Perhitungan Biaya Down Time

Tabel 5.17. Perhitungan Biaya Operasi Mesin Threser Lanjutan Tahun Biaya Pemakaian Energi Rp Total Biaya Perawatan Biaya Operasi 2005 16.705.229 40.082.000 56787229 2006 16.963.914 41.134.000 58097914

5.2.3. Perhitungan Biaya Down Time

Down time merupakan kehilangan kesempatan mesin untuk beroperasi karena mesin tersebut rusak atau sedang diperbaiki. Biaya down time dihitung berdasarkan jam reparasi mesin pertahun dibagi dengan jam kerja normal mesin pertahun di kali dengan biaya operator tiap tahun BO Jam kerja normal pertahun besarnya 7200 jam, dihitung berdasarkan jam kerja normal 24 jamhari dikalikan dengan 1 tahun kerja kira-kira 300 hari kerja. Operator mesin Threser ini dibagi dalam 3 shift yang masing-masing shift jumlahnya 1 orang. Tetapi sebelumnya dihitunh terlebih dahulu biaya operator mesin threser dengan rumus sebagai berikut : Biaya operator pertahun = Upah perbulan x Jumlah tenaga kerja x 12 Biaya operator pertahun = 400.000 x 3 x.12 = 14.400.000 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.18. Perhitungan Biaya Operator Mesin Threser Tahun Upah Perbulan Rp Upah Pertahun Rp 1998 400.000 14.400.000 1999 520.000 18.720.000 2000 600.000 21.600.000 2001 700.000 25.200.000 2002 800.000 28.800.000 2003 850.000 30.600.000 2004 900.000 32.400.000 2005 950.000 34.200.000 2006 1.000.000 36.000.000 Biaya down time dihitung dengan persamaan : Bd = jr j k X BO dimana : Bd = Biaya down time. jr = Jam reperasi mesin peralatan j k = Jam kerja normal mesin pertahun. BO = Biaya Operator Untuk perhitungan biaya “down time“ mesin Threser tahun 1998  Jam kerja normal mesin pertahun = 7200 jam Universitas Sumatera Utara  Jam reperasi mesin peralatan = 190 jam  Biaya Operator pertahun =Rp.14.400.000,- Maka   , 000 . 380 . 000 . 400 . 14 . 7200 190 Rp XRp jam jam Perhitungan dimulai dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2006. Demikian juga untuk tahun-tahun selanjutnya, perhitungan biaya down time untuk mesin Threser dilakukan dengan cara yang sama dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.19 berikut : Tabel 5.19. Perhitungan Biaya Down Time Mesin Threser. Tahun Jam reperasi Jam Kerja Normal Biaya Operator Biaya Down Time Pertahun 1998 190 7.200 14.400.000 380.000 1999 196 7.200 18.720.000 509.600 2000 200 7.200 21.600.000 600.000 2001 208 7.200 25.200.000 728.000 2002 224 7.200 28.800.000 896.000 2003 234 7.200 30.600.000 994.500 2004 244 7.200 32.400.000 1.098.000 2005 258 7.200 34.200.000 1.225.500 2006 262 7.200 36.000.000 1.310.000 Universitas Sumatera Utara

BAB VI PEMECAHAN MASALAH

6.1 Perhitungan Nilai Kesetaraan

Setelah biaya operasi dan biaya Down Time diperoleh, biaya-biaya tersebut masih harus disetarakan sehingga nilai-nilai uang untuk tiap tahun sama nilainya. Perhitungan kesetaraan nilai biaya-biaya ini sama seperti perhitungan kesetaraan nilai harga mesin Threser Contoh perhitungan : Biaya operasi mesin tahun 2006 = Rp 58.097.914,- dan inflasi 6,30 . Biaya operasi mesin tahun 2005 = Rp 56.787.229,- dan inflasi 6,50 Biaya operasi mesin tahun 2004 = Rp 51.796.610,- dan inflasi 6,79 Kesetaraan nilai tahun 2006 = Rp 58.097.914,- Kesetaraan nilai tahun 2005 = 1,065Rp 56.787.229 = Rp 58.078.399,- Kesetaraan nilai tahun 2004 = 1,0651,0679Rp 51796610 = Rp 58.008984 Hasil perhitungan kesetaraan nilai biaya operator dan energi mesin Threser dapat dilihat pada Tabel 6.1. Tabel 6.1. Perhitungan Kesetaraan Nilai Biaya Operasi Mesin Threser Tahun Inflasi Current Value Rp Constant valueRp 2006 6,30 58.097.914 58.097.914 2005 6,50 56.787.229 58.078.399 2004 6,79 51.796.610 58.008.984 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Pelaksanaan Manajemen Perkantoran pada PT.Tolan Tiga Indonesia

0 22 56

Akuntansi Pertanggungjawaban Pusat Biaya pada PT. Tolan Tiga Indonesia

0 35 88

Hubungan Kepatuhan Terhadap Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Kecelakaan Kerja Pemanen Sawit di Kebun Perlabian PT. Tolan Tiga (SIPEF) Tahun 2016

5 74 123

Hubungan Kepatuhan Terhadap Kebijakan Kesetan dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Kecelakaan Kerja Pemanen Sawit di Kebun Perlabian PT. Tolan Tiga (SIPEF) Tahun 2016

0 0 15

Hubungan Kepatuhan Terhadap Kebijakan Kesetan dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Kecelakaan Kerja Pemanen Sawit di Kebun Perlabian PT. Tolan Tiga (SIPEF) Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Kepatuhan Terhadap Kebijakan Kesetan dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Kecelakaan Kerja Pemanen Sawit di Kebun Perlabian PT. Tolan Tiga (SIPEF) Tahun 2016

0 0 7

Hubungan Kepatuhan Terhadap Kebijakan Kesetan dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Kecelakaan Kerja Pemanen Sawit di Kebun Perlabian PT. Tolan Tiga (SIPEF) Tahun 2016

0 1 22

Hubungan Kepatuhan Terhadap Kebijakan Kesetan dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Kecelakaan Kerja Pemanen Sawit di Kebun Perlabian PT. Tolan Tiga (SIPEF) Tahun 2016

0 2 4

Hubungan Kepatuhan Terhadap Kebijakan Kesetan dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Kecelakaan Kerja Pemanen Sawit di Kebun Perlabian PT. Tolan Tiga (SIPEF) Tahun 2016

0 1 37

Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Lingkungan Dan Masyarakat Pada PT. Tolan Tiga Indonesia Di Perlabian Estate Kabupaten Labuhanbatu - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 89