2.5. Kerangka Konseptual
Menurut Dendawijaya 2005:119, Return on Asset ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan laba secara keseluruhan. Semakin besar Return On Assets ROA suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai
bank tersebut dengan laba yang besar maka suatu bank dapat menyalurkan kredit lebih banyak, sejalan dengan kredit yang meningkat maka akan meningkatkan
LDR itu sendiri. Pada penelitian Anisa 2010 meneliti bahwa ROA memiliki
pengaruh signifikan terhadap LDR. Menurut Siamat 2005:291, fungsi utama modal yaitu untuk memenuhi
kebutuhan minimum dan untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, misalnya kredit yang diberikan. Semakin besar Capital
Adequacy Ratio CAR maka semakin besar daya tahan bank dalam menghadapi penyusutan nilai harta bank yang timbul karena adanya harta bermasala. Bank
yang memiliki kecukupan modal yang tinggi maka akan meningkatkan kepercayaan diri dalam menyalurkan kredit, sehingga apabila CAR meningkat
maka akan meningkatkan nilai LDR. Non Performing Loan merupakan hilangnya kesempatan memperoleh
pendapatan income dari kredit yang diberikan, sehingga mengurangi laba dan mengurangi kemampuan untuk memberikan kredit. NPL mencerminkan
kemampuan bank dalam mengelola risiko kredit yang timbul dari berbagai kredit masuk yang tergolong kredit bermasalah. Oleh karena itu, semakin besar kredit
bermasalah, semakin kecil kredit yang dapat disalurkan bank pada masyarakat
mengingat risiko kredit yang timbul. Banyaknya kredit bermasalah membuat bank tidak berani meningkatkan penyaluran kreditnya apalagi bila dana pihak ketiga
tidak dapat dicapai secara optimal maka dapat mengganggu likuiditas suatu bank. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa NPL berpengaruh
negatif signifikan terhadap LDR. Hubungan antara Non Performing Loan NPL terhadap Loan to Deposit Ratio LDR dapat pula didasarkan pada hasil penelitian
yang telah ada. Hasil penelitian oleh Nasiruddin 2005 NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap LDR.
Net Interest Margin NIM merupakan rasio yang menggambarkan tingkat jumlah pendapatan bunga bersih yang diperoleh dengan menggunakan aktiva
produktif dalam bentuk kredit yang dimiliki oleh bank. Menurut Rivai 2007:721 Net Interest Margin NIM memiliki pengaruh terhadap intermediasi bank, karena
baik buruknya intermediasi bank akan berdampak pada pendapatan bunga yang akan diperoleh bank. semakin tinggi Net Interest Margin NIM menunjukkan
semakin efektif bank dalam penempatan aktiva produktif dalam bentuk kredit.
Sehingga nilai LDR juga akan meningkat dengan meningkatnya nilai NIM
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO merupakan perbandingan antara beban operasional terhadap pendapatan operasional. Bank
yang nilai BOPO-nya tinggi menunjukkan bahwa bank tersebut tidak beroperasi dengan efisien karena tingginya nilai dari rasio ini memperlihatkan besarnya
jumlah biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh pihak bank untuk memperoleh pendapatan operasional Rivai 2007:722. Semakin rendah BOPO,
berarti semakin efisien kinerja bank tersebut dalam mengendalikan biaya
operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar. Penelitian yang dilakukan Utari bahwa BOPO
berpengaruh signifikan terhadap LDR. Sehingga dapat dikembangkan kerangka konseptual sebagai berikut:
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
2.7. Hipotesis