu burung serta laboratorium – laboratorium pemeriksaan spesimen. Untuk itu peran televisi dalam menyampaikan berita tentang kasus flu H1N1 ini sangatlah penting. Karena berita itu dapat mempengaruhi aktifitas masyarakat, seperti menimbulkan rasa cemas dan takut. Oleh karena itu, fenomena ini menjadi menarik untuk diangkat dalam penelitian ini yaitu ketika realitas sosial yang disampaikan melalui media elektronik televisi dapat menyebabkan kecemasan masyarakat dalam melakukan aktifitas kesehariannya. Media televisi swasta ataupun nasional yang ada di Indonesia sangat banyak dan hampir semua selalu memberitakan tentang kasus flu babi Swine Flu ini. Sedangkan untuk pemilihan daerah lokasi penelitian di Desa Helvetia Kecamatan Sunggal Deli Serdang yaitu karena sebagian besar di daerah tersebut penduduknya memiliki peternakan hewan babi sebagai mata pencaharian mereka. Sehingga dengan kondisi seperti itu dapat menimbulkan kecemasan bagi masyarakat sekitar terutama bagi mereka yang tidak memiliki peternakan. Maka dari uraian latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh terpaan media tentang kasus “Flu H1N1” di televisi terhadap tingkat kecemasan masyarakat di Desa Helvetia Kecamatan Sunggal Deli Serdang Sumatera Utara. http:www.indosiar.comragam79837flu-babi-berpotensi-menjadi-pendemi Universitas Sumatera Utara

I.2. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Terpaan “Reportase Investigasi” Dan Tingkat Kecemasan Ibu Rumah Tangga(StudiKorelasional Tentang Terpaan “Reportase Investigasi” Trans Tv Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Rumah Tangga Di Lingkungan Iv Kelurahan Besar Kecamatan Medan Labuhan)

0 63 106

Analisis Pengaruh Pemekaran Wilayah Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Humbang Hasudutan

6 89 113

Penerapan Analisis Regresi Logistik terhadap Tingkat Kepuasan Masyarakat dalam Pelayanan Pembuatan Kartu Keluarga (Studi Kasus: di Kecamatan Medan Belawan)

60 226 129

Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit Glaukoma Di Puskesmas Sei Agul Kecamatan Medan Barat

7 64 69

Interaksi Desa Kota terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus di Desa Perbatasan)

3 133 99

PENGARUH TINGKAT TERPAAN IKLAN TELEVISI TERHADAP TINGKAT PERCEIVED QUALITY MEREK PENGARUH TINGKAT TERPAAN IKLAN TELEVISI TERHADAP TINGKAT PERCEIVED QUALITY MEREK (Studi Eksplanatif tentang Pengaruh Tingkat Terpaan Iklan Televisi, Sikap Khalayak terhadap

0 4 18

PENGARUH TINGKAT TERPAAN IKLAN LAYANANMASYARAKAT TERHADAP CITRA PENGARUH TINGKAT TERPAAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT TERHADAP CITRA (Studi Eksplanatif tentang Pengaruh Tingkat Terpaan Iklan Layanan Masyarakat Kesatuan Lalu Lintas Polres Sleman di Sepanjang R

0 2 17

PENGARUH TINGKAT TERPAAN IKLAN TELEVISI TERHADAP TINGKAT PERCEIVED QUALITY PENGARUH TINGKAT TERPAAN IKLAN TELEVISI TERHADAP TINGKAT PERCEIVED QUALITY MEREK (Studi Eksplanatif Tentang Pengaruh Durasi Menonton Televisi, Tingkat Terpaan Iklan Televisi, Sika

0 6 15

Hubungan Terpaan Pemberitaan Meledaknya Tabung Gas LPG di Media Massa Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu – Ibu Rumah Tangga di Surabaya (Studi Korelasional Terpaan Pemberitaan Meledaknya Tabung Gas LPG di Media Massa Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu – Ibu Rumah

0 0 128

Hubungan Terpaan Pemberitaan Meledaknya Tabung Gas LPG di Media Massa Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu – Ibu Rumah Tangga di Surabaya (Studi Korelasional Terpaan Pemberitaan Meledaknya Tabung Gas LPG di Media Massa Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu – Ibu Rumah

1 1 26