EFEK KOMUNIKASI MASSA KECEMASAN.

penalaran masyarakat. Siaran televisi menyiarkan acara-acara tersebut secara teratur, misalnya pelajaran bahasa, matematika, ekonomi , politik, dan sebagainya. 3. Fungsi Hiburan The Entertainment Function Sebagai media yang melayani kepentingan masyarakat luas, fungsi hiburan yang melekat pada televisi tampaknya lebih dominan dari fungsi lainnnya. Sebagian besar dari alikasi waktu siaran televisi diisi oleh acara-acara hiburan, seperti lagu-lagu, film cerita, olahraga, dan sebagainya. Fungsi hiburan ini amat penting, karena ia menjadi salah satu kebutuhan manusia untuk mengisi waktu mereka dari aktivitas di luar rumah Effendy, 1994 : 27-30.

II.3. EFEK KOMUNIKASI MASSA

Efek adalah semua jenis perubahan yang terjadi pada seseorang setelah menerima suatu pesan komunikasi dari suatu sumber Wiryanto, 2000. Efek pesan media meliputi efek kognitif, efek afektif, dan efek behaviorial. Efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan. Efek afektif terjadi bila ada perubahan pada perasaan. Efek afektif berkaitan dengan emosi, sikap, atau nilai. Efek behavioral terjadi bila ada perubahan perilaku Rakhmat, 2003 . Selain itu, Effendy 1993 : 318 juga menjelaskan mengenai efek komunikasi massa yang meliputi efek kognitif, efek afektif, dan efek konatif sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara a. Efek Kognitif. Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatifnya bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini membahas tentang bagaimana media dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. b. Efek Afektif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah, benci, kesal, kecewa, penasaran, sayang, cemas, sinis, kecut dan sebagainya. c. Efek Behaviour. Efek behavior merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Behaviour bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha, yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan. Dalam peneIitian ini, kecemasan merupakan merupakan efek afektif yang ditimbulkan oleh pemberitaan mengenai kasus flu H1N1 Swine Flu.

II.4. KECEMASAN.

Salah satu efek dari penerimaan pesan informasi adalah perasaan cemas yang berkaitan dengan efek afektif. Kecemasan merupakan respon subyektif individu terhadap situasi, ancaman, atau stimulus eksternal Yuliandari, 2000:18. Jadi kecemasan merupakan bagian dari sikap afektif. Struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu ; komponen kognitif merupakan Universitas Sumatera Utara representasi apa yang di percayai oleh individu pemilik sikap, komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional, dan komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang Azwar, 2000:24 Mar’at 1981:13-14 dalam bukunya sikap manusia perubahan serta pengukurannya juga sependapat dengan Azwar, bahwa sikap mempunyai tiga komponen antara lain yaitu : 1. Komponen Kognisi. Komponen sikap hubungannya dengan beliefs, ide, dan konsep. Komponen kognisi melukiskan obyek tersebut, dan sekaligus dikaitkan dengan obyek-obyek lain disekitarnya. Hal ini berarti adanya penalaran pada seseorang terhadap obyek mengenai karakteristiknya. Manusia mengamati suatu obyek psikologi dengan kacamatanya sendiri yang diwarnai oleh nilaidari kepribadiannya. Faktor pengalaman, proses belajar atau sosialisasi memberikan bentuk dan struktur terhadap apa yang dilihat. Sedangkan pengetahuannya dan cakrawalanya memberikan arti terhadap obyek psikologi tersebut. Melalui komponen kognisi ini akan timbul ide, kemudian konsep mengenai apa yang dilihat. Berdasarkan nilai dan norma yang dimiliki pribadi seseorang akan terjadi keyakinan belief terhadap obyek tersebut. 2. Komponen Afektif Afeksi. Komponen sikap yang menyangkut kehidupan emosional seseorang. Komponen afeksi yang memiliki sistem evaluasi emosional yang mengakibatkan timbulnya perasaan senangtidak senang, takuttidak takut atau setujutidaksetuju. Dengan sendirinya pada proses evaluasi ini terdapat suatu valensi positif atau Universitas Sumatera Utara negatif. Komponen afeksi menjawab pertanyaan tentang apa yang dirasakansetujutidak setuju. 3. Komponen Konasi Perilaku. Komponen sikap yang merupakan kecenderungan bertingkah laku. Komponen konasi akan menjawab pertanyaan bagaimana kesediaan kesiapan untuk bertindak terhadap obyek. Komponen konasi yang menentukan kesediaan kesiapan jawaban berupa tindakan terhadap obyek. Atas dasar tindakan ini maka situasi yang semula kurangtidak seimbang kembali. Jika situasi ini tidak tercapai, maka individu menolak dan reaksi yang timbul adalah sikap apatis, acuh tak acuh atau menentang sampai ekstrim. Atkinson dan Hilgrad 1993 mendefinisikan kecemasan sebagai suatu keadaan emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai oleh perasaan takut, tercekam, khawatir, dan bingung. Lazarus 1969 membedakan kecemasan dalam dua arti yaitu ; kecemasan sebagai suatu respon dan kecemasan sebagai intervening variabel:

1. Kecemasan sebagai suatu respon.

Merupakan suatu reaksi terhadap pengalaman tertentu, keadaan seseorang tentang apa yang dikatakan, bagaimana ia bertindak dan perubahan fisiologis. Kecemasan sebagai respon merupakan suatu perasaan yang tidak menyenangkan, kebingungan, gelisah, khawatir, dan takut. Perasaan ini berhubungan dengan aspek subyektif dari emosi seseorang. Universitas Sumatera Utara Jenis kecemasan ini meliputi dua bentuk : a. State Anxiety. Gejala ini timbul bila individu dihadapkan pada situasi tertentu. Biasanya lebih disebabkan oleh kondisi stimulus yang khusus, seperti penolakan sosial, kritik, kegagalan dalam ujian, dan ancaman rasa sakit. b. Trait Anxiety. Kecemasan dipandang sebagai sesuatu yang sudah tetap pada diri individu. Artinya, kecemasan itu sendiri mempunyai hubungan dengan kepribadian. Bentuk kecemasan ini merupakan perspektif yang berbeda dari karakteristik disposisional dari individu yang akan bereaksi dalam situasi yang berbeda.

2. Kecemasan sebagai Intervening Variable.

Merupakan suatu kondisi yang mempengaruhi hubungan stimulus respon. Artinya, kecemasan tidak dapat diketahui secara langsung melalui observasi, tetapi hanya dapat diketahui secara tidak langsung dari akibat-akibat yang ditimbulkan. Dalam kehidupan, kecemasan dapat dibedakan menjadi kecemasan normal dan kecemasan patologis. Kecemasan normal merupakan bagian dari keberadaan manusia. Kecemasan normal membantu kita untuk menyelamatkan diri dari bahaya atau mengatasi situasi yang menekan. Kecemasan yang patologis bentuknya lebih berat dari kecemasan normal. Perasaan cemas yang muncul lebih hebat, sering atau berlangsung lebih lama dan dapat menjadi sebuah kebiasaan yang sulit dihilangkan. Dalam penelitian ini, kecemasan yang diteliti adalah kecemasan normal yang termasuk dalam jenis state anxiety dimana masyarakat diperlihatkan tayangan berita mengenai liputan kasus flu H1N1 yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Universitas Sumatera Utara McPhail 2004 mengatakan bahwa beberapa reaksi kecemasan yaitu : a. Timbul gangguan fisik seperti jantung berdebar, berkeringat, otot-otot menegang, tenggorokan kering, gemetar, merasa sakit, pusing, dan lain – lain. b. Sulit berkonsentrasi. c. Merasa khawatir atau ingatan-ingatan yang tidak menyenangkan muncul dalam pikiran. d. Ketakutan yang hebat pada situasi tertentu dan berusaha menghindari situasitersebut. e. Serangan panik yang datang dengan tiba-tiba. f. Gangguan tidur, misalnya mimpi buruk. Tinggi rendahnya kecemasan dipengaruhi oleh sejumlah faktor, antara lain Prabowo, 2005 : 45 : a. Tingkat konsumsi media terpaan media. Tingkat konsumsi media terpaan media berkaitan dengan seberapa seringmengkonsumsi media dan intensitas konsumsi. b. Pengalaman individu Individu yang pernah menjadi korban ataupun saksi akan mengalami tingkat kecemasan yang berbeda dengan yang hanya memperoleh informasi. c. Interaksi individu Interaksi individu dengan keluarga, teman, dan tetangga mempengaruhi tinggi rendahnya kecemasan. Dalam penelitian ini yang diteliti adalah kecemasan normal yang termasuk dalam jenis state anxiety dimana individu dihadapkan oleh informasi-informasi Universitas Sumatera Utara atau berita mengenai kasus penularan virus flu H1N1 di televisi. Penelitian ini juga melihat sejauh mana terpaan media mempengaruhi kecemasan masyarakat.

II.5. TERPAAN MEDIA MEDIA EXPOSURE

Dokumen yang terkait

Terpaan “Reportase Investigasi” Dan Tingkat Kecemasan Ibu Rumah Tangga(StudiKorelasional Tentang Terpaan “Reportase Investigasi” Trans Tv Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Rumah Tangga Di Lingkungan Iv Kelurahan Besar Kecamatan Medan Labuhan)

0 63 106

Analisis Pengaruh Pemekaran Wilayah Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Humbang Hasudutan

6 89 113

Penerapan Analisis Regresi Logistik terhadap Tingkat Kepuasan Masyarakat dalam Pelayanan Pembuatan Kartu Keluarga (Studi Kasus: di Kecamatan Medan Belawan)

60 226 129

Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit Glaukoma Di Puskesmas Sei Agul Kecamatan Medan Barat

7 64 69

Interaksi Desa Kota terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus di Desa Perbatasan)

3 133 99

PENGARUH TINGKAT TERPAAN IKLAN TELEVISI TERHADAP TINGKAT PERCEIVED QUALITY MEREK PENGARUH TINGKAT TERPAAN IKLAN TELEVISI TERHADAP TINGKAT PERCEIVED QUALITY MEREK (Studi Eksplanatif tentang Pengaruh Tingkat Terpaan Iklan Televisi, Sikap Khalayak terhadap

0 4 18

PENGARUH TINGKAT TERPAAN IKLAN LAYANANMASYARAKAT TERHADAP CITRA PENGARUH TINGKAT TERPAAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT TERHADAP CITRA (Studi Eksplanatif tentang Pengaruh Tingkat Terpaan Iklan Layanan Masyarakat Kesatuan Lalu Lintas Polres Sleman di Sepanjang R

0 2 17

PENGARUH TINGKAT TERPAAN IKLAN TELEVISI TERHADAP TINGKAT PERCEIVED QUALITY PENGARUH TINGKAT TERPAAN IKLAN TELEVISI TERHADAP TINGKAT PERCEIVED QUALITY MEREK (Studi Eksplanatif Tentang Pengaruh Durasi Menonton Televisi, Tingkat Terpaan Iklan Televisi, Sika

0 6 15

Hubungan Terpaan Pemberitaan Meledaknya Tabung Gas LPG di Media Massa Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu – Ibu Rumah Tangga di Surabaya (Studi Korelasional Terpaan Pemberitaan Meledaknya Tabung Gas LPG di Media Massa Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu – Ibu Rumah

0 0 128

Hubungan Terpaan Pemberitaan Meledaknya Tabung Gas LPG di Media Massa Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu – Ibu Rumah Tangga di Surabaya (Studi Korelasional Terpaan Pemberitaan Meledaknya Tabung Gas LPG di Media Massa Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu – Ibu Rumah

1 1 26