Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 1015PBI2008 pasal 2 ayat 1 tercantum bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8 dari aset
tertimbang menurut resiko ATMR, CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko kredit,
penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank PBI,
2008.
2.3.4. Non Performing Loan NPL
Kredit bermasalah problem loan, banyak yang menyamakannnya dengan kredit macet Non Performing Loan. Hal tersebut memang ada benarnya karena
kredit macet adalah bagian dari kredit bermasalah, namun tidak boleh menyatakan bahwa semua kredit bermasalah adalah kredit macet. Jelasnya, kredit bermasalah
dapat diartikan sebagai kredit yang pembayaran kembali utang pokok dan kewajiban bunganya tidak sesuai dengan persyaratan atau ketentuan yang
ditetapkan oleh bank, serta mempunyai resiko penerimaan pendapatan dan bahkan punya potensi untuk rugi.
Dalam menilai proporsi kredit bermasalah terhadap total kredit, maka bank dapat melakukan perhitungan dengan menggunakan rasio Non Performing Loan
NPL. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 330DPNP tanggal 14 Desember 2001, maka perhitungan dan ketentuan perhitungan NPL adalah
sebagai berikut:
NPL = x 100
Kriteria penilaian tingkat kesehatan rasio NPL dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini:
Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Tingkat Kesehatan Rasio NPL
Rasio Predikat
NPL ≤ 5
NPL 5 Sehat
Tidak Sehat
Sumber : SE BI No.623DPNP tanggal 31 Mei 2004
Berdasarkan Tabel 2.1, Bank Indonesia menetapkan nilai NPL maksimum adalah sebesar 5, apabila bank melebihi batas yang diberikan maka bank
tersebut dikatakan tidak sehat.
2.3.5. Net Interest Margin NIM
Berdasarkan ketentuan pada peraturan BI No.52003, Rasio pasar dapat diukur dengan selisih antara suku bunga pendanaan funding dengan suku bunga
pinjaman yang diberikan lending atau dalam bentuk absolute, yang merupakan selisih antara total biaya bunga pendanaan dengan total biaya bunga pinjaman
disebut Net Interest Margin NIM. Rasio ini menunjukkan kemampuan earning assets dalam menghasilkan bunga bersih Rivai, at al 2007:721. Semakin besar
rasio ini maka semakin meningkatnya pendapatan bunga yang diperoleh dari aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemingkinan bank tersebut dalam
kondisi bermasalah semakin kecil. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut SE BI No.623DPNP tanggal 31 Mei 2004:
NIM = x 100
2.3.6. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Pperasional BOPO